Pengertian bullying adalah perilaku agresif yang menyebabkan korbannya terluka atau merasa tidak nyaman, baik secara sengaja maupun tidak. Jenisnya pun beragam, mulai dari bullying verbal, agresi relasional, hingga cyberbullying. Untuk mengatasinya, peran orangtua, guru, dan orang-orang di sekitar sangat dibutuhkan.
11 Mei 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Pengertian bullying perlu diketahui orangtua agar anak-anak tidak menjadi korbannya.
Table of Content
Sebagai orangtua, Anda perlu memahami pengertian bullying, jenis-jenis, hingga dampaknya pada anak-anak. Hal ini diperlukan agar anak Anda tidak menjadi korbannya, baik di lingkungan rumah maupun sekolah.
Advertisement
Perlu diketahui, kasus bullying di Indonesia dianggap cukup mengkhawatirkan. Menurut studi dari Programme for International Student Assesment (PISA) pada tahun 2018, 41 persen anak sekolah berusia 15 tahun di Indonesia setidaknya mengalami tindakan bullying beberapa kali dalam waktu satu bulan.
Mungkin tidak semua orang tahu mengenai apa yang dimaksud dengan bullying atau perundungan.
Secara umum, pengertian bullying adalah perilaku agresif yang tidak diinginkan di antara anak-anak (khususnya usia sekolah), yang melibatkan ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan korban.
Sebuah tindakan dapat dikategorikan sebagai perundungan apabila perilaku tersebut sangat agresif dan mencakup:
Perundungan artinya juga bisa dideskripsikan sebagai perbuatan yang dapat membahayakan anak lain, menyebarkan rumor yang merugikan korban, melakukan penyerangan secara fisik atau verbal, hingga mengucilkan anak dari sebuah kelompok secara sengaja.
Selain orangtua, arti bullying di atas juga perlu dipahami oleh anak-anak agar mereka bisa mengetahui atau mengidentifikasi mana tindakan yang termasuk bullying dan tidak.
Setelah memahami apa itu bullying, Anda dan anak-anak juga perlu mengetahui apa bedanya bullying dan bercanda.
Ada kalanya, arti bullying dan bercanda sulit dibedakan karena keduanya dapat bersifat iseng atau mengerjai anak yang menjadi korban. Namun, ada batasan yang sangat jelas antara bullying dan bercanda.
Bercanda dilakukan anak-anak sebagai salah satu cara komunikasi dan bentuk interaksi sosial. Tindakan ini dapat mempererat hubungan pertemanan di antara anak karena mereka bisa tertawa bersama dan menjadi lebih akrab.
Bahkan, sebagian bentuk candaan mungkin hanya dapat dilakukan pada anak-anak yang berteman akrab.
Sementara itu, perbedaan mencolok dengan pengertian bullying adalah tujuan pelaku yang melakukan perundungan karena perasaan benci dan bermaksud menyakiti.
Tujuan melakukan bullying bukanlah untuk membangun hubungan, melainkan untuk mempermalukan dan menyakiti korban sehingga pelakunya merasa lebih hebat.
Namun, perlu diwaspadai walaupun bercanda tidak memiliki tujuan awal buruk, tapi hal yang lucu bagi seorang anak, mungkin tidak menyenangkan bagi anak lainnya.
Ketika candaan yang tidak menyenangkan terus dilakukan berulang kali dan membuat anak lainnya tersakiti, tindakan ini pun bisa berubah menjadi bullying.
Setelah memahami definisi bullying, Anda juga diharapkan mengetahui berbagai dampak bullying pada anak.
Selain korban, dampak negatif bullying juga dapat dirasakan pelaku perundungan hingga mereka yang menyaksikan perundungan.
Tindakan ini kerap dikaitkan dengan dampak negatif pada perkembangan anak, termasuk gangguan kesehatan mental, penggunaan narkoba, depresi, hingga bunuh diri.
Anak korban perundungan dapat mengalami masalah kesehatan fisik, sosial, emosional, mental dan masalah akademik.
Mereka juga bisa merasakan gejala-gejala, seperti depresi, cemas, meningkatnya perasaan sedih, perubahan pola tidur dan makan, serta hilangnya minat untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Tidak jarang korban bullying kemudian melakukan tindakan balasan yang sangat kejam. Masalah ini bahkan dapat bertahan hingga dewasa.
Anak pelaku perundungan dapat terlibat dalam perilaku kekerasan dan berisiko lainnya, di mana perilaku ini bisa terbawa hingga dewasa.
Mereka akan cenderung agresif dan terlibat penyalahgunaan alkohol, narkoba, melakukan tindak pelecehan, perusakan, bahkan melakukan tindakan pidana setelah dewasa.
Anak-anak yang menyaksikan bullying
Baca Juga
Baca Juga
Terdapat bentuk-bentuk bullying yang dapat terjadi di tengah lingkungan pergaulan anak, di antaranya:
Bullying fisik adalah tindakan intimidasi yang dilakukan sebagai usaha mengontrol korban dengan kekuatan yang dimiliki pelakunya.
Contoh bullying fisik, di antaranya menendang, memukul, meninju, menampar, mendorong, dan serangan fisik lainnya.
Ini merupakan jenis bullying yang paling mudah dikenali, dan biasanya orangtua maupun guru lebih peka terhadapnya.
Bullying verbal merupakan jenis perundungan dengan menggunakan kata-kata, pernyataan, dan sebutan atau panggilan yang menghina.
Pelaku perundungan verbal akan terus melakukan penghinaan untuk meremehkan, merendahkan, dan melukai orang lain.
Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa intimidasi verbal dan pemberian nama panggilan yang buruk memiliki konsekuensi serius pada korban dan dapat meninggalkan bekas luka emosional yang dalam.
Jenis-jenis bullying selanjutnya adalah agresi relasional. Agresi relasional adalah tipe perundungan yang dilakukan secara emosional dan kerap luput dari perhatian orangtua dan guru. Padahal tipe perundungan ini tidak kalah berbahaya.
Dalam agresi relasional, pelaku biasanya berusaha menyakiti korban dengan menyabotase status sosial mereka. Contoh perilaku bullying jenis agresi relasional meliputi:
Cyberbullying adalah tindakan perundungan yang terjadi secara online di dunia maya. Ini merupakan tindakan perundungan yang paling jarang disadari oleh orangtua dan guru.
Pelakunya melakukan perundungan dengan cara melecehkan, mengancam, mempermalukan, dan menargetkan korban melalui media online.
Perundungan seksual atau sexual bullying menjadi salah satu jenis-jenis bullying yang perlu diwaspadai.
Perundungan seksual dapat berupa tindakan berulang, berbahaya, dan memalukan yang menargetkan seseorang secara seksual, seperti memanggil seseorang dengan nama yang tak pantas, komentar kasar, gerakan vulgar, sentuhan tanpa persetujuan kedua belah pihak, hingga materi pornografi yang merugikan korban.
Dalam kasus yang lebih parah, perundungan seksual dapat membuka pintu untuk melakukan kekerasan seksual. Anak perempuan sering menjadi sasaran jenis bullying ini, baik oleh anak laki-laki atau anak perempuan lainnya.
Perundungan prasangka atau prejudice bullying adalah macam-macam bullying yang didasari pada prasangka pelakunya terhadap seseorang dari ras, agama, atau orientasi seksual yang berbeda.
Pelaku dari prejudice bullying dapat menargetkan korban yang berbeda dengan mereka. Setelah itu, pelaku akan mengucilkan korban hanya karena memiliki perbedaan tertentu.
Macam-macam bullying ini dapat terjadi di mana saja, mulai dari lingkungan sosial, rumah, sekolah, atau bahkan di dunia maya. Oleh sebab itu, Anda disarankan untuk terus memantau aktivitas anak agar mereka tidak menjadi korban bullying.
Besar kemungkinan seorang anak korban bullying tidak bicara terus terang jika dia mengalami perundungan. Oleh karena itu, sebaiknya Anda mulai lebih peka jika anak-anak menunjukkan perubahan perilaku yang tidak biasa.
Untuk menyelesaikan masalah perundungan, diperlukan kerjasama oleh beberapa pihak, terutama dengan pihak sekolah. Pihak kepolisian juga perlu dilibatkan jika perundungan telah melibatkan kekerasan fisik atau pemerasan.
Terdapat beberapa cara mengatasi bullying yang perlu dipahami oleh orangtua, apa saja?