Pendarahan di otak disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab pendarahan otak, tapi yang paling umum adalah cedera atau trauma kepala.
25 Mei 2022
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Pendarahan otak terjadi akibat pembuluh darah di otak pecah
Table of Content
Pendarahan otak adalah kondisi darurat medis yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah arteri di dalam otak. Pecahnya pembuluh darah dapat menyebabkan darah berkumpul di jaringan otak.
Advertisement
Pendarahan otak perlu ditangani dengan segera. Sebab, jika dibiarkan, perdarahan yang terjadi dapat menekan otak dan mengakibatkan komplikasi serius, seperti matinya sel-sel otak dan bahkan kematian.
Pecahnya pembuluh darah di otak yang mengakibatkan perdarahan termasuk stroke hemoragik.
Sebelum membahas tentang penyebab pendarahan otak, mengetahui jenis-jenisnya akan membantu Anda lebih paham tentang kondisi ini.
Melansir Cleveland Clinic, dokter spesialis bedah saraf atau dokter saraf biasanya mengelompokkan perdarahan otak berdasarkan lokasi terjadinya atau berkumpulnya darah (hematoma). Umumnya, perdarahan terjadi di dalam tengkorak, persisnya bisa di luar jaringan otak (antara tengkorak dan meninges) atau di dalamnya.
Meninges sendiri adalah selaput tipis yang berfungsi melindungi otak. Terdapat tiga lapisan meninges, yaitu dura mater, arachnoid, dan pia mater. Perdarahan dapat terjadi di area mana pun dari ketiga lapisan ini.
Secara detail, beberapa jenis pendarahan otak, antara lain:
BACA JUGA: Stroke Iskemik Paling Sering Muncul, Apa Bedanya dengan Stroke Hemoragik?
Seperti yang telah disinggung di awal, penyebab utama pendarahan otak adalah pecahnya pembuluh darah. Umumnya, pecahnya pembuluh darah disebabkan oleh trauma kepala, seperti kecelakaan atau terjatuh. Beberapa kondisi kesehatan yang berhubungan dengan pembuluh darah juga bisa menyebabkan pembuluh darah pecah dan menyebabkan pendarahan otak.
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan pendarahan di otak, antara lain:
Cedera kepala dapat terjadi karena terjatuh, kecelakaan mobil, cedera olahraga, atau korban kekerasan. Biasanya, pendarahan kepala akibat trauma menyebabkan darah menumpuk di antara tulang tengkorak dan meninges (subdural hematoma).
Meski begitu, perdarahan juga mungkin saja terjadi di dalam jaringan otak (intraserebral).
Mengutip dari jurnal American Heart Association, tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah salah satu penyebab umum seseorang mengalami pendarahan otak, khususnya perdarahan intraserebral.
Selain itu, orang dengan hipertensi umumnya berisiko lebih tinggi untuk mengalami penyumbatan pembuluh darah di otak (stroke iskemik). Stroke iskemik ini dapat berkembang merusak pembuluh darah dan menyebabkannya pecah sehingga terjadilah pendarahan di otak.
Komplikasi stroke iskemik (penyumbatan pembuluh darah) yang berujung pada pecahnya pembuluh darah otak akibat tekanan yang meningkat di dalam pembuluh darah disebut dengan konversi hemoragik (hemorrhagic conversion).
Aneurisma otak adalah penonjolan pembuluh darah di otak akibat melemahnya dinding pembuluh darah. Penyebabnya sendiri hingga kini belum diketahui. Tonjolan ini umumnya sangat rapuh dan mudah pecah.
Saat aneurisma pecah, kondisi ini dapat menyebabkan pendarahan otak, umumnya antara di antara otak dan meninges (perdarahan subarachnoid).
Tumor otak juga jadi salah satu penyebab pendarahan otak. Operasi sering kali dipilih untuk mengatasi masalah perdarahan di otak akibat tumor.
Tumor yang berada di otak mungkin saja menyebabkan tekanan di dalam rongga kepala (intrakranial) meningkat. Tekanan intrakranial yang meningkat dan tekanan akibat tumor itu sendiri dapat menyebabkan pembuluh darah menipis, pecah, dan mengalami perdarahan.
Kelainan pembentukan pembuluh darah vena dan arteri, alias malformasi arteriovenosa, juga bisa menyebabkan perdarahan otak.
Malformasi arteriovenosa terjadi saat terjadi kekusutan pembuluh darah vena dan arteri. Kekusutan ini bisa menyebabkan darah yang seharusnya mengalir dari arteri, mengalir di pembuluh darah vena.
Aliran darah yang seharusnya berada di arteri bisa jadi cukup kuat sehingga dinding pembuluh vena tidak mampu menahan tekanan darah yang ada. Kondisi ini bisa menyebabkan pembuluh darah vena pecah dan mengalami perdarahan di otak.
Penyebab pendarahan otak selanjutnya adalah masalah pembekuan darah. Masalah pembekuan darah ini bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan yang berhubungan dengan gangguan pembekuan darah, seperti trombositopenia atau hemofilia.
Selain itu, konsumsi obat-obatan pengencer darah, seperti clopidogrel, juga bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami pendarahan otak.
Angiopati amiloid serebral adalah kondisi terbentuknya protein yang disebut dengan amiloid di pembuluh darah arteri. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko dan menjadi salah satu penyebab terjadinya pendarahan di otak (stroke hemoragik). Selain perdarahan, risiko demensia juga dapat meningkat akibat kondisi ini.
Usia diyakini sebagai salah satu penyebab terbentuknya protein di pembuluh darah. Kondisi ini lebih umum dialami oleh orang berusia 55 tahun ke atas.
Meski jarang, perdarahan spontan atau tanpa penyebab apa pun bisa juga terjadi di otak dan menyebabkan pendarahan. Jika terjadi di otak, perdarahan lebih umum muncul di cerebral cortex, alias bagian terluar dari otak atau area dalam yang berfungsi untuk komunikasi.
Gejala yang ditimbulkan bisa mirip dengan stroke.
Ciri-ciri pendarahan otak yang dialami seseorang bisa bervariasi tergantung bagian otak mana yang mengalami perdarahan.
Secara umum, gejala pendarahan otak, antara lain:
BACA JUGA: Banyak yang Keliru, Ini Dia Perbedaan Pusing dan Sakit Kepala
Jika mendapatkan penanganan yang tepat, pendarahan otak bisa disembuhkan. Namun, yang perlu diingat, sebagian besar kasus pendarahan otak adalah kasus darurat medis.
Artinya, dibutuhkan penanganan segera untuk mengatasinya. Fokus utama dalam pengobatan pendarahan otak adalah menghentikan perdarahan yang sedang terjadi.
Operasi sering kali dilakukan untuk mengatasi masalah pendarahan otak. Operasi dilakukan untuk menghilangkan darah yang mungkin menumpuk dan mengurangi tekanan otak akibat perdarahan yang terjadi.
Dalam beberapa kasus ringan, pendarahan di otak bisa sembuh tanpa harus melalui operasi. Keputusan untuk operasi atau tidak biasanya didasari pada ukuran, penyebab, usia pasien, dan lokasi terjadinya perdarahan.
Diskusikan dengan dokter Anda terkait metode paling tepat untuk mengatasi penyebab bahkan mencegah terjadinya perdarahan di otak. Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter secara online di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Kista arachnoid adalah kantung berisi cairan yang terletak di dalam kepala atau tulang belakang. Penderita kista ini umumnya tidak merasakan gejala apa pun. Namun, pada sebagian kasus bisa menyebabkan timbulnya gejala.
Tidak ada penyebab pasti dari tumor otak hingga saat ini. Meski demikian, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan peluang seseorang mengalami masalah kesehatan ini. Salah satunya adalah makanan penyebab tumor otak seperti popcorn.
Gaya hidup sehat sangat bermanfaat sebagai cara mencegah stroke, khususnya stroke iskemik. Kenali berbagai gaya hidup sehat yang direkomendasikan untuk mencegah stroke dalam artikel ini.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved