Pendarahan menjelang menopause terkadang terjadi saat fase transisi atau perimenopause. Faktor hormonal pun berperan sangat signifikan. Berikut penyebab lainnya.
2023-03-22 21:00:50
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Perdarahan kerap terjadi menjelang masa menopause
Table of Content
Bagi seorang perempuan, menopause menandai berakhirnya siklus menstruasi. Tandanya adalah mengalami 12 bulan tanpa haid sekalipun. Pendarahan menjelang menopause terkadang terjadi saat fase transisi atau perimenopause. Faktor hormonal pun berperan sangat signifikan.
Advertisement
Lebih jauh lagi, fase perimenopause bisa terjadi berbeda-beda antara satu perempuan dan lainnya. Bisa terjadi hanya beberapa bulan saja hingga 10 tahun. Fluktuasi hormon estrogen dan progesteron di fase ini tak terhindarkan.
Transisi menuju menopause atau perimenopause berdampak pada banyak hal, mulai dari ovulasi hingga siklus menstruasi. Ada beragam gejala yang muncul, bahkan sepertitidak haid tapi negatif ketika melihat hasil testpack.
Selain itu, beberapa hal ini juga terjadi saat perimenopause:
Sangat mungkin seorang perempuan merasakan pendarahan menjelang menopause meski sedang tidak haid. Ini terjadi karena ada perubahan hormonal serta penebalan dinding rahim. Umumnya, pendarahan jelang menopause ini terjadi sebelum atau setelah haid.
Tak kalah penting, jika pendarahan menjelang menopause terjadi secara teratur setiap 2 minggu, bisa jadi tanda ketidakseimbangan hormon. Konsultasikan lebih detil dengan dokter.
Ketika hormon estrogen jauh lebih tinggi ketimbang hormon progesteron, maka dinding rahim akan menebal. Konsekuensinya, luruhan dinding rahim jauh lebih banyak, terkadang saat haid keluar gumpalan darah seperti daging. Istilah medis untuk ini adalah menorrhagia.
Ciri-ciri pendarahan jelang menopause ini adalah:
Baca Juga
Saat haid, warna darah yang keluar bervariasi antara merah hingga cokelat tua jelang berakhirnya siklus. Sementara pada fase perimenopause, tubuh bisa mengeluarkan darah berwarna gelap atau kecokelatan bahkan saat sedang tidak haid sekalipun. Teksturnya bisa berubah mulai dari encer hingga kental.
Jangan sepelekan apabila keluarnya darah gelap ini disertai cairan vagina beraroma tidak sedap atau gatal, bisa jadi indikator infeksi. Konsultasikan segera dengan dokter.
Saat hormon estrogen rendah, artinya dinding rahim lebih tipis. Tentu saja, siklus haid akan menjadi lebih singkat dengan volume darah sedikit pula. Ini umum terjadi pada tahap awal perimenopause, seperti 2-3 hari lebih singkat dibandingkan dengan durasi haid biasanya. Siklusnya pun bisa jadi hanya 2-3 minggu sebelum haid selanjutnya datang.
Di sisi lain, ada juga kemungkinan siklus haid menjadi lebih lama, yaitu lebih dari 38 hari. Korelasinya adalah dengan anovulasi atau siklus ketika seorang perempuan tidak mengalami pembuahan.
Gejala lain jelang menopause adalah siklus haid yang berantakan, lagi-lagi karena fluktuasi hormon. Bahkan, siklus bisa jadi berjarak sangat berjauhan hingga berbulan-bulan. Ketika sudah mengalami 12 siklus tanpa haid sekalipun berturut-turut, artinya telah memasuki fase menopause.
Namun apabila seseorang tidak mengalami haid selama satu atau dua kali saja, ada kemungkinan ovulasi terjadi dan positif hamil. Tanda-tanda kehamilan umumnya disertai dengan mual, morning sickness, perubahan payudara, lebih sering buang air kecil, hingga sensitif terhadap aroma tertentu.
Baca Juga
Tidak ada yang bisa memprediksi kapan perimenopause dimulai. Untuk membantu memantau, ada baiknya menuliskan jurnal atau catatan siklus haid setiap bulannya. Mulai dari kapan haid dimulai, berapa lama durasinya, hingga apakah ada pendarahan di antara siklus.
Ketika ada keluhan yang dirasa mengganggu pada fase perimenopause, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Menometroragia merupakan suatu kondisi dimana terjadinya pendarahan yang berlebihan dan tidak teratur pada atau di antara periode menstruasi bulanan Anda.
Ada perbedaan besar antara obat perangsang wanita dan juga obat “tidur”. Seringkali, obat “tidur” ini disalahgunakan untuk hal yang tak baik. Seperti apa efek dan gejalanya?
Obat kuat herbal khusus pria dianggap bisa meningkatkan performa seks di ranjang. Beberapa di antaranya bawang putih, ginseng merah, ginkgo biloba, maca, hingga saffron.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved