Cara menangani cedera olahraga bisa dilakukan dengan empat langkah, yaitu metode RICE atau rest, cce, compression, dan elevation. Namun jika keempat langkah ini tidak mampu meredakan cedera, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan medis.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
22 Apr 2021
Penanganan cedera olahraga dapat dilakukan antara lain dengan teknik kompresi
Table of Content
Olahraga menjadi kegiatan yang memiliki segudang manfaat bagi kesehatan, tidak hanya secara fisik tetapi juga secara psikis. Namun, kegiatan ini tentu tidak terlepas dari risiko cedera. Jika sudah begini, penanganan cedera olahraga yang tepat pun penting untuk dilakukan.
Advertisement
Apa saja penyebab cedera yang sering terjadi ketika olahraga? Bagaimana langkah-langkah dalam penanganan cedera olahraga maupun pencegahannya? Berikut ini penjelasannya secara lengkap.
Cedera otot yang terjadi ketika olahraga dapat menyebabkan berbagai gejala pada tubuh, mulai dari kemerahan, bengkak, panas, hingga timbul rasa sakit. Gejala tersebut muncul sebagai reaksi tubuh memperbaiki jaringan otot yang rusak. Lalu, bagaimana cara menangani cedera yang tepat?
Cara penanganan cedera olahraga yang paling utama dilakukan adalah dengan menghentikan aktivitas olahraga tersebut. Memaksakan tetap berolahraga saat terjadi cedera malah dapat memperburuk kondisi tubuh.
Lebih lanjut, Indonesia Fitness Trainer Association (APKI) menyatakan bahwa cara penanganan cedera saat olahraga dapat dilakukan dengan metode RICE, yaitu Rest, Ice, Compression, dan Elevation.
Berikut cara menangani cedera otot dengan metode RICE:
Rest berarti mengistirahatkan bagian tubuh yang mengalami cedera. Waktu istirahat tergantung pada berat atau ringannya cedera yang dialami. Istirahat ini bertujuan mencegah bertambah parahnya cedera dan mengurangi aliran darah ke bagian tubuh yang cedera.
Ice berarti menaruh kompres es pada bagian tubuh yang mengalami cedera. Waktu pemberian kompres es ini tidak boleh terlalu lama karena dapat memicu vasodilatasi atau pelebaran pemburuh darah berlebih, serta meningkatnya aliran darah yang dapat menyebabkan bagian cedera terasa panas.
Kompres es ini bertujuan ‘mengunci’ bagian tubuh yang cedera, mengurangi nyeri karena dapat mematirasakan ujung saraf, serta mencegah pembengkakan pada bagian tubuh yang cedera.
Perhatikan hal-hal berikut ini sebelum memberikan kompres es.
Lalu, bagaimana halnya dengan kompres hangat? Kompres hangat dapat mengakibatkan pelebaran pembuluh darah sehingga malah membuat cairan radang masuk kembali ke pembuluh darah.
Namun, kompres hangat bisa ditempelkan dengan beberapa catatan berikut ini.
Compression berarti membalut dan menekan bagian tubuh yang mengalami cedera untuk menghentikan perdarahan dan mengurangi pembengkakan. Pembalutan dapat digunakan dengan kassa atau pembalut tekan elastis.
Saat melakukan pembalutan, pastikan bagian tubuh yang dibalut terasa nyaman. Jadi, jangan sampai balutan terlalu menekan. Penekanan dapat dilakukan dari bawah ke atas. Jika terlalu menekan, akan timbul mati rasa pada bagian ujung cedera dan kulit terlihat pucat.
Elevation berarti meninggikan posisi bagian tubuh yang mengalami cedera dari jantung. Hal ini bertujuan mengurangi aliran darah ke bagian cedera, sehingga meredakan peradangan serta perdarahan, dan aliran darah pun bisa kembali lancar.
Cara penanganan cedera tersebut merupakan pertolongan pertama yang bisa Anda dilakukan saat olahraga. Jika kondisi tidak kunjung membaik, ada baiknya Anda mendatangi pusat pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis, sesuai dengan tingkat cedera yang dialami.
Cedera olahraga merupakan cedera yang terjadi pada tubuh selama kegiatan olahraga. Hal ini dapat terjadi pada siapa saja, tidak hanya anak kecil, orang dewasa bahkan atlet pun memiliki risiko untuk mengalami cedera olahraga.
Pada umumnya, penyebab cedera olahraga dibagi menjadi dua yaitu overuse injury dan traumatic injury. Overuse injury terjadi akibat gerakan berulang yang terlalu banyak dan cepat, sedangkan traumatic injury muncul karena benturan atau gerak tubuh melebihi kemampuannya.
Selain itu, cedera olahraga dapat terjadi akibat tidak melakukan gerakan pemanasan dengan benar sebelum olahraga, intensitas olahraga yang terlalu tinggi, maupun faktor motorik lainnya. Orang yang jarang berolahraga dan salah dalam teknik ketika melakukannya juga memiliki risiko cedera dalam berolahraga.
Baca Juga
Mencegah memang lebih baik daripada mengobati, bukan? Oleh karena itu, sebaiknya Anda memperhatikan hal-hal berikut ini untuk mencegah terjadinya cedera saat olahraga.
Cedera olahraga mungkin saja terjadi pada diri sendiri atau orang terdekat Anda, tanpa mengenal waktu. Oleh karena itu, penanganan cedera olahraga yang tepat dapat sangat membantu dan mencegah perburukan kondisi korban cedera.
Itulah pentingnya memahami tentang penyebab dan cara penanganan cedera olahraga, hingga cara pencegahannya. Jangan lupa untuk selalu berhati-hati dalam beraktivitas. Yuk, share artikel ini agar semakin banyak yang mengetahui cara menangani cedera olahraga!
Untuk mengetahui lebih banyak informasi tentang penanganan cedera olahraga, Anda bisa bertanya langsung kepada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Ditulis oleh Yanita Nur Indah Sari
Referensi
Artikel Terkait
Teknik dasar dalam tenis meja meliputi teknik pegangan (grip), sikap berdiri (stance), dan teknik pukulan (stroke). Teknik ini penting untuk mulai mempelajari tenis meja.
5 Agt 2023
Ada 3 kriteria dasar saat memilih sepatu futsal. Mulai dari peruntukannya, bahan, hingga harga. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
5 Mar 2021
Main catur bukan hanya bisa dilakukan oleh orang dewasa. Bagi anak-anak, aktivitas ini pun dapat menjadi olahraga asah otak yang memiliki segudang manfaat. Bagaimana cara mengajarkannya pada anak?
21 Nov 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved