Pembekuan darah di otak tidak selalu menimbulkan gejala yang khas sehingga kerap dianggap sebagai gejala penyakit lain. Padahal, kondisi ini bisa berbahaya jika tidak segera ditangani. Pembekuan darah di otak dapat diobati dengan sejumlah metode, yakni trombolisis dan trombektomi.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
13 Agt 2021
Sakit kepala berat secara tiba-tiba termasuk salah satu gejala pembekuan darah di otak
Table of Content
Pembekuan darah adalah gumpalan darah yang disebabkan perubahan bentuk darah dari cair menjadi seperti gel atau setengah padat. Kondisi ini dapat terjadi di mana saja, termasuk di otak. Penggumpalan darah di otak umumnya dikenal sebagai stroke, yakni kondisi penyumbatan aliran darah di dalam otak yang dapat mematikan sel-sel otak.
Advertisement
Akan tetapi, tidak semua pembekuan darah dapat menyebabkan stroke. Mari kita kenali lebih jauh seputar pembekuan darah di otak, mulai dari gejala, penyebab, hingga kemungkinan cara untuk mengobatinya.
Dikutip dari American Association of Retired Person (AARP), kasus penggumpalan darah di otak umumnya tidak melibatkan penyumbatan, melainkan berupa perdarahan yang terjadi di luar pembuluh darah otak.
Namun, kondisi ini juga berpotensi membahayakan karena gumpalan darah dapat memberikan tekanan pada otak dan menyebabkan kebingungan. Kondisi yang paling parah bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.
Di sisi lain, ketika gumpalan darah terbentuk di dalam pembuluh darah, kondisi ini menjadi sangat berbahaya dan bahkan mengancam jiwa. Gumpalan darah kecil di otak bahkan dapat menyebabkan stroke iskemik. Oleh karena itu, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke rumah sakit jika mencurigai adanya pembekuan darah di otak.
Penggumpalan darah di otak tidak selalu menimbulkan gejala yang khas. Gejala yang muncul mungkin mirip dengan gejala penyakit lainnya. Kondisi pembekuan darah otak dapat diketahui secara pasti melalui pemeriksaan pencitraan, seperti MRI atau CT scan.
Berikut adalah sejumlah gejala pembekuan darah di otak yang bisa muncul.
Selain itu, tidak semua pembekuan darah di otak dapat menyebabkan stroke. Namun, sebaiknya segera periksakan diri Anda ke dokter jika merasakan gejala-gejala di atas karena kondisi ini bisa sembuh apabila ditangani dengan segera.
Di samping memahami gejalanya, Anda juga perlu mengetahui berbagai kemungkinan penyebab pembekuan darah di otak yang perlu diwaspadai. Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab penggumpalan darah di otak yang bisa terjadi.
Baca Juga
Bekuan darah yang tidak bergerak umumnya tidak berbahaya, tapi bekuan darah yang pecah dan mengalir melalui pembuluh darah bisa macet dan menghalangi aliran darah. Kondisi ini termasuk darurat medis dan membutuhkan pertolongan dengan segera.
Begitu juga jika Anda atau anggota keluarga Anda mengalami stroke. Semakin cepat perawatan dilakukan, semakin tinggi kemungkinan pembekuan darah di otak bisa sembuh dan meningkatkan kemungkinan bertahan hidup.
Ada beberapa jenis pengobatan pembekuan darah di otak, di antaranya:
Penggumpalan darah di otak seperti stroke iskemik sering kali ditangani dengan obat suntik alteplase, yakni jenis obat golongan fibrinolitik darah yang dapat melarutkan gumpalan darah dan mengembalikan aliran darah ke otak.
Prosedur trombektomi dapat menghilangkan pembekuan darah pada arteri besar di otak. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan kateter ke dalam arteri, lalu perangkat kecil dimasukkan melalui kateter ke dalam arteri otak. Alat tersebut dapat mengisap untuk menghilangkan pembekuan darah di otak.
Selain melakukan pengobatan pembekuan darah di otak, dokter dapat memberikan obat-obatan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah di otak lebih lanjut, di antaranya:
Jenis perawatan untuk mengatasi stroke akibat pembekuan darah di otak, tergantung pada jenis stroke yang dialami. Pada stroke iskemik, dokter dapat memberikan obat-obatan pengencer dan pencegah bekuan darah lebih lanjut, trombektomi, atau pembedahan untuk mengurangi tekanan pada otak.
Sementara itu, jika penggumpalan darah di otak menyebabkan stroke hemoragik, dokter dapat memberikan obat-obatan untuk mengurangi perdarahan atau obat untuk menurunkan tekanan darah. Pembedahan juga mungkin diperlukan untuk mengeluarkan kelebihan darah dan memperbaiki pembuluh darah yang telah rusak karena stroke.
Apabila Anda memiliki pertanyaan seputar masalah kesehatan, Anda bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh aplikasi SehatQ sekarang di App Store atau Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Nenti Resna
Referensi
Artikel Terkait
Ada temuan baru yang cukup mengejutkan yang dipublikasikan di American Heart Association, bahwa penyintas stroke 2 kali lipat lebih rentan mencoba bunuh diri atau meninggal akibat percobaan bunuh diri, dibandingkan dengan orang yang belum pernah stroke.
16 Apr 2021
Gaya hidup sehat sangat bermanfaat sebagai cara mencegah stroke, khususnya stroke iskemik. Kenali berbagai gaya hidup sehat yang direkomendasikan untuk mencegah stroke dalam artikel ini.
12 Apr 2019
Selama ini, beredar mitos yang menyebut bahwa badan memar karena kecapean. Padahal, penyebab memar yang paling umum adalah cedera. Selain cedera, beberapa kondisi seperti efek pengobatan, kekurangan vitamin, hingga penyakit tertentu juga dapat memicu munculnya memar pada tubuh Anda.
27 Okt 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved