Tips membesarkan anak ADHD berdasarkan ahlinya meliputi; jujur kepada anak tentang ADHD, tidak mengaitkan ADHD dengan karakter anak, dan tidak menjadikan ADHD sebagai kambing hitam. Anak dengan ADHD juga harus diberikan panduan dan konsekuensi secara bijak jika tidak mengikutinya.
9 Mei 2019
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
ADHD adalah kelainan pada otak yang menyebabkan anak mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi
Seorang ayah memiliki anak laki-laki yang mengidap ADHD. Ia menyadari perbedaan sikap yang ditunjukkan oleh anaknya di sekolah; tidak bisa duduk tenang serta berlarian kesana kemari. Namun, awalnya ia dan istrinya mengira bahwa hal itu adalah tanda kecerdasan dan keingintahuan anaknya, bukan gejala dari kurang memperhatikan, impulsifitas, dan hiperaktif.
Advertisement
Namun, setelah berkonsultasi dengan dokter, barulah ia menyadari bahwa ia memiliki anak dengan ADHD. Mengetahui sulitnya membesarkan anak dengan ADHD, ia pun membagikan pengalamannya kepada orangtua lain yang juga membesarkan anak ADHD.
Lain cerita dengan seorang ibu yang memiliki ADHD dan memiliki anak perempuan (22 tahun) serta anak laki-laki (17 tahun) yang mengidap ADHD juga. Saat anak laki-lakinya didiagnosis pada usia 12 tahun, suaminya mengkhawatirkan kelak anaknya akan diberi "cap" oleh sekitarnya. Anak-anaknya pun mengalami kesulitan di sekolah, sering lupa, dan tidak teratur.
Berikut adalah tips membesarkan anak ADHD berdasarkan pengalaman orangtua dan juga saran dari dokter anak.
Beberapa orangtua mungkin menyembunyikan kelainan anaknya dengan berbagai cara. Salah satunya adalah menyebutkan bahwa obat ADHD yang ia konsumsi adalah "vitamin ajaib".
Perlu disadari bahwa ADHD bukanlah kesalahan anak tersebut. ADHD adalah kelainan pada otak yang menyebabkan anak mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi, menyelesaikan tugas, dan merencanakan masa depannya. Dengan terbuka kepada anak, hal ini dapat mengurangi stigma pada anak.
Patricia O. Quinn, MD, seorang dokter anak di Washington DC, setuju bahwa orangtua lebih baik menjelaskan sebenar-benarnya. Anak perlu mengerti bahwa ini hanyalah merupakan bagian dari dirinya dan hal ini di luar dari kuasa mereka.
Anak dengan ADHD mungkin tidak menunjukkan performa sekonsisten teman sebayanya yang tidak memiliki masalah dengan fokus dan konsentrasi. Perubahan nilai di sekolah yang tidak stabil merupakan hal yang wajar untuk anak ADHD.
Sebenarnya, anak dengan ADHD sangatlah gemilang, mereka tahu apa yang harus dilakukan, tetapi mereka hanya tidak tahu bagaimana cara memulainya, dan mereka cenderung tidak fokus mengerjakan hal tersebut, sehingga banyak orang yang salah mengartikannya.
ADHD memang membuat penyelesaian tugas menjadi lebih sulit, namun anak-anak perlu belajar untuk bertanggung jawab. Sebagai contohnya, mungkin banyak anak yang menganggap bahwa mereka tidak perlu mengerjakan tugas karena mereka memiliki masalah dengan jangka perhatian mereka. Menurut ahli, hal seperti itu tidak dapat dibenarkan.
Bagi anak dengan ADHD, penting bagi mereka untuk memiliki panduan secara verbal atau tertulis. Sebagai contoh, orangtua dapat menempelkan urutan hal-hal yang menjadi tanggungjawab si anak dan juga peraturan di rumah.
Menurut ahli, hadiah itu penting, tapi lebih baik hadiah itu bersifat langsung. Misalnya tambahan waktu menonton TV atau bintang emas yang bisa mereka tukarkan dengan hadiah. Karena anak ADHD memiliki kesulitan merencanakan masa depan, menawarkan mereka sepeda baru untuk nilai yang bagus selama setahun bukanlah cara yang tepat.
Orangtua juga harus jelas mengenai konsekuensi dan harus menegakkannya langsung, secara bijak dan jelas. Mungkin, orangtua akan merasa frustrasi, namun pastikan untuk hindari menghukum mereka karena rasa kecewa dan marah. Hal ini mungkin akan sulit dilakukan untuk orangtua yang juga mengidap ADHD.
Anak dengan ADHD biasanya dibandingkan secara tidak adil dengan sebayanya. Oleh sebab itu, banyak yang menjadi rendah diri dan mengalami depresi.
Menurut Quin, masalah dengan kepercayaan diri pada anak ADHD mulai timbul saat mereka berusia delapan tahun. Banyak remaja yang mengalami ADHD, terutama jika tidak terdiagnosis, merasa tidak bisa berbuat apa-apa dan merasa tidak berdaya.
Seiring perkembangan mereka, anak dengan ADHD pun harus belajar untuk hidup mandiri. Mungkin kebanyakan orang tua dengan anak ADHD cenderung untuk menyelesaikan segalanya untuk anaknya. Sebaiknya, hindari bertindak seperti itu.
Biasakan untuk mendidik anak bersikap mandiri dan menjadi sukses dengan caranya sendiri. Jangan buat mereka merasa bahwa mereka tidak bisa melakukan banyak hal karena kelainan yang mereka miliki dan menganggap bahwa semua hal akan diselesaikan oleh orangtuanya.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
ADHD pada anak dapat ditandai dengan sulit memperhatikan, mudah teralihkan, hingga sering melakukan kesalahan. Penanganan kondisi ini dapat dilakukan melalui psikoterapi dan pemberian obat-obatan.
Kelebihan penderita ADHD untuk bertahan hidup perlu diapresiasi. Selama ini, ADHD sering diasosiasikan dengan perilaku anak hiperaktif dan sulit dikendalikan.
ADHD dewasa mungkin jarang Anda dengar karena biasanya kondisi ini identik dengan perilaku anak-anak yang sulit fokus dan konsentrasi. Gejala ADHD pada orang dewasa antara lain sulit fokus, impulsif, dan hidup tidak teratur.
Diskusi Terkait di Forum
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved