Mastitis adalah infeksi payudara yang sering terjadi pada wanita menyusui. Mastitis juga bisa terjadi saat saluran ASI tersumbat akibat adanya luka pada puting, penggunaan bra yang terlalu ketat, hingga frekuensi menyusui yang tidak teratur. Gejalanya bisa berupa bengkak pada payudara, muncul nanah dari puting, hingga nyeri.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
26 Mei 2022
Mastitis adalah infeksi pada payudara yang disebabkan oleh bakteri
Table of Content
Mastitis merupakan salah satu penyakit pada payudara yang kerap terjadi pada perempuan, terutama ibu menyusui. Penyebab utamanya adalah bakteri dan tersumbatnya saluran ASI. Saat mengalami mastitis, Anda bisa merasakan nyeri dan bengkak pada payudara hingga terlihat keluarnya nanah dari puting. Meski begitu, perempuan yang tidak sedang menyusui dan pria juga bisa terserang mastitis.
Advertisement
Kondisi ini bisa sembuh dengan baik selama dirawat dengan penanganan yang sesuai. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai mastitis yang perlu Anda tahu.
Berikut merupakan beberapa penyebab mastitis yang umum terjadi:
Mastitis sering disebut sebagai infeksi payudara karena kondisi ini bisa terjadi saat ada bakteri yang dikenal dengan nama Staphylococcus dan Streptococcus, masuk ke payudara dan memicu berbagai gangguan.
Bakteri ini biasanya menginfeksi jaringan payudara melalui luka pada puting ataupun saluran ASI. Mulut bayi dan permukaan kulit payudara menjadi tempat asal bakteri ini dapat masuk ke puting.
ASI yang mengendap di dalam saluran air susu dapat menyebabkan penyumbatan. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi infeksi payudara.
Selain dua hal tersebut, beberapa faktor berikut ini juga dapat meningkatkan risiko mastitis terjadi.
Mastitis adalah infeksi payudara yang sering terjadi pada wanita menyusui, terutama pada tiga bulan pertama setelah melahirkan. Mastitis pada ibu menyusui biasanya terjadi di salah satu payudara dan gejalanya bisa bertambah parah dengan cepat. Keluhan yang akan Anda rasakan bisa berupa:
Selain peradangan payudara, penyakit mastitis juga dapat disertai gejala yang menyerupai flu. Misalnya, nyeri di seluruh tubuh, demam tinggi, menggigil, dan mudah lelah.
Baca Juga: Gejalanya Mirip, Ini Beda Abses Payudara dan Mastitis
Untuk mendapatkan penanganan yang optimal, Anda sebaiknya mengunjungi dokter ketika mengalami gejala mastitis. Selain itu, ada juga perawatan rumahan yang akan membantu mempercepat penyembuhan kondisi ini.
Ada dua jenis obat yang biasanya digunakan untuk mengobati mastitis, yaitu:
Mastitis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, sehingga untuk menyembuhkannya diperlukan antibiotik. Dokter biasanya akan meresepkan antibiotik untuk 10 hari. Pastikan Anda mengonsumsi obat sesuai aturan hingga benar-benar habis meski gejala sudah mereda.
Pasalnya, jika antibiotik tidak dikonsumsi sesuai aturan, maka risiko mastitis kembali kambuh akan semakin besar.
Salah satu gejala mastitis adalah nyeri. Untuk mengatasinya, dokter biasanya akan meresepkan obat pereda nyeri seperti paracetamol dan ibuprofen. Jika Anda ibu menyusui, jangan mengonsumsi obat pereda nyeri sembarangan tanpa saran dari dokter karena beberapa obat bisa bercampur ke ASI dan memberikan efek berupa gangguan kesehatan pada bayi.
Selain dengan obat, Anda juga bisa melakukan beberapa langkah pengobatan mastitis di rumah, seperti berikut ini:
BACA JUGA: Beragam Cara Mengatasi Payudara Bengkak ketika Menyapih
Mastitis bisa dicegah. Berikut ini langkah-langkah yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko terkena mastitis:
Baca Juga
Mastitis adalah gangguan yang umum terjadi dan bisa sembuh dengan baik selama Anda melakukan pengobatan yang tepat. Namun pada beberapa kasus, gejala yang dikira sebagai mastitis ternyata juga mengarah ke kondisi yang lebih parah seperti kanker payudara tipe inflamasi (inflammatory breast cancer).
Kanker payudara jenis invasif ini jarang ditemukan dengan kemungkinan hanya sebesar satu hingga lima persen dari seluruh kasus kanker payudara yang terjadi.
Berbeda dengan kanker payudara jenis lain, penderita kanker payudara tipe inflamasi seringkali tidak merasakan adanya benjolan. Gejala-gejala umum yang mungkin terasa cukup mirip dengan gejala mastitis, seperti:
Penyakit mastitis lebih banyak dialami oleh wanita berusia muda, terutama yang sedang berada dalam masa menyusui. Sedangkan kanker payudara tipe inflamasi umumnya terjadi pada wanita dengan usia lebih tua.
Pada mastitis, kemerahan, bengkak, dan nyeri payudara disebabkan oleh peningkatan sel darah putih dan bertambahnya sirkulasi darah menuju payudara. Sementara pada kanker payudara tipe inflamasi, gejala muncul akibat sel-sel kanker yang menghambat pembuluh limfatik pada kulit payudara.
Berdasarkan perbedaan penyebab dari gejala tersebut, penyakit mastitis dan kanker payudara dapat dibedakan berdasarkan respons tubuh terhadap pemberian terapi antibiotik.
Pada mastitis, Anda akan merasa lebih baik setelah mengonsumsi antibiotik untuk beberapa waktu. Gejala juga seharusnya menghilang paling lambat dalam waktu lima minggu. Namun pada kanker payudara tipe inflamasi, gejala tidak mengalami perbaikan.
Sering kali pemberian ASI menjadi terhambat akibat mastitis. Namun, Anda tidak boleh berhenti memberikan ASI untuk si kecil agar kebutuhan nutrisinya tetap terpenuhi. Dalam mengobati mastitis, Anda juga dapat mengompres payudara menggunakan air hangat untuk meredakan nyerinya.
Terjadinya gejala penyakit mastitis saat Anda tidak menyusui merupakan pertanda agar Anda lebih waspada. Selain itu jika terdapat tanda kanker secara umum berupa berat badan turun tanpa sebab, kelemahan dan nyeri yang tidak biasa. Dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan, seperti ultrasonografi (USG) atau mamografi, untuk memastikan apakah terdapat penyebab selain infeksi.
Bila Anda khawatir pada kondisi penyakit mastitis yang Anda alami, konsultasikan dengan dokter. Dengan ini, dokter akan memberikan diagnosis yang tepat dan menentukan apakah Anda perlu menjalani pemeriksaan kanker payudara atau tidak. Pengobatan diperlukan untuk mencegah kondisi semakin memburuk.
Advertisement
Ditulis oleh Giovanni Jessica
Referensi
Artikel Terkait
Ibuprofen untuk ibu menyusui tergolong aman dikonsumsi asalkan Anda tidak sedang sakit maag atau menderita asma. Selain itu, penting untuk mengonsumsinya sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
30 Sep 2020
Ibu menyusui boleh makan pedas. Malahan, ibu menyusui yang makan pedas, selama tidak berlebihan, baik untuk memperkenalkan beragam rasa makanan pada bayi.
18 Okt 2023
Payudara yang keras dan terlihat bengkak bisa disebabkan oleh engorgement, perubahan hormon menjelang menstruasi, infeksi, dan tumor payudara.
14 Agt 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved