Memakai sepatu heels tinggi untuk waktu lama bisa memicu perubahan postur tubuh, gangguan tulang dan sendi, hingga masalah keseimbangan. Untuk mencegahnya, gunakan bantalan ekstra pada sepatu high heels yang digunakan dan pilih sepatu yang memiliki hak lebih tebal.
5 Jul 2022
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Sepatu high heels bisa mengubah postur tubuh
Table of Content
Banyak wanita senang mengenakan sepatu hak tinggi atau high heels. Jenis alas kaki ini membuat tubuh terlihat lebih tinggi, betis lebih jenjang, dan lebih seksi. Sayangnya, demi mendapatkan penampilan menarik tersebut, pengguna sepatu hak tinggi seringkali harus mengorbankan kenyamanan dan berisiko mengalami keluhan-keluhan fisik yang bisa berkelanjutan.
Advertisement
Tidak semua sepatu yang memiliki hak disebut sebagai high heels. Umumnya, sepatu disebut sebagai sepatu heels tinggi jika haknya mencapai 7 cm atau lebih. Sepatu dengan hak hingga 6 cm disebut sebagai medium heel, sedangkan hak dengan tinggi antara 2-4 cm disebut sebagai low heels. Sepatu dengan hak di bawah 2 cm disebut sebagai flat heels.
Sementara itu, jika dibagi berdasarkan model, sepatu heels tinggi dibagi menjadi banyak jenis, beberapa di antaranya adalah:
Menggunakan sepatu high heels untuk acara-acara tertentu saja memang tidak ada salahnya. Namun, jika terlalu sering, kebiasaan ini bisa menimbulkan beberapa keluhan fisik dan gangguan kesehatan. Apalagi, jika sepatu high heels digunakan dalam jangka waktu lama:
Berikut ini beberapa masalah kesehatan yang bisa timbul akibat penggunaan sepatu hak tinggi:
Mengenakan sepatu hak tinggi membuat kaki Anda berada dalam posisi terentang ke arah bawah. Karena itu, tekanan pada telapak kaki bagian depan juga akan sangat tinggi. Posisi ini tentu memengaruhi keseimbangan tubuh saat berdiri.
Karena posisi kaki condong ke depan, tubuh bagian atas akan condong ke belakang supaya bisa seimbang saat berdiri. Postur tubuh yang lurus secara natural pun berubah.
Semakin tinggi hak sepatu Anda, perubahan postur tubuh akan semakin jelas pula. Tubuh akan lebih melengkung di area punggung bawah.
Cara berjalan yang normal adalah kaki menapak dari tumit ke arah depan telapak kaki kemudian menjejak dengan jari-jari kaki.
Namun penggunaan sepatu heels tinggi akan membuat telapak kaki meregang ke depan dan menahan beban tubuh. Akibatnya, proses menjejak menjadi tidak sempurna.
Berjalan menggunakan sepatu hak tinggi akan membuat otot fleksor panggul meregang melebihi normal dan lutut lebih menekuk. Otot-otot di sekitar lutut pun harus bekerja lebih keras.
Bila otot fleksor panggul bekerja terlalu keras dalam waktu lama, otot-otot akan memendek dan menjadi lebih kaku. Ketika otot ini lebih pendek, tulang punggung di bagian panggul akan lebih keras tertarik oleh otot dan muncul keluhan sakit pinggang atau nyeri punggung bawah.
Sedangkan posisi lutut yang lebih menekuk saat memakai sepatu hak tinggi, akan menyebabkan tulang kering miring ke arah dalam supaya tubuh tetap seimbang. Dalam jangka waktu lama, posisi ini bisa menimbulkan kompresi pada lutut bagian dalam yang berisiko memicu gangguan osteoarthritis.
Berjalan dengan sepatu heels tinggi model stiletto ibarat berjalan di atas balok keseimbangan. Penggunanya mesti lihai menyeimbangkan tubuh sambil mencari pijakan yang tepat di atas permukaan jalan yang dilalui. Sayangnya, cukup banyak pengguna sepatu ini yang gagal melakukannya.
Riset dari University of Alabama di Amerika Serikat menemukan bahwa terdapat ratusan ribu kasus cedera di unit gawat darurat (UGD) yang berkaitan dengan jatuh serta terkilir saat berjalan dengan sepatu hak tinggi atau stiletto.
Dalam jangka waktu lama, tekanan berlebih pada bagian depan kaki saat menggunakan sepatu high heels bisa memicu masalah kesehatan. Contohnya, bunion alias tulang yang menonjol pada pangkal sendi jempol kaki.
Gangguan lain yang berisiko muncul adalah neuroma, yaitu penebalan jaringan di sekitar saraf jari-jari kaki. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa nyeri atau mati rasa pada jari-jari kaki.
Deformitas pun bisa terjadi akibat sering menggunakan sepatu hak tinggi dalam jangka waktu lama. Contohnya, deformitas pada sendi jari-jari kaki bernama hammertoe maupun pemendekan tendon achilles.
Sementara posisi jari-jari kaki yang tertekan dan berhimpitan saat memakai sepatu hak tinggi juga bisa menimbulkan gangguan ringan. Misalnya, kulit lecet, melepuh, atau kapalan.
Untuk menghindari masalah-masalah tersebut, Anda perlu mengenakan sepatu hak tinggi dengan cerdas. Jangan sampai keinginan untuk tampil canti justru mengorbankan kesehatan Anda.
Menggunakan sepatu high heels bisa membuat posisi tulang belakang terpaksa harus berubah, sehingga dalam jangka panjang akan menyebabkan sakit punggung. Jika Anda harus menggunakan sepatu hak tinggi sepanjang hari, maka sesekali cobalah untuk mencondongkan tubuh ke depan untuk mengurangi tekanan di tulang belakang, sehingga risiko terjadinya sakit punggung kronis bisa berkurang.
Baca Juga
Hal-hal yang bisa Anda lakukan saat mengenakan sepatu heels tinggi agar terhindar dari masalah kesehatan meliputi:
Kenakan sepatu hak tinggi yang betul-betul pas di kaki Anda. Sepatu yang sedikit kebesaran akan membuat kaki merosot ke arah depan dan menimbulkan tekanan lebih besar serta rasa sakit pada bagian depan telapak kaki.
Berikan bantalan tambahan pada bagian dalam sepatu hak tinggi. Bantalan ini dapat membantu dalam menyerap hentakan dan beban berat tubuh sekaligus mengurangi rasa sakit di telapak kaki.
Daripada stiletto, Jenis hak sepatu ini akan membantu dalam mengatur keseimbangan tubuh dengan lebih baik saat Anda berjalan dan mengurangi tekanan pada bagian depan telapak kaki.
Jenis sepatu high heels ini akan memberikan ruang lebih pada jari-jari kaki Anda. Dengan ini, risiko gangguan kesehatan pada jari kaki bisa berkurang.
Bagi penggemar sepatu hak tinggi, Anda tidak perlu sepenuhnya berhenti mengenakan model sepatu ini. Anda bisa menerapkan tips yang tepat agar kesehatan kaki tetap terjaga.
Tidak lupa, waspadailah jika muncul keluhan-keluhan kesehatan tertentu yang mungkin berasal dari penggunaan sepatu hak tinggi. Hentikan memakai sepatu ini untuk sementara sampai keluhan berkurang.
Apabila gangguan kesehatan tersebut terus berlanjut, konsultasikan dengan dokter. Dengan ini, penyebabnya akan diketahui dan penanganan yang tepat bisa dilakukan.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Ukuran kaki ibu hamil berubah adalah kondisi yang wajar terjadi. Perubahan ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, mulai dari bertambahnya berat badan, perubahan hormon, pertumbuhan rahim, hingga peningkatan retensi cairan.
Penyebab kaki kram saat tidur yang utama adalah posisi kaki saat berbaring. Maka dari itu, penting mengetahui cara mengatasi kram kaki yang tepat yaitu dengan melakukan peregangan otot
Gerakan latihan untuk plantar fasciitis antara lain peregangan betis, rolling stretch, hingga mengambil kelereng dengan menggunakan jari kaki. Tak hanya itu, beberapa perawatan rumahan seperti mengompres kaki memakai es, konsumsi obat pereda nyeri, dan memijat lengkungan telapak kaki juga dapat membantu mengatasi plantar fasciitis.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved