Pasif-agresif adalah perilaku penyingkapan perasaan negatif secara tersirat dan bukannya menyampaikan langsung dengan terbuka. Perilaku pasif-agresif sering membuat orang lain bingung dan berisiko merusak hubungan personal.
2023-03-30 08:02:51
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Perilaku pasif agresif berdampak buruk terhadap hubungan percintaan.
Table of Content
Istilah “pasif-agresif” tentu sudah sering Anda dengar. Entah itu di lingkungan pekerjaan, pertemanan, atau mungkin Anda sering dituduh berindak-tanduk pasif-agresif. Sebenarnnya, apa itu pasif-agresif? Apa ciri-cirinya?
Advertisement
Pasif-agresif adalah perilaku pengungkapan perasaan kecewa atau marah secara tersirat dan bukannya disampaikan langsung secara terbuka. Orang dengan perilaku ini tidak berani untuk mengekspresikan emosi-emosi negatifnya serta memiliki ketidaksesuaian antara ucapan dan tingkah lakunya.
Perilaku pasif agresif sebenarnya bukanlah gangguan mental yang berdiri sendiri. Namun, perilaku ini dapat menjadi gejala gangguan kejiwaan tertentu. Individu dengan perilaku pasif-agresif berisiko sulit menjaga hubungan baik dengan orang lain, termasuk di lingkungan pekerjaan, persahabatan, dan percintaan.
Perilaku pasif-agresif dapat ditunjukkan dalam beragam cara dengan bermacam skenario. Misalnya, dalam hubungan percintaan, seseorang seringkali mengatakan bahwa ia tidak marah pada pasangan.
Namun, perkataan tersebut tidak sesuai dengan perilakunya yang menutup komunikasi dan menolak untuk membicarakan masalahnya lebih lanjut. Hal ini tentu berimbas pada risiko rusaknya hubungan asmara.
Dalam lingkungan pekerjaan, orang dengan perilaku pasif-agresif juga kerap menunda-nunda tugas yang diberikan atasan atau kolega. Alih-alih terbuka menyampaikan bahwa ia terlalu kewalahan dengan pekerjaan yang sudah ada, karyawan tersebut lebih memilih untuk diam, menunda-nunda, dan mengumpulkan tugas di detik-detik terakhir secara sengaja.
Pada dasarnya, pasif-agresif ditandai dengan ketidaksesuaian antara ucapan dengan perilakunya. Berikut ini tanda-tanda pasif-agresif yang bisa diperlihatkan seseorang.
Perilaku pasif-agresif cukup umum ditunjukkan oleh banyak individu. Berikut ini berbagai penyebabnya.
Faktor lingkungan dan asuhan sejak kecil dipercaya menjadi salah satu penyebab perilaku pasif-agresif. Perilaku ini bisa ditunjukkan seseorang dari hasil asuhan keluarga yang tidak mendorong anak untuk mengekspresikan perasaan secara terbuka.
Pola asuh ini membuat individu dengan perilaku pasif-agresif merasa tidak diizinkan untuk mengutarakan amarah dan frustrasinya, sehingga malah mengalirkannya secara pasif padaorang lain.
Situasi yang spesifik dapat menjadi penyebab perilaku pasif-agresif seseorang. Misalnya, saat berada dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk bersikap, individu pasif-agresif akan terpaksa mengalirkan frustrasinya dengan tersirat. Kondisi tersebut termasuk yang terjadi di lingkungan pekerjaan dan lingkungan keluarga.
Faktor internal seseorang juga dapat memicu perilaku pasif-agresif. Karena bersikap terbuka cenderung sulit dan menantang bagi beberapa orang, mereka akan memilih untuk mencari “jalan pintas”. Alih-alih mengonfrontasi orang yang memicu rasa kekecewannya, ia akan memilih untuk memperlihatkannya dengan tersirat.
Baca Juga
Pasif-agresif berisiko merusak hubungan personal dan profesional. Untuk mengatasinya, tips berikut ini bisa dicoba untuk mengendalikan perilaku tersebut.
Perilaku pasif-agresif dapat menjadi parah atau memang menjadi gejala gangguan mental tertentu. Dengan demikian, apabila sangat sulit untuk mengendalikan sikap destruktif ini, Anda sangat disarankan untuk menemui psikolog dan psikiater.
Psikolog atau psikiater dapat mengidentifikasi perilaku pasif-agresif dan memberikan pendampingan untuk mengendalikan dan memperbaikinya. Terapis juga dapat membantu untuk memahami amarah dan pandangan rendahnya harga diri, yang memang berisiko memicu perilaku pasif-agresif.
Terapi bersama ahli kejiwaan juga akan membantu Anda untuk menciptakan strategi coping, untuk mengendalikan perilaku ini dengan cara yang lebih sehat, bagi diri sendiri dan orang lain.
Pasif-agresif adalah perilaku penyingkapan perasaan secara tersirat yang bisa berbahaya untuk diri sendiri dan relasi sosial.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang perilaku pasif-agresif dan cara mengendalikannya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Merasa jenuh, bingung, kewalahan, hingga sakit kepala adalah beberapa emosi dan gejala yang mungkin muncul ketika mengalami burnout, terlebih di masa pandemi. Kenali cara mengatasinya.
Biblioterapi adalah terapi psikologi dengan menggunakan buku atau bacaan sebagai jembatan. Dari sini, klien diharapkan terbantu memahami apa yang dirasakan. Literatur yang dipilih dapat memberikan informasi, dukungan, serta panduan dengan cara membaca buku dan cerita.
Naif artinya terlalu polos dan lurus terhadap sesuatu. Orang yang terlalu naif terkadang mudah dipengaruhi dan dimanfaatkan orang lain. Ini cara mengatasinya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved