logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kesehatan Mental

Pasif-Agresif Bikin Orang Lain Bingung, Kenali Ciri-cirinya

open-summary

Pasif-agresif adalah perilaku penyingkapan perasaan negatif secara tersirat dan bukannya menyampaikan langsung dengan terbuka. Perilaku pasif-agresif sering membuat orang lain bingung dan berisiko merusak hubungan personal.


close-summary

2023-03-30 08:02:51

| Arif Putra

Ditinjau oleh dr. Reni Utari

Sikap pasif agresif berisiko merusak hubungan dengan pasangan.

Perilaku pasif agresif berdampak buruk terhadap hubungan percintaan.

Table of Content

  • Mengenal pasif-agresif dan contohnya
  • Ciri-ciri orang pasif-agresif
  • Apa penyebab perilaku pasif-agresif?
  • Tips mengendalikan perilaku pasif-agresif
  • Berkonsultasi ke ahli kejiwaan
  • Catatan dari SehatQ

Istilah “pasif-agresif” tentu sudah sering Anda dengar. Entah itu di lingkungan pekerjaan, pertemanan, atau mungkin Anda sering dituduh berindak-tanduk pasif-agresif. Sebenarnnya, apa itu pasif-agresif? Apa ciri-cirinya?

Advertisement

Pasif-agresif adalah perilaku pengungkapan perasaan kecewa atau marah secara tersirat dan bukannya disampaikan langsung secara terbuka. Orang dengan perilaku ini tidak berani untuk mengekspresikan emosi-emosi negatifnya serta memiliki ketidaksesuaian antara ucapan dan tingkah lakunya.

Mengenal pasif-agresif dan contohnya

Perilaku pasif agresif sebenarnya bukanlah gangguan mental yang berdiri sendiri. Namun, perilaku ini dapat menjadi gejala gangguan kejiwaan tertentu. Individu dengan perilaku pasif-agresif berisiko sulit menjaga hubungan baik dengan orang lain, termasuk di lingkungan pekerjaan, persahabatan, dan percintaan.

no caption
Perilaku pasif agresif berisiko merusak hubungan dengan pasangan.

Perilaku pasif-agresif dapat ditunjukkan dalam beragam cara dengan bermacam skenario. Misalnya, dalam hubungan percintaan, seseorang seringkali mengatakan bahwa ia tidak marah pada pasangan.

Namun, perkataan tersebut tidak sesuai dengan perilakunya yang menutup komunikasi dan menolak untuk membicarakan masalahnya lebih lanjut. Hal ini tentu berimbas pada risiko rusaknya hubungan asmara.

Dalam lingkungan pekerjaan, orang dengan perilaku pasif-agresif juga kerap menunda-nunda tugas yang diberikan atasan atau kolega. Alih-alih terbuka menyampaikan bahwa ia terlalu kewalahan dengan pekerjaan yang sudah ada, karyawan tersebut lebih memilih untuk diam, menunda-nunda, dan mengumpulkan tugas di detik-detik terakhir secara sengaja.

Ciri-ciri orang pasif-agresif

Pada dasarnya, pasif-agresif ditandai dengan ketidaksesuaian antara ucapan dengan perilakunya. Berikut ini tanda-tanda pasif-agresif yang bisa diperlihatkan seseorang.

  • Mudah tersinggung
  • Perilaku tidak menyenangkan
  • Menunda-nunda pekerjaan atau menjadi pelupa
  • Melakukan tugas dengan tidak efisien
  • Berperilaku sinis
  • Menunjukkan sikap permusuhan
  • Keras kepala
  • Menyalahkan orang lain
  • Mengeluh karena merasa tidak dihargai
  • Menunjukkan ketidaksukaan atas permintaan orang lain
  • Sering mengkritik atau memprotes

Apa penyebab perilaku pasif-agresif?

Perilaku pasif-agresif cukup umum ditunjukkan oleh banyak individu. Berikut ini berbagai penyebabnya.

1. Pola asuh

Faktor lingkungan dan asuhan sejak kecil dipercaya menjadi salah satu penyebab perilaku pasif-agresif. Perilaku ini bisa ditunjukkan seseorang dari hasil asuhan keluarga yang tidak mendorong anak untuk mengekspresikan perasaan secara terbuka.

Pola asuh ini membuat individu dengan perilaku pasif-agresif merasa tidak diizinkan untuk mengutarakan amarah dan frustrasinya, sehingga malah mengalirkannya secara pasif padaorang lain.

2. Situasi tertentu yang spesifik

Situasi yang spesifik dapat menjadi penyebab perilaku pasif-agresif seseorang. Misalnya, saat berada dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk bersikap, individu pasif-agresif akan terpaksa mengalirkan frustrasinya dengan tersirat. Kondisi tersebut termasuk yang terjadi di lingkungan pekerjaan dan lingkungan keluarga.

3. Menghindari konfrontasi

Faktor internal seseorang juga dapat memicu perilaku pasif-agresif. Karena bersikap terbuka cenderung sulit dan menantang bagi beberapa orang, mereka akan memilih untuk mencari “jalan pintas”. Alih-alih mengonfrontasi orang yang memicu rasa kekecewannya, ia akan memilih untuk memperlihatkannya dengan tersirat.

Baca Juga

  • Nephophobia: Phobia Langka yang Membuat Anda Takut Terhadap Awan
  • 5 Manfaat Nonton Drama Korea untuk Kesehatan Mental
  • 3 Jenis Gangguan Bipolar dan Perawatannya

Tips mengendalikan perilaku pasif-agresif

no caption
Usahakan tetap tenang sebelum memberikan reaksi tertentu.

Pasif-agresif berisiko merusak hubungan personal dan profesional. Untuk mengatasinya, tips berikut ini bisa dicoba untuk mengendalikan perilaku tersebut.

  • Meningkatkan rasa mawas diri terhadap hal-hal yang disukai dan tidak disukai
  • Mulai memperhatikan kondisi dan tipe orang yang dapat merusak suasana hati
  • Membuat daftar kemungkinan faktor yang memancing sikap pasif-agresif, seperti dalam lingkungan pekerjaan dan hubungan personal
  • Berusaha tenang sebelum bereaksi terhadap kondisi yang memancing sikap pasif-agresif
  • Menyampaikan pendapat secara terbuka dengan hati-hati saat menghadapi situasi yang menyulitkan perasaan. Misalnya, apabila deadline yang harus diselesaikan tidak memungkinkan menerima tugas yang baru, Anda bisa mengutarakan penambahan tenggat waktu untuk tugas yang baru tersebut.
  • Berlatih untuk mengekspresikan diri sendiri
  • Jujur terhadap pasangan apabila sikap yang ditunjukkannya cenderung tidak adil dalam hubungan

Berkonsultasi ke ahli kejiwaan

Perilaku pasif-agresif dapat menjadi parah atau memang menjadi gejala gangguan mental tertentu. Dengan demikian, apabila sangat sulit untuk mengendalikan sikap destruktif ini, Anda sangat disarankan untuk menemui psikolog dan psikiater.

Psikolog atau psikiater dapat mengidentifikasi perilaku pasif-agresif dan memberikan pendampingan untuk mengendalikan dan memperbaikinya. Terapis juga dapat membantu untuk memahami amarah dan pandangan rendahnya harga diri, yang memang berisiko memicu perilaku pasif-agresif.

Terapi bersama ahli kejiwaan juga akan membantu Anda untuk menciptakan strategi coping, untuk mengendalikan perilaku ini dengan cara yang lebih sehat, bagi diri sendiri dan orang lain.

Catatan dari SehatQ

Pasif-agresif adalah perilaku penyingkapan perasaan secara tersirat yang bisa berbahaya untuk diri sendiri dan relasi sosial.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang perilaku pasif-agresif dan cara mengendalikannya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

Advertisement

gangguan mentalkesehatan mentalmasalah kejiwaanpenyakit kejiwaan

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved