Pasang gigi palsu tanpa cabut akar gigi sebaiknya tidak dilakukan karena bisa timbulkan berbagai masalah, mulai dari bau mulut, infeksi gusi, hingga masalah pencernaan.
2023-03-19 16:56:02
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Pasang gigi palsu tanpa cabut akar gigi tidak boleh dilakukan sebab bisa picu infeksi
Table of Content
Gigi yang sudah rusak sejak lama dan dibiarkan tanpa perawatan, seringkali menyisakan akar gigi yang masih tertanam. Sekilas, hal ini membuat area gigi tersebut terlihat ompong dan mengganggu estetika. Sehingga, banyak orang yang ingin menutupinya dengan gigi palsu. Sayangnya, tidak jarang hal itu dilakukan tanpa mencabut akar gigi yang tersisa.
Advertisement
Pasang gigi palsu tanpa cabut akar gigi adalah hal yang sangat tidak disarankan. Sebab langkah ini bisa menimbulkan berbagai risiko merugikan untuk kesehatan gigi dan mulut Anda.
Saat gigi kita berlubang, itu tandanya sedang ada banyak sekali bakteri yang menggerogoti permukaan gigi. Jika dibiarkan, bakteri itu akan terus bekerja dan akhirnya tidak ada lagi mahkota gigi yang tersisa. Akhirnya, hanya bagian akarlah yang masih menancap di gusi.
Anda perlu ingat bahwa hilangnya mahkota gigi ini bukan berarti Anda sudah ompong dan menjadi lampu hijau untuk bisa langsung pasang gigi palsu. Akar gigi yang tersisa harus dicabut terlebih dahulu sebelum Anda menutupi gusi tersebut dengan gigi palsu.
Pasang gigi palsu tanpa cabut akar gigi bisa menyebabkan berbagai gangguan di rongga mulut, yaitu:
Sisa akar gigi yang tidak dicabut bisa menjadi sumber infeksi di rongga mulut. Sebab, meski tidak terlalu terlihat, akar gigi masih bisa menjadi tempat berkumpulnya bakteri yang nantinya bisa membuat gusi menjadi bengkak, bernanah dan mudah berdarah.
Akar gigi yang tidak tertutup gigi palsu saja sudah bisa memicu infeksi, apalagi yang tertutup oleh gigi palsu. Akar tersebut jadi tidak tersentuh bahan-bahan pembersih gigi, air liur, dan cairan-cairan pembersih lainnya yang bisa membantu menyingkirkan bakteri.
Akibatnya, bakteri akan semakin menumpuk dan memicu berbagai gangguan di rongga mulut Anda.
Gigi palsu yang baik adalah yang bisa digunakan dengan nyaman dan mampu menggantikan fungsi gigi yang hilang dengan baik. Gigi palsu, baik lepasan maupun permanen tentu tidak akan bisa melekat dengan baik ke gusi jika di bawahnya masih ada akar gigi yang mengganjal.
Gigi palsu yang tidak pas tapi dipaksa digunakan, bisa menimbulkan efek samping yang merembet luas. Misalnya:
Memasang gigi palsu tanpa cabut akar gigi adalah praktik yang tidak steril. Bakteri yang menumpuk di akar gigi, selain bisa memicu infeksi, juga bisa menimbulkan bau mulut yang parah, apalagi jika akar gigi tersebut sampai busuk karena terus menerus tertutup gigi palsu.
Agar gigi palsu yang Anda gunakan bisa memberikan manfaat yang maksimal, maka alat ini harus dipasang dengan benar di dokter gigi. Sebelum memasang gigi palsu, dokter gigi akan memeriksa kondisi rongga mulut Anda secara keseluruhan.
Apabila masih ada akar gigi yang tersisa, maka akar tersebut akan dicabut terlebih dahulu. Gigi-gigi yang berlubang, terutama yang akan dijadikan pegangan gigi palsu juga akan ditambal terlebih dahulu.
Setelah kondisi rongga mulut bersih, barulah dokter akan memulai proses pemasangan gigi palsu, dengan langkah sebagai berikut:
Rontgen perlu dilakukan untuk melihat susunan gigi dan rahang secara keseluruhan, sekaligus memastikan sudah tidak ada lagi sisa akar gigi yang masih tertanam. Rontgen yang dilakukan umumnya adalah rontgen panoramik.
Setelah dipastikan tidak ada masalah lagi di gigi maupun rahang, maka dokter akan mencetak gigi rahang atas dan bawah. Pencetakan gigi dilakukan agar dokter bisa melihat secara lebih jelas struktur susunan gigi dan merancang rencana perawatan yang paling sesuai dengan kondisi gigi Anda.
Cetakan gigi beserta rencana perawatan berupa desain, bahan yang dipilih, hingga warna gigi yang sudah dicocokkan dengan gigi-gigi sebelahnya, kemudian dikirim ke laboratorium untuk pembuatan gigi palsu.
Proses ini biasanya akan memakan waktu satu minggu. Sehingga setelah proses cetak gigi, pasien biasanya akan diminta untuk datang kembali satu minggu setelahnya.
Gigi yang sudah selesai dibuat di laboratorium sesuai cetakan, kemudian akan dikirim kembali ke dokter gigi. Dokter lalu akan melakukan pemasangan langsung di rongga mulut Anda.
Jika pemasangan gigi palsu sudah pas dan merasa nyaman, maka Anda sudah boleh pulang dengan gigi tersebut. Namun jika belum pas, seperti masih ada yang mengganjal, terlalu longgar atau justru terlalu sempit, dokter akan melakukan penyesuaian hingga Anda merasa nyaman.
Perlu diketahui gigi palsu memang akan terasa aneh saat pertama kali terpasang di dalam mulut. Maklum, gigi palsu adalah benda asing yang sebelumnya tidak ada di sana, sehingga memang perlu waktu penyesuaian hingga Anda terbiasa.
Setelah gigi palsu berhasil dipasang, dokter biasanya akan menginstruksikan untuk kontrol satu minggu setelahnya untuk memeriksa kenyamanan dan potensinya dalam menimbulkan kerusakan di jaringan sekitarnya.
Baca Juga
Proses pasang gigi palsu di dokter gigi mungkin bagi sebagian orang terkesan lambat karena sebelumnya harus melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Namun justru itu semua dilakukan agar gigi palsu yang digunakan nyaman, awet, dan tidak merusak jaringan di rongga mulut. Jangan sampai, gigi palsu yang dipasang justru jadi sumber penyakit di mulut Anda.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Karies gigi adalah kondisi saat lapisan enamel gigi mengalami kerusakan sehingga menyebabkan terbentuknya rongga atau lubang kecil di gigi. Karies gigi bisa dicegah dengan sikat gigi teratur menggunakan pasta gigi berfluoride serta rajin memeriksakan gigi ke dokter gigi setiap enam bulan sekali.
Gigi tonggos masih bisa dirawat selama Anda mengikuti prosedur yang benar dari dokter gigi. Selain kawat gigi dengan bracket, gigi tonggos juga bisa dirawat dengan kawat gigi lepasan, hingga operasi.
Bonding gigi adalah prosedur kosmetik untuk memperbaiki kondisi gigi dengan menggunakan komposit sewarna gigi. Dikenal juga dengan sebutan dental bonding
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved