Hubungan parasosial adalah hubungan imajinasi sepihak yang melibatkan pengguna media dengan persona media baik selebriti, influencer, penyiar, bahkan karakter fiksi
11 Feb 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Hubungan parasosial sering dialami oleh penggemar fanatik
Table of Content
Parasocial relationship bisa diamati pada kecintaan penggemar atau fans terhadap sosok idola. Anda mungkin pernah melihat atau mungkin mengalami sendiri bagaimana seorang fans bisa menjadi begitu fanatik dan posesif terhadap idolanya.
Advertisement
Tidak hanya menyukai karya sang idola, fans juga bisa sangat tertarik dengan kehidupan pribadi mereka. Fans akan mengikuti setiap kabar dan gerak-gerik idola bahkan merasa mengenal dekat dan merasakan hubungan emosional yang sebenarnya tidak nyata. Hal ini bisa menjadi hal yang postif, tetapi tidak jarang bisa memberikan pengaruh negatif.
Hubungan parasosial atau parasocial relationship adalah hubungan imajinasi sepihak yang melibatkan pengguna media atau penggemar dengan persona media atau idola.
Penggemar bisa membentuk hubungan parasosial dengan tokoh favorit yang kerap mereka lihat dan dengar di media, baik selebriti, influencer, penyiar radio, atlet, politikus, bahkan karakter fiksi atau animasi.
Dalam bahasa populer, hubungan parasiosial sering disebut sebagai “kehaluan” para penggemar terhadap idola mereka.
Fans yang memiliki hubungan parasosial dengan idolanya mungkin tidak hanya menganggap idola sebagai sosok yang menghibur saja. Fans dapat merasa sangat mengenal dekat sosok pribadi idolanya meskipun hanya berdasarkan tayangan yang dilihat dan didengar di media.
Penggemar mungkin mengembangkan gambaran atau teori tersendiri tentang sosok idolanya, mencari tahu serta membayangkan kehidupan pribadi mereka. Tidak hanya merasa mengenal dekat dan memiliki hubungan istimewa, parasocial relationship juga bisa membuat fans mengembangkan perasaan romantis terhadap sosok yang diidolakan.
Namun sebenarnya hubungan itu hanya ada di dalam benak fans sendiri atau hanya satu pihak. Penggemar mungkin merasakan ikatan yang sangat nyata, meskipun tokoh yang diidolakan mungkin tidak tahu sama sekali tentang keberadaan mereka.
Hingga saat ini, alasan terbentuknya hubungan parasosial masih tidak bisa dipastikan. Meskipun demikian, ada beberapa pendapat terkait hal ini, seperti:
Beberapa ahli berpendapat bahwa mungkin rasa kesepian pada diri seseorang dapat memiliki peran penting dalam terciptanya parasocial relationship. Dilansir dari Psychology Today, para ahli mengemukakan bahwa semakin besar rasa kesepian seseorang, maka semakin besar kemungkinannya memiliki hubungan parasosial semacam ini.
Saat kehilangan atau kekurangan koneksi dengan manusia di sekitarnya, maka pencarian koneksi beralih ke dalam diri sendiri atau pikiran.
Parasocial relationship memungkinkan seseorang untuk mendapatkan interaktivitas dan kehangatan yang dicari. Tetapi alih-alih menjalinnya di dunia nyata, hubungan itu adalah simulasi di dalam kepala sendiri.
Mengagumi sosok yang terkenal, mulai dari penyanyi, aktor, hingga atlet memang sama sekali tidak salah, apalagi jika hal ini membuat kita tergabung dalam komunitas yang baik.
Tidak jarang fandom atau komunitas penggemar satu idola juga dapat menghubungkan seseorang dengan penggemar lainnya. Ini membuat mereka merasa lebih berharga atau menaikkan self esteem .
Sayangnya, tidak jarang mengidolakan seseorang justru membuat kita salah menyalurkan kekhawatiran akan rendahnya self esteem.
Orang dengan self esteem yang rendah mungkin menggunakan hubungan parasosial untuk bisa melihat diri mereka dengan nilai yang lebih positif, seperti halnya orang dengan self esteem tinggi yang memiliki hubungan sosial yang ‘nyata’.
Dengan menjalin hubungan parasosial seseorang juga tidak perlu takut mendapatkan penolakan. Mereka bisa membentuk parasocial relationship dengan siapa saja yang diinginkan, bahkan dengan orang paling populer di dunia.
Penggemar juga bisa memiliki kebebasan penuh untuk membayangkan memiliki interaksi dan jenis hubungan apa saja tanpa khawatir akan dicampakkan. Menjalin hubungan parasosial dengan selebritas serta mengadopsi gaya hidupnya, juga memberi semacam rasa keamanan.
Selain itu, beberapa orang juga mungkin menggunakan parasocial relationship sebagai pengganti dari kurangnya hubungan interpersonal atau akibat rasa tidak aman dalam diri seseorang saat menjalani hubungan romantis di kehidupan nyata.
Di sisi lain, penelitian di tahun 2013 juga menunjukkan ada banyak orang dengan hubungan romantis yang aman tetap mengembangkan parasocial relationship sebagai bentuk perpanjangan dari hubungan romantis mereka.
BACA JUGA: Obsessive Love Disorder atau Obsesi Cinta, Apa Tanda-tandanya?
Pada dasarnya, hubungan parasosial adalah hal yang normal dan wajar selama tidak berlebihan. Hubungan parasosial dapat membantu membuat orang merasa nyaman, terutama berguna bagi mereka yang memiliki rendah diri serta dapat menenangkan ketakutan akan penolakan sosial.
Tetapi di sisi lain, beberapa ahli berpendapat sebaliknya. Parasocial relationship dianggap dapat membuat orang mengembangkan harapan tidak realistis yang dapat memengaruhi cara mereka menangani hubungan di kehidupan nyata.
Dampak dari hubungan parasosial dalam kehidupan sehari-hari mungkin dapat berbeda bagi setiap individu tergantung seberapa dalam hubungan yang diciptakan. Secara umum, hubungan parasosial dapat memberikan pengaruh dalam pembentukan opini.
Pembentukan opini yang dimaksud adalah kecenderungan seseorang dalam memilih. Misalnya, idola menyukai atau tidak menyukai hal-hal tertentu, maka ini bisa memengaruhi pilihan atau opini orang yang berada dalam hubungan parasosial tersebut dalam berbagai hal, misalnya:
Parasocial relationship juga bisa mendorong gerakan nyata dari penggemar, seperti contoh yang populer adalah gerakan “Free Britney” atau “Rumah untuk Gala” yang sempat ramai di media sosial.
Hubungan parasosial yang baik dan terkontrol, bisa memberikan beberapa keuntungan bagi penggemar itu sendiri. Penggemar bisa meningkatkan sikap postif bahkan memiliki pencapaian yang baik dalam hidupnya, seperti:
Parasocial relationship bisa berdampak negatif khususnya bagi mereka yang memprioritaskan kehidupan fandom di atas hubungan dan kewajibannya di kehidupan nyata. Bukan tidak mungkin penggemar juga dapat mengembangkan obsesi yang tidak sehat terhadap idola.
Salah satu pengaruh negatif dari parasocial relationship antara lain penggemar fanatik yang berlebihan menghabiskan waktu, perhatian, bahkan uang di luar kemampuannya demi idola. Ini bahkan bisa mengancam hubungan yang telah dimiliki di kehidupan nyata.
Hubungan parasosial yang berlebihan juga bisa mengganggu hubungan penggemar dengan orang-orang yang kenal dengannya di kehidupan nyata seperti teman dan keluarga. Jika kegiatan menggemari orang lain sudah mengganggu kehidupan sehari-hari, maka ini sudah disebut sebagai kadar yang berlebihan.
Untuk mengurangi ketergantungan terhadap idola, Anda bisa mulai dengan berdiskusi kepada psikolog agar cara-cara yang dilakukan bisa lebih tepat. Gunakan fitur Chat Dokter yang ada di aplikasi SehatQ untuk konsultasi secara online dan lebih aman.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Sex BDSM sebenarnya singkatan dari 6 hal: Bondage, Discipline, Dominance, Submission, Sadism, dan Masochism. Perilaku ini termasuk fetish. Gaya bercinta BDSM bukan hanya sadis, tapi bisa kreatif dan memuaskan pasangan asalkan dilakukan dengan beberapa persetujuan di awal antar pasangan.
Mengenali ciri-ciri suami berbohong sebaiknya jadi ilmu yang dikuasi para istri. Mulai dari cara bicara, tatapan mata, hingga gerak gerik tubuh, ini ciri-ciri suami berbohong yang harus dikenali.
Sering kali, tujuan utama dari memandingkan perasaan adalah untuk menunjukkan empati. Terlebih, jika hal yang dialami pencerita sama dengan pendengar. Namun hal ini dapat berdampak buruk
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved