Paranoid adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan rasa selalu curiga dan tidak percaya pada orang lain tanpa alasan yang jelas. Penderita gangguan ini meyakini bahwa orang lain mencoba merendahkan, menyakiti, atau mengancam mereka.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
3 Mei 2023
Paranoid menyebabkan penderitanya selalu merasa curiga pada orang lain
Table of Content
Apakah kamu sering merasa curiga pada orang lain tanpa dasar yang jelas? Atau, mungkin sangat sensitif dan tidak bisa menerima kritik? Jika iya, ada kemungkinan, kamu termasuk golongan orang yang paranoid atau “parno”.
Advertisement
Walaupun sering diucapkan secara lepas dalam kehidupan sehari-hari, sebetulnya paranoid personality disorder atau paranoid adalah kondisi yang tidak boleh diremehkan. Pasalnya, kondisi ini termasuk sebagai salah satu bentuk gangguan mental yang perlu diwaspadai dan ditangani secara tepat.
Arti paranoid adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan rasa selalu curiga dan tidak percaya pada orang lain tanpa alasan yang jelas. Penderita gangguan ini meyakini bahwa orang lain mencoba merendahkan, menyakiti, memanfaatkan, mengkhianati, atau mengancam mereka.
Orang paranoid selalu mempertanyakan latar belakang di balik tindakan yang orang lain lakukan padanya, meski tindakan ini tersebut sangat sederhana dan tidak berbahaya. Akibatnya, mereka tidak akan mendiskusikan perasaannya atau curhat ke orang lain.
Orang yang mengalami paranoid juga akan memendam kecurigaannya seorang diri, dalam jangka waktu yang sangat lama.
Gangguan ini masuk ke dalam tipe kepribadian eksentrik. Artinya, perilaku orang yang paranoid seringkali dianggap aneh atau tidak biasa oleh orang lain. Namun, mereka tidak merasa perilaku dan cara berpikirnya bermasalah.
Penderita paranoid biasanya mulai menunjukkan gejala di akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Kondisi ini pun dipercaya memiliki berbagai faktor pemicu.
Hingga saat ini, penyebab gangguan kepribadian paranoid belum diketahui secara pasti. Namun, ada kemungkinan faktor lingkungan dan biologis berperan sebagai penyebab rasa curiga berlebihan ini.
Para peneliti menemukan bahwa kekerasan secara emosional dan fisik saat masa kanak-kanak memainkan peran penting dalam perkembangan paranoid di masa remaja serta dewasa muda.
Selain itu, para peneliti menduga adanya hubungan genetik antara skizofrenia, skizotipal, dengan gangguan paranoid. Gangguan ini lebih sering terjadi pada keluarga dengan riwayat skizofrenia dan gangguan delusi. Tetapi, keterkaitan tersebut disinyalir tidaklah kuat.
Dengan demikian, penyebab paranoid masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Orang-orang yang paranoid, akan selalu membangun “benteng” di sekitarnya. Sebab, mereka percaya akan selalu ada orang lain yang mencoba menyakiti dan mengancam mereka. Padahal, kecurigaan ini umumnya tidak berdasar.
Karena kecurigaan yang berlebih tersebut, orang paranoid akan sulit untuk dekat dengan orang di sekitarnya, baik di lingkungan pertemanan, sekolah, maupun pekerjaan.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah berbagai gejala paranoid yang bisa kamu kenali:
Demikianlah tanda-tanda paranoid yang dapat terjadi. Jika kamu atau orang terdekatmu menunjukkan gejala tersebut, sebaiknya segera cari bantuan dari psikolog atau psikiater.
Baca Juga: Penyebab dan Faktor Risiko Skizofrenia Paranoid
Gangguan kepribadian paranoid masih bisa disembuhkan dan bisa jadi tantangan tersendiri. Sebab, kepribadian ini membuat penderita cenderung menghindar dan tidak mau menerima pengobatan karena tidak merasa ada yang salah pada dirinya.
Karena itu, butuh bantuan dari pasangan, keluarga, serta teman untuk meyakinkan penderita paranoid bahwa ia butuh bantuan medis.
Dalam proses diagnosis, psikolog atau psikiater akan mengajukan sederet pertanyaan umum yang tidak menimbulkan respons defensif. Misalnya, pertanyaan mengenai yang akan menjelaskan kehidupan masa lalu, hubungan, riwayat pekerjaan, uji realitas (melihat hal secara objektif), serta kontrol impuls pasien.
Diagnosis pun akan didasarkan pada kriteria dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental V (DSM V). Dokter akan menggunakan kriteria ini untuk menilai kondisi pasien.
Jika kamu didiagnosis mengalami paranoid, perawatan dapat dilakukan melalui psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif (CBT) atau terapi perilaku dialektik (DBT). Terapi-terapi ini bertujuan untuk:
Pada beberapa kasus, pemberian obat juga dilakukan, terutama pada pasien paranoid yang juga memiliki riwayat depresi dan gangguan kecemasan. Jenis obat yang diberikan bisa beragam, antara lain obat antidepresan, anticemas, atau antipsikotik.
Untuk mendapatkan hasil penanganan paranoid terbaik, gabungan antara psikoterapi dan obat-obatan dianggap sebagai langkah yang paling efektif.
Perawatan yang tepat dapat membantu penderita untuk memiliki hubungan yang sehat dengan orang lain, serta mempertahankan pekerjaannya. Oleh sebab itu, pastikan untuk tetap melanjutkan pengobatan agar gejala terkendali.
Jika ingin berdiskusi lebih lanjut dengan dokter seputar kondisi paranoid, kamu juga bisa berkonsultasi dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Penyebab kesurupan dari sisi medis adalah dissosiative disorder. Ini merupakan gangguan kejiwaan yang membuat penderitanya mengalami “putus hubungan” dengan pikiran, memori, lingkungan sekitar, pergerakan, maupun identitas dirinya.
17 Mar 2022
Otak punya kapasitas terbatas untuk menyimpan dan mengingat kembali berbagai hal. Bahkan faktanya, ada banyak hal yang memicu seseorang menjadi pelupa, mulai dari gaya hidup hingga melupakan ingatan secara sengaja.
15 Apr 2021
Cara hidup bahagia bisa dimulai dari diri sendiri dalam urusan kesehatan dan ketenangan batin. Lanjutkan dengan mengelola finansial yang baik untuk masa depan.
9 Mar 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved