Paper cut adalah luka yang disebabkan oleh sayatan kertas. Meski kelihatannya kecil, rasa sakit luka ini cukup luar biasa. Salah satu penyebab mengapa tersayat kertas saja bisa terasa sakit adalah karena jari dan tangan merupakan bagian tubuh sensitif
2023-03-29 12:36:37
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Luka tersayat kertas bisa sangat menyakitkan
Table of Content
Tiba-tiba ada bagian jari atau tangan yang terasa sakit, padahal tidak merasa terjatuh atau cedera? Biang keroknya mungkin paper cut. Ini adalah insiden kecil yang terjadi saat tersayat kertas tipis. Meski lukanya kecil dan tidak terlalu dalam, rasa sakitnya justru sebaliknya.
Advertisement
Salah satu penyebab mengapa tersayat kertas saja bisa terasa sakit adalah karena jari dan tangan merupakan bagian tubuh sensitif. Biasanya, rasa sakit ini akan mereda dengan sendirinya ketika luka menutup.
Untuk menjawab rasa heran mengapa selembar kertas saja bisa menimbulkan rasa nyeri luar biasa, ternyata ada penjelasan ilmiahnya. Di area tangan dan jari, ada serabut-serabut saraf yang sangat banyak. Artinya, bagian tubuh ini akan lebih sensitif ketimbang area lainnya seperti lengan atau punggung.
Terbukti dalam studi tim asal University College London, Inggris, tentang whole-body mapping of spatial acuity, ujung jari merupakan indra peraba atau taktil paling sensitif.
Istilah untuk kondisi ini adalah tactile spacial acuity, yaitu kemampuan untuk mengenali sentuhan. Rasa sakit termasuk di dalamnya.
Inilah jawaban mengapa paper cut bisa terasa sangat sakit. Biasanya, tersayat kertas akan mengenai tangan atau ujung jari yang penuh dengan serabut saraf.
Begitu pula dengan darah yang mengucur cukup banyak. Hanya luka kecil saja, mengapa darahnya banyak dan cukup lama berhenti? Ini terjadi karena pembuluh darah kapiler di tangan dan jari-jari cukup banyak. Darah terkonsentrasi di area tangan dan juga jari.
Idealnya, paper cut kecil akan mulai sembuh keesokan harinya atau perlu waktu sekitar dua hingga tiga hari. Namun, ada kalanya proses pemulihan berlangsung lebih lama.
Utamanya, apabila seseorang memiliki kondisi berikut:
Orang yang mengalami gangguan saraf, fibromyalgia, cemas berlebih, dan depresi bisa saja merasa lebih sensitif pada rasa sakit. Di sisi lain, ada juga kasus ketika sensasi sentuhan dan rasa sakit menurun. Akibatnya, orang tersebut tidak menyadari telah tersayat kertas. Risiko komplikasi pun cukup tinggi.
Adanya kondisi medis lain seperti diabetes, gangguan imun, dan juga neuropati bisa membuat luka sembuh lebih lama. Oleh sebab itu, apabila luka paper cut tidak juga membaik meski telah berselang beberapa hari, sebaiknya periksakan ke dokter.
Sebagian besar kasus paper cut tidaklah serius, meski rasa sakitnya cukup mengganggu. Tanpa penanganan medis apapun, luka ini bisa sembuh dengan sendirinya.
Namun jika ingin mempercepat penyembuhan sekaligus mengurangi rasa sakit, berikut ini hal yang dapat Anda lakukan:
Segera cuci tangan setelah mengalami paper cut. Gunakan air mengalir dan juga sabun. Tujuannya untuk membersihkan luka sekaligus mencegah infeksi.
Namun, hindari menggosok luka berlebihan. Selain itu, jangan pula membuka luka baik sengaja maupun tidak. Cuci tangan lebih sering hingga luka mereda agar tidak menjadi celah masuknya bakteri.
Mengoleskan salep antibiotik dapat mengurangi risiko infeksi dan luka parah. Sebaiknya, aplikasikan dengan bantuan cotton swab. Jangan langsung mengoleskannya dari kemasan salep demi menghindari kontaminasi.
Jika ingin mengoleskan dengan jari, pastikan sudah dalam kondisi bersih. Jenis obat semacam ini dijual bebas di pasaran dan bisa dibeli tanpa resep dokter.
Sebenarnya, luka tersayat kertas bisa dibiarkan saja tanpa harus diberi perban. Namun apabila terasa sangat sakit atau areanya cukup lebar, tak ada salahnya memakai perban.
Dengan adanya perban, luka akan terlindung dari bakteri berbahaya. Terlebih jika keseharian Anda harus menyentuh banyak permukaan seperti pegangan pintu, keyboard, kunci, dan sebagainya.
Selain itu, perban juga menjaga agar luka tidak terbuka kembali dalam proses pemulihan. Selalu ganti perban setiap hari atau ketika sudah kotor dan basah.
Sebisa mungkin, pakai sarung tangan jika harus melakukan aktivitas seperti memasak, mencuci piring, berkebun, atau menaiki transportasi publik. Lakukan ini selama luka paper cut belum juga sembuh. Tujuannya untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi.
Tentu tidak ada orang yang dengan sengaja ingin mengalami paper cut. Tapi jika aktivitas sehari-hari mengharuskan menyentuh kertas, tentu perlu tahu apa saja langkah antisipasinya. Apa saja?
Ketika kulit kering, maka kemungkinan tersayat kertas lebih besar. Oleh sebab itu, pakailah pelembap di tangan dan juga jari-jari setiap kali usai cuci tangan. Selain itu, cara ini juga bisa diaplikasikan apabila Anda beraktivitas di ruangan ber-AC setiap hari yang rentan memicu kulit kering.
Bagi yang sehari-hari selalu berinteraksi dengan tumpukan kertas, coba pakai sarung tangan dari bahan karet. Dengan demikian, ada pelindung antara kulit dan kertas.
Hampir selalu, paper cut terjadi ketika pinggiran kertas mengenai jari atau tangan dengan cepat. Padahal jika dilakukan perlahan-lahan, ini bisa dihindari. Jadi, sebaiknya jangan terburu-buru ketika harus mengangkat atau menyentuh kertas agar tidak menimbulkan paper cut.
Baca Juga
Apabila luka paper cut tampak kemerahan, membengkak, mengeluarkan nanah, dan hangat ketika disentuh, bisa jadi merupakan indikasi infeksi. Segera periksakan ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Biasanya, gejala infeksi juga disertai dengan meningkatnya rasa sakit dan terjadi terus menerus. Padahal idealnya, luka tersayat kertas biasa akan menimbulkan rasa sakit yang datang dan pergi.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar kapan luka paper cut dianggap mengalami infeksi, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Terdapat berbagai macam buah warna ungu yang tak hanya lezat rasanya, tapi juga dipercaya bisa menyehatkan tubuh kita, mulai dari blackberry, markisa, manggis, hingga anggur.
Manfaat daun katuk ternyata tidak hanya untuk melancarkan dan memperbanyak ASI bagi Ibu menyusui. Daun ini juga dapat menurunkan berat badan dan mencegah osteoporosis.
Manfaat putih telur sayang untuk Anda lewatkan. Tak hanya mengandung protein tinggi, putih telur juga cocok untuk menurunkan berat badan dan mencegah penyakit jantung.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved