Konsensual adalah sifat aktivitas seksual yang sama-sama disetujui oleh kedua belah pihak dalam hubungan asmara dan pernikahan. Hubungan konsensual bersifat sukarela, saling antusias, jelas, dan spesifik.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
21 Okt 2020
Aktivitas seksual yang konsensual diperlukan dalam jalinan asmara dan pernikahan
Table of Content
Istilah consent atau konsensual terus mencuat dibicarakan publik dan mulai banyak dipahami oleh masyarakat. Hubungan yang konsensual memang menjadi kunci dalam jalinan asmara dan pernikahan – menandakan bahwa hubungan tersebut sehat, tidak berat sebelah, dan tanpa tekanan. Kenali lebih jauh apa itu konsensual.
Advertisement
Dalam konteks seksualitas, konsensual adalah sifat pada hubungan yang mengandung persetujuan atau consent dalam melakukan aktivitas seksual tertentu. Consent atau persetujuan perlu diutarakan oleh pihak yang terlibat, termasuk pasangan yang sudah menikah. Apabila tidak konsensual, hubungan seks yang dilakukan adalah pemerkosaan.
Consent atau persetujuan yang diberikan pasangan harus memiliki karakteristik berikut ini:
Hubungan yang konsensual juga memberikan hak pada pasangan untuk mengubah pikirannya. Misalnya, walau pada awalnya pasangan setuju untuk berhubungan seks dan Anda sudah melakukan foreplay, pasangan berhak untuk berubah pikiran dan membatalkan hubungan seks.
Segala jenis hubungan seks harus bersifat konsensual. Interaksi yang membutuhkan consent tidak hanya vaginal, oral, atau anal. Tindakan seperti memeluk, mencium, hingga membelai juga harus bersifat konsensual dan tidak boleh dipaksakan.
Memberikan dan menanyakan persetujuan dalam hubungan konsensual merupakan bentuk saling menghormati batasan antara Anda dan pasangan. Menanyakan consent juga menjadi mekanisme pengecekan apabila Anda ragu dengan kehendak pasangan. Kedua belah pihak harus setuju dalam berhubungan seks agar menjadi interaksi yang konsensual.
Pasangan yang setuju untuk melakukan hubungan konsensual dapat dilakukan dengan cara berikut ini:
Walau begitu, penting untuk diingat bahwa respons fisiologis tubuh yang tidak sadar bukanlah respons yang konsensual. Misalnya, dalam pemerkosaan, korban mungkin mengalami orgasme, penis menjadi ereksi, atau keluarnya cairan dari alat kelaminnya. Respons fisik tersebut tidak dapat dikontrol oleh korban sehingga bukan bentuk persetujuan.
Begitu pula jika pasangan dalam keadaan mabuk, maka ia tidak dapat memberikan persetujuan konsensual. Meski pasangan merespons sentuhan dan ciuman Anda, tetapi ia melakukannya di bawah pengaruh alkohol, bukan atas kesadaran sendiri.
Respons berikut yang ditunjukkan pasangan bukanlah bentuk consent, termasuk:
Selain isyarat dan respons verbal di atas, kondisi berikut ini juga tidak menjadi bentuk yang konsensual dalam berhubungan seks, termasuk:
Selain itu, penting untuk diingat bahwa hubungan yang pernah dilakukan di masa lalu tidak otomatis menjadi bentuk persetujuan dalam melakukan hubungan di masa mendatang. Dengan demikian, Anda harus kembali menanyakan apakah pasangan benar-benar mau untuk berhubungan seks setiap kali akan melakukannya.
Hubungan yang konsensual diperlukan dalam hubungan asmara dan pernikahan. Dalam menanyakan consent atau persetujuan pasangan, Anda bisa memberikan pertanyaan seperti, “Bolehkah aku [...]?” atau “Apakah kamu mau jika aku [...]?” dan tunggu jawaban yang ia berikan.
Apabila pasangan mengatakan “ya” atau mengangguk secara antusias, maka Anda boleh memulai aktivitas seksual dengannya.
Ketika ingin menaikkan derajat aktivitas seksual (seperti dari ciuman ke merangsang alat genitalnya), Anda harus menanyakan kembali persetujuan darinya.
Apabila Anda tidak yakin dengan kondisi pasangan, Anda harus memastikan kehendaknya. Misalnya, utarakan pertanyaan seperti,
Pastikan Anda tidak memberikan tekanan, intimidasi, atau manipulasi dalam berhubungan seks dengan pasangan. Apabila ia mengatakan tidak, meminta Anda berhenti, dan memberikan isyarat non-konsensual di atas, Anda harus berhenti melanjutkan dan berhenti bertanya.
Aktivitas seksual yang konsensual menandakan bahwa hubungan yang Anda jalin sehat bagi kedua belah pihak.
Baca Juga
Aktivitas seksual yang konsensual diperlukan dalam jalinan asmara dan pernikahan. Pastikan Anda selalu menanyakan consent pasangan dan tidak menekan atau memanipulasinya. Untuk mendapatkan informasi lain terkait hubungan seks, Anda bisa menanyakan ke dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Aplikasi SehatQ tersedia di Appstore dan Playstore untuk memberikan informasi seksualitas terpercaya.
Advertisement
Ditulis oleh Arif Putra
Referensi
Artikel Terkait
Mitos dan fakta tentang seks yang banyak dipercaya oleh masyarakat, termasuk berhubungan seksual saat sedang menstruasi.
25 Apr 2023
Sex BDSM sebenarnya singkatan dari 6 hal: Bondage, Discipline, Dominance, Submission, Sadism, dan Masochism. Perilaku ini termasuk fetish. Gaya bercinta BDSM bukan hanya sadis, tapi bisa kreatif dan memuaskan pasangan asalkan dilakukan dengan beberapa persetujuan di awal antar pasangan.
12 Mei 2020
Kedekatan dan rasa saling memiliki sangat penting dalam hubungan intim usia lanjut. Namun seiring berjalannya waktu, rasa keterikatan terhadap pasangan mungkin akan lebih penting daripada rasa ketertarikan. Anda pun mungkin akan mengukur kepuasan hubungan dengan kasih sayang, rasa saling percaya, komitmen dibandingkan dengan kepuasan seksual.
3 Mei 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved