Pencegahan stunting pada anak dapat dilakukan sejak masa kehamilan, dan memberi asupan nutrisi yang cukup untuk si kecil. Jika diabaikan, kondisi ini dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya.
4.67
(9)
31 Mar 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Kecukupan nutrisi pada anak sangat penting dalam mencegah terjadinya stunting.
Berdasarkan Global Nutrition Report pada tahun 2018, tingkat stunting Indonesia tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Kamboja. Berbagai upaya pencegahan stunting pada anak pun perlu dilakukan agar kondisi ini tidak semakin memburuk.
Advertisement
Pencegahan stunting adalah hal yang penting karena dampaknya bisa terjadi hingga jangka panjang. Anak yang stunting akan menjadi lebih mudah sakit, kecerdasannya akan berkurang, serta fungsi tubuhnya tidak seimbang. Lantas, bagaimana cara mencegah stunting?
Stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan oleh kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, dan stimulasi yang tak memadai. Kurangnya asupan nutrisi pada ibu hamil juga bisa memicu stunting.
Kecukupan nutrisi sangatlah penting dalam cara mencegah stunting pada anak, terutama di 1.000 hari pertama kehidupannya.
Kondisi ini tidak bisa dicegah hanya dengan pemberian satu suplemen nutrisi, tapi harus melalui pemberian kombinasi suplemen yang akan berpengaruh pada seluruh aspek perkembangan anak, baik secara fisik maupun mental.
Sebagai solusinya, berikut adalah program pencegahan stunting Kemenkes yang bisa dilakukan:
Kegiatan untuk mencegah stunting dapat diawali dengan rutin memeriksakan kandungan ke dokter. Ibu hamil sebaiknya melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur hingga 1000 hari pertama, yakni periode sejak bayi berada dalam kandungan hingga berusia 2 tahun.
Dengan begitu, adanya masalah yang ditemukan pada kurun waktu tersebut bisa segera ditangani sehingga kesehatan si kecil terjaga dan terhindar dari stunting.
Tidak hanya pada bayi, pencegahan stunting Kemenkes harus dimulai dari pemberian nutrisi yang cukup untuk calon ibu.
Pemberian nutrisi yang tepat dan cukup pada ibu hamil, dapat meningkatkan berat badan bayi saat lahir hingga 41 gram.
Selain itu, ibu hamil yang mengonsumsi cukup nutrisi dapat mengurangi risiko bayi lahir mati sebesar 40 persen.
Ibu hamil harus mencukupi kebutuhan nutrisi mulai dari protein, kalsium, zat besi, hingga asam folat, agar pertumbuhan janin bisa berlangsung dengan baik.
Untuk membantu memenuhi kebutuhan ini, berikut adalah rekomendasi asupan nutrisi selama kehamilan.
Berbagai nutrisi tersebut bisa didapatkan secara alami dari berbagai bahan makanan maupun dengan konsumsi suplemen harian. Pada ibu hamil yang membutuhkan tambahan suplemen maupun vitamin, dokter akan memberikan sesuai dengan dosis yang dibutuhkan.
Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu cara mencegah stunting. Inisiasi menyusui dini dan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama dapat mengurangi risiko anak terkena infeksi saluran pencernaan.
Hal ini penting untuk diperhatikan karena infeksi tersebut dapat membuat penyerapan nutrisi di tubuh anak menjadi tidak optimal, dan pada akhirnya menyebabkan stunting.
ASI juga sangat penting bagi anak yang telah mengalami infeksi. Manfaatnya akan semakin besar, jika pemberian ASI dilanjutkan hingga anak memasuki usia dua tahun.
Sebab, ASI dapat membantu melengkapi kekurangan nutrisi, apabila konsumsi MPASI anak tidak mampu mencukupi kebutuhan nutrisi hariannya.
Tidak hanya seputar pemberian nutrisi, menciptakan lingkungan yang bersih juga merupakan langkah penting dalam pencegahan stunting.
Salah satu penyebab stunting adalah infeksi. Sementara itu, risiko infeksi akan meningkat pesat jika bayi berada di lingkungan yang kurang bersih.
Infeksi yang paling berisiko menyebabkan anak mengalami stunting adalah diare. Pasalnya, penyakit yang satu ini berpotensi menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi dan menurunkan nafsu makan.
Diare dapat dicegah dengan penggunaan air bersih untuk minum, masak, maupun mandi. Selain itu, mencuci tangan dengan sabun, pengelolaan sampah dan pengelolaan limbah rumah tangga yang baik, juga merupakan langkah pencegahan stunting yang penting dilakukan.
Pemberian MPASI yang sehat sangat penting dalam cara mencegah stunting. Terutama menambahkan bahan makan dari protein hewani untuk membantu pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak.
Selain itu, pemberian satu butir telur setiap harinya juga dipercaya dapat mengurangi risiko anak mengalami stunting hingga 47 persen.
Pemberian makanan lain yang telah diperkaya dengan nutrisi, seperti zat besi, folat, dan vitamin B12, juga penting untuk perkembangan anak.
Cara pencegahan stunting juga harus dilakukan dengan konsisten memantau tumbuh kembang anak. Pasalnya, hal ini dapat membantu orangtua memahami kondisi yang terjadi pada anak.
Perhatikan tinggi dan berat badan anak secara rutin untuk memastikan adanya kenaikan atau tidak, serta sudah ideal seperti anak-anak seusianya atau belum.
Selain itu, bawa anak ke Posyandu atau klinik khusus anak secara berkala untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan atau masalah kesehatan yang mungkin terjadi sehingga penanganan bisa dilakukan sedini mungkin.
Cegah stunting dengan pemberian imunisasi. Imunisasi dapat menjauhkan anak dari risiko infeksi penyakit yang berbahaya. Sebab, semakin sering anak mengalami infeksi, semakin rentan mereka terhadap stunting.
Oleh sebab itu, berikan bayi imunisasi dasar lengkap sebelum usia 1 tahun yang terdiri dari, 1 dosis hepatitis B, 1 dosis BCG (tuberkulosis), 3 dosis DPT (difteri, pertusis, dan tetanus)-Hepatitis B, 4 dosis polio, dan 1 dosis campak.
Kesadaran akan pencegahan dan penanganan stunting memang perlu disosialisasikan kepada wanita di usia produktif, baik yang berencana mempunyai maupun sudah memiliki anak. Pasalnya, kondisi ini terkait dengan masa depan buah hatinya.
Dengan begitu, rencana pemenuhan gizi bagi ibu maupun bayi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan anjuran.
Baca Juga
Penting untuk melakukan berbagai cara mencegah stunting pada anak. Sebab, stunting dapat menimbulkan berbagai dampak yang mengkhawatirkan. Kondisi ini bisa mengakibatkan terhambatnya tumbuh kembang hingga rentan terserang penyakit.
Berikut adalah dampak stunting pada anak dalam jangka pendek dan panjang.
Dalam jangka pendek, stunting dapat menyebabkan gangguan kecerdasan dan ukuran fisik tubuh yang tidak optimal. Anak juga bisa mengalami gangguan metabolisme yang mempengaruhi kesehatannya.
Dampak stunting dalam jangka panjang dapat menyebabkan kapasitas intelektual menurun. Hal ini bisa membuat anak sulit menyerap pelajaran di usia sekolah yang akan berpengaruh pada produktivitasnya saat dewasa.
Selain itu, kurangnya gizi bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan dan meningkatkan risiko penyakit tidak menular, seperti diabetes, hipertensi, jantung koroner, hingga stroke.
Untuk menghindari dampak tersebut, pastikan Anda melakukan pencegahan stunting di atas dengan semaksimal mungkin.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar pencegahan stunting, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Ada 3 jenis gerakan dasar yang dapat dilakukan saat anak melakukan aktivitas sehari-hari. Gerakan itu terbagi menjadi gerak lokomotor, non lokomotor dan manipulatif.
Memasuki usia hamil 28 minggu, janin sudah mulai bisa bernapas dengan paru-parunya sendiri dan otaknya tumbuh dengan cepat. Sementara ibu mulai merasakan kulit yang semakin sensitif.
Facial saat hamil aman dilakukan asal tidak melibatkan penggunaan zat atau bahan kimia yang keras. Facial bagi ibu hamil yang tidak boleh dilakukan apabila menggunakan kombinasi zat tertentu dan terapi panas yang berisiko membahayakan janin.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Aisyah Nur Ramadhani
Dijawab oleh dr. Aisyah Nur Ramadhani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved