Saat memberikan hp ke anak, orangtua juga harus siap mengawasi penggunaannya.
2023-03-18 14:36:59
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Awasi penggunaan HP oleh anak
Table of Content
Orangtua pasti punya berbagai pertimbangan kapan buah hati mereka sudah saatnya punya HP. Artinya, tidak bisa ditarik satu kesimpulan di usia berapa memberikan HP ke anak dianggap paling pantas. Semua tergantung pada banyak faktor, seperti mobilitas dan aktivitas mereka sehari-hari.
Advertisement
Sayangnya lagi, persoalan kapan anak punya HP ini tidak bisa ditarik refleksi ke masa kecil atau bertanya kepada orangtua. Sebab, dulu kebutuhan akan gadget atau HP belum terlalu krusial. Namun lain dengan era saat ini yang semuanya serba digital.
Alasan paling valid untuk membiarkan anak punya HP adalah agar bisa terus kontak dengan mereka setiap waktu. Terlebih jika orangtua dan anak punya kesibukan masing-masing sehingga menyulitkan mereka selalu bertemu langsung.
Ketika orangtua memberikan HP ke anak, tentu akan jauh lebih mudah menghubungi mereka di saat darurat. Semuanya jadi lebih cepat ketimbang harus bertanya seputar keberadaan mereka ke guru, teman, atau orang lain.
Jadi, ketika orangtua memutuskan anak punya HP, pertimbangan keamanan ini harus menjadi prioritas utama. Bukan karena anak merengek punya HP agar sama seperti teman-temannya.
Masih berkaitan dengan keamanan, mempercayakan anak memegang HP juga membantunya memudahkan saat harus menghubungi orangtua. Utamanya, bagi anak yang sudah paham betul ketika usia mereka antara 8-12 tahun.
Lebih jauh lagi, mempercayakan anak punya barang pribadi berupa HP juga berarti memperkenalkan mereka merawat barang sendiri. Mereka jadi belajar bagaimana menjaganya, memantau kebutuhan daya hingga data, serta berpikir bagaimana agar tidak sembrono meletakkannya.
Ada keuntungan, tentu ada hal yang perlu dipertimbangkan juga ketika membiarkan anak punya HP, terutama saat berusia remaja. Beberapa di antaranya adalah:
HP bukanlah barang elektronik yang murah. Belum lagi ketika memiliki HP, artinya harus mengisi pulsa, daya, kuota, hingga merogoh kocek untuk berlangganan. Belum lagi risiko untuk membeli HP baru apabila hilang.
Memberikan HP ke anak berarti memberikan wewenang pula untuk mereka mengakses internet. Ini bisa jadi baik, bisa pula buruk. Mereka bisa mencari tahu banyak hal di internet. Namun sayangnya, ini bisa terjadi tanpa batas. Orangtua tidak selalu siaga untuk memberikan supervisi.
Sebagian besar HP memberikan akses lengkap ke internet. Ada banyak pilihan aplikasi pula yang lebih sulit dikendalikan ketimbang komputer di rumah.
Lewat internet, siapa saja bisa berkenalan dengan anak Anda. Termasuk predator seksual atau penipu lainnya. Mereka bisa saja membuat akun anonim atau berkedok sebagai teman dekat untuk mencari celah berkenalan dengan anak Anda.
Ada banyak sekali kasus anak mengalami pelecehan seksual hingga penculikan akibat perkenalan dengan orang berbahaya di luar sana. Pintu masuknya? Internet.
Jangan lupa perhitungkan pula bahwa HP bisa menjadi sumber distraksi anak-anak. Lupa waktu ketika seharian fokus tersita ke HP. Padahal, seharusnya mereka bisa mengalokasikan waktu untuk mengerjakan hal lain yang lebih bermanfaat.
Belum lagi ketika melakukan aktivitas penting seperti menyeberang atau berjalan kaki, HP bisa menjadi sumber distraksi berbahaya. Anak jadi tidak awas dengan sekitarnya sehingga risiko mengalami cedera lebih tinggi.
Ketika anak punya ponsel mereka sendiri, artinya mereka punya otoritas penuh untuk mengirim, mengunggah, atau menerima foto. Termasuk yang tidak pantas sekalipun. Belum lagi masalah lain seperti keisengan menelepon orang lain dan potensi masalah perilaku lainnya.
Baca Juga
Setelah tahu apa saja keuntungan dan risikonya, sekarang saatnya orangtua mengambil keputusan. Mulailah dengan komunikasi menegaskan bahwa fungsi HP ini adalah untuk memudahkan komunikasi terutama di saat darurat, bukan untuk hal lainnya.
Beberapa hal yang perlu dilakukan adalah:
Baca Juga: 8 Cara Membersihkan Layar HP dari Kuman dan Kotoran
Anak perlu tahu juga batasan antara siapa yang boleh menghubungi mereka, dan siapa yang tidak. Diskusikan segalanya secara terbuka. Minta mereka bertanya apabila masih ada yang mengganjal.
Sampaikan pula etika menggunakan HP, seperti tidak melihat HP saat sedang berbicara dengan orang lain. Setiap kali ada isu apapun seputar HP, bahas secara gamblang agar tidak meninggalkan pertanyaan.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar kapan waktu yang tepat memberikan HP ke anak, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Membuang sampah pada tempatnya ternyata bisa membawa manfaat, seperti mencegah penyakit, menghindari bau tak sedap, hingga mempermudah daur ulang sampah.
Beramal merupakan salah satu perbuatan baik yang memiliki banyak manfaat. Cara mengajarkan anak beramal dapat dilakukan dengan memberi contoh, melibatkannya langsung, hingga memberikan apresiasi positif.
Magic word adalah kata-kata yang memiliki persepsi dan tujuan yang baik dalam membangun komunikasi atau berinteraksi dengan orang lain. Contoh magic word seperti “tolong”, “maaf”, “terima kasih”, dan “permisi” perlu diajarkan kepada anak sejak dini.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Anandika Pawitri
Dijawab oleh dr. Denny Sutanto
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved