Tahap perkembangan kognitif menurut Piaget, terdiri dari sensorimotor, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal. Orangtua harus mendorong perkembangan tersebut.
2023-03-30 13:49:35
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Seorang anak sedang bermain dengan alat musik untuk anak-anak
Table of Content
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam perkembangan anak adalah kognitif. Secara umum, perkembangan kognitif adalah bagaimana anak mampu mencari tahu, berpikir, dan mengeksplorasi sesuatu.
Advertisement
Perkembangan ini meliputi berbagai aspek penting pada anak, seperti pengetahuan, kemampuan, mengatasi masalah, dan watak, yang akan membantu mereka untuk berpikir dan memahami dunia di sekitarnya.
Sebagai orangtua, Anda perlu mendukung perkembangan kognitif anak sejak lahir. Proses ini akan membentuk dasar kesuksesan anak, baik di usia dini, di sekolah, dan dalam kehidupannya kelak.
Kemampuan kognitif adalah hal yang berkembang secara bertahap seiring bertambahnya usia. Jean Piaget, seorang filsuf dan ahli psikologi perkembangan, mengemukakan teori perkembangan kognitif anak.
Dalam teori kognitif Piaget, berikut adalah tahapan perkembangan kognitif anak.
Tahapan sensorimotor terjadi pada sekitar usia 0-2 tahun. Selama tahap ini, anak-anak belajar mengenai diri sendiri dan dunia mereka melalui indera yang sedang berkembang, dan melalui aktivitas motorik.
Semua hal yang dipelajari anak berdasarkan pada pengalaman atau coba-coba (trial and error). Misalnya, anak menangis untuk mendapatkan perhatian atau menggoyangkan mainan untuk membuat suara.
Pada tahap ini, anak juga memahami bahwa suatu objek akan tetap ada meskipun mereka tidak dapat melihatnya.
Contoh perkembangan kognitif ini adalah mengetahui mainannya masih ada saat disembunyikan di bawah selimut, atau mengetahui orangtuanya masih ada saat bermain cilukba.
Tahap perkembangan selanjutnya dalam teori Jean Piaget adalah tahap praoperasional yang terjadi ketika anak berusia 2-7 tahun.
Selama tahap ini, anak akan mengembangkan ingatan dan imajinasinya. Mereka juga mampu memahami masa lalu, masa depan, dan hal-hal secara simbolis.
Selain itu, anak akan meniru cara seseorang berbicara atau berperilaku meskipun orang tersebut tidak ada di hadapannya. Mereka juga mungkin memiliki teman imajiner atau berkhayal tentang suatu hal, misalnya sapu menjadi kuda yang bisa dinaiki.
Tahapan berikutnya adalah tahap operasional konkret. Tahap ini terjadi saat anak mulai memasuki usia sekolah dasar (SD), yakni usia 7-11 tahun.
Selama tahapan ini, anak menjadi lebih sadar akan peristiwa di luar dirinya. Sifat egosentrisnya berkurang dan mulai memahami bahwa tidak semua orang memiliki perasaan, pemikiran, atau keyakinan yang sama.
Dalam perkembangan kognitif anak SD ini, mereka dapat memahami bahwa air dapat membeku dan mencair, mampu mengatur krayon berdasarkan warnanya, mampu mengurutkan mainan berdasarkan ukurannya.
Operasional formal adalah tahap perkembangan kognitif yang berlangsung pada usia 11 tahun atau lebih. Selama tahap ini, anak akan menggunakan logika untuk menyelesaikan masalahnya, merencanakan sesuatu, dan melihat dunia.
Dalam tahap ini, anak memikirkan banyak cara untuk memecahkan suatu masalah, kemudian memilih opsi terbaik berdasarkan seberapa logis atau berhasilnya kemungkinan itu. Anak juga dapat memeriksa dan mengevaluasi pikiran ataupun tindakannya sendiri.
Sementara itu, berikut adalah perkembangan kognitif anak berdasarkan usianya secara spesifik.
Sejak baru lahir, anak dapat dengan aktif belajar dan menerima informasi baru. Tonggak perkembangan utama si kecil pada usia ini berpusat pada eksplorasi indera dasar dan belajar lebih banyak tentang lingkungan dan tubuh.
Pada usia 3-6 bulan, si kecil umumnya akan mulai mengembangkan indera-indera mereka dengan lebih kuat.
Perkembangan kognitif anak yang masih berkembang adalah penglihatan. Misalnya, anak mulai mengenali wajah dan suara yang sudah dikenal, mulai meniru ekspresi wajah, dan bereaksi terhadap seseorang yang dikenal.
Selain itu, anak memiliki persepsi yang lebih tajam terhadap rasa.
Pada usia 6 bulan, anak akan mulai mengenal jarak dan menatap lebih lama pada hal-hal yang tidak biasa menurut mereka, misalnya benda yang menggantung di udara.
Dalam perkembangan kognitif anak usia dini ini, si kecil juga akan mulai memahami perbedaan antara benda hidup dan mati. Mereka juga umumnya sudah bisa membedakan jumlah dan ukuran dari sebuah objek.
Pada usia ini, anak akan lebih mahir secara fisik sehingga mereka dapat menjelajahi lingkungan sekitar. Mereka akan belajar duduk, merangkak, dan berjalan.
Mendekati usia satu tahun, mereka akan lebih mampu memahami konsep bahwa meskipun suatu objek tidak terlihat, bukan berarti objek tersebut menghilang. Mereka juga mulai meniru gerakan-gerakan sederhana.
Selain itu, mereka juga akan mulai belajar untuk mengubah-ubah posisi benda, meletakkannya pada benda lain, menanggapi sesuatu dengan gerakan atau suara, dan suka melihat gambar-gambar di buku.
Memasuki usia 1-2 tahun, perkembangan kognitif adalah hal yang penting orangtua perhatikan. Pada periode usia ini, kemampuan berpikir mereka akan mulai banyak berubah dengan cara melihat perilaku orangtuanya.
Anak umumnya akan meniru bahasa dan tingkah laku orang dewasa di sekitarnya. Mereka juga sudah mengenali perbedaan antara ‘saya’ dan ‘kamu’.
Anak lebih sering belajar melalui eksplorasi. Anda dapat bermain bersamanya menggunakan permainan-permainan yang melibatkan panca indera dan otak, seperti lego, puzzle, menggambar, dan lainnya.
Pada tahap ini, perkembangan kognitif anak cenderung pada pembelajaran dari pengalaman pribadi. Mereka akan mengobservasi seluruh kejadian di sekitarnya dan mulai dapat mengenal berbagai macam objek, termasuk mengenai dirinya lewat pantulan di cermin.
Anak juga mampu memisahkan benda berdasarkan kategorinya. Misalnya, menyebutkan benda di buku bergambar dan mengetahui benda berdasarkan kegunaannya.
Selain itu, anak mulai memahami instruksi sederhana dari orang di sekitarnya. Misalnya, mereka mulai bisa mencocokkan berbagai macam bentuk objek.
Dalam tahap perkembangan kognitif ini, mereka memiliki rasa ingin tahu yang besar dan mempertanyakan banyak hal yang ada di sekitarnya.
Anak juga ingin mencari tahu jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan. Mereka memiliki rentang fokus yang lebih panjang, yaitu sekitar 5-15 menit.
Selain itu, anak dapat mengatur benda berdasarkan bentuk, ukuran, dan warna. Mereka juga mulai menyadari masa lalu dan masa sekarang.
Beranjak ke usia 4 dan 5 tahun, kemampuan analisis anak akan berkembang lebih jauh lagi. Perkembangan kognitif pada fase ini sekaligus mempersiapkan dirinya untuk memasuki SD.
Mereka akan lebih fasih dan semakin banyak memiliki kosakata, berhitung, dan beberapa aktivitas dasar untuk sekolahnya nanti. Anak juga lebih mahir meniru perilaku orang dewasa, memberitahukan tempat tinggalnya, menggambar orang dan benda-benda lainnya.
Memasuki usia 6 tahun, anak mengalami masa transisi dari TK ke SD. Begitu pula dengan perkembangan kognitifnya.
Pada tahap ini, anak menjadi lebih antusias untuk mempelajari konsep baru, mengembangkan kemampuan baru, serta membangun kepercayaan diri.
Ketika anak berusia 6 tahun ke atas atau sudah duduk bangku SD, perkembangan kognitif anak mulai dapat terlihat dari cara mereka mengekspresikan perasaannya, mengemukakan ide-idenya, dan menyelesaikan persoalan lewat dialog.
Baca Juga
Perkembangan kognitif anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
Setelah memahami tahapan perkembangan kemampuan kognitif anak, penting juga bagi Anda mengetahui apa yang bisa dilakukan untuk membantu perkembangan tersebut.
Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan.
Selain itu, pada tahap perkembangan kemampuan kognitif anak, Anda juga disarankan untuk membiarkan si kecil mengeksplorasi beragam hal. Tentunya dengan tetap memastikan mereka dalam pengawasan.
Itulah beberapa tahap kemampuan kognitif anak yang perlu Anda ketahui. Memerhatikan tumbuh kembang anak sejak dini adalah cara Anda mencintainya dan mempersiapkan si kecil untuk masa depannya.
Setiap anak memiliki perkembangan kognitif yang berbeda-beda. Terkadang, terdapat masalah yang dapat menghambat perkembangan kognitifnya, seperti:
Kondisi ini dapat disebabkan oleh gangguan belajar, trauma, kekurangan nutrisi, genetik, masalah mental, hingga kondisi medis tertentu.
Jika Anda khawatir adanya gangguan pada perkembangan kognitif anak, sebaiknya konsultasi pada dokter, psikolog, atau psikiater untuk memastikan kondisinya dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Sementara itu, jika Anda memiliki pertanyaan seputar perkembangan kognitif anak, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Ada beberapa cara mengajari anak disleksia membaca dan menulis, yaitu dengan latihan rutin, penggunaan media suara dan gambar, serta menggunakan lagu atau poster abjad.
Cara membuat finger painting cukup mudah untuk Anda praktikkan di rumah. Finger painting dapat meningkatkan kemampuan sensori dan motorik halus Anak.
Perkembangan batita 1-3 tahun sangatlah ditunggu-tunggu Ayah dan Bunda. Mulai dari belajar berjalan, berbicara satu-dua patah kata, hingga melempar bola. Mengetahui perkembangannya secara rinci tentunya harus dilakukan orangtua.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved