Sejak berabad silam, belum ada bukti ilmiah bahwa seseorang bisa mengalami out of body experience atau pengalaman bagaikan meninggalkan tubuh sendiri. Bisa jadi, ini berhubungan dengan kondisi medis sebut saja gangguan identitas disosiatif seperti kepribadian ganda atau epilepsi.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
26 Apr 2023
Out of body experience sering dikaitkan dengan pengalaman mistis
Table of Content
Sejak berabad silam, belum ada bukti ilmiah bahwa seseorang bisa mengalami out of body experience atau pengalaman bagaikan meninggalkan tubuh sendiri. Bisa jadi, ini berhubungan dengan kondisi medis sebut saja gangguan identitas disosiatif seperti kepribadian ganda atau epilepsi.
Advertisement
Terkadang, sensasi out of body experience (OBE) juga dirasakan seseorang ketika mengalami sesuatu yang nyaris membuatnya tewas atau near-death experience. Contohnya saat mengalami cedera berat atau tersetrum listrik.
Bagi yang belum pernah mengalami out of body experience, mungkin bertanya-tanya seperti apa sensasi yang dirasakan. Menurut orang-orang yang pernah mengalaminya, hal yang dirasakan adalah:
Beberapa ciri-ciri di atas tentu bisa berbeda antara satu orang dan lainnya. Mustahil melakukan generalisasi apa yang dirasakan seseorang ketika mengalami out of body experience karena berbeda dengan gejala saat menderita penyakit tertentu.
Bagi orang yang memiliki masalah dengan saraf seperti epilepsi, mereka bisa mengalami out of body experience lebih sering namun dalam durasi yang singkat. Namun pada orang lain, ada yang tidak pernah mengalaminya sama sekali atau satu kali seumur hidup.
Orang merasakan OBE tanpa direncanakan sebelumnya. Inilah yang membedakan sensasi ini dengan pengalaman spiritual lainnya.
Baca Juga
Topik apakah out of body experience adalah hal yang nyata atau mitos terus menjadi perdebatan. Apakah orang yang mengalaminya benar-benar terjadi secara fisik atau hanya pengalaman halusinasi?
Pada tahun 2014, ada sebuah penelitian kesadaran kognitif terhadap 101 orang yang sembuh dari serangan jantung. Hasilnya, 13% partisipan merasakan bagai terpisah dari tubuhnya sendiri saat proses resusitasi. Selain itu, 7% lainnya merasakan perspektif yang berbeda dibandingkan dengan biasanya.
Tak hanya itu, dua partisipan lainnya juga mengaku mengalami pengalaman yang begitu nyata baik dari segi visual maupun audio saat serangan jantung terjadi. Namun hanya satu partisipan yang bisa menggambarkan deskripsi apa yang dialaminya secara detil. Durasi pengalamannya saat itu hanya sekitar 3 menit.
Meski demikian, tetap saja belum ada bukti ilmiah yang mendukung sensasi out of body experience.
Penyebab terjadinya out of body experience pun masih menjadi tanda tanya. Meski demikian, beberapa hal diidentifikasi bisa menjadi pemicunya:
Situasi yang sangat menakutkan atau menyebabkan stres akan memicu respons seseorang merasa sedang berada di luar tubuhnya. Ia akan merasa sedang melihat kejadian itu dari tempat lain di luar tubuhnya. Seakan menjawab dugaan ini, penelitian tahun 2017 menyebut bahwa perempuan yang tengah melahirkan bisa merasakan OBE saat persalinan terjadi.
Meski demikian, ada banyak kemungkinan situasi sulit yang membuat seseorang merasakan pengalaman ini. Ada pula yang menyebut bahwa OBE adalah cara untuk berdamai dengan trauma masa lalu, namun masih perlu penelitian lebih lanjut.
Ada beberapa kondisi medis terutama yang berkaitan dengan kesehatan mental dapat memicu terjadinya out of body experience. Mulai dari depresi, epilepsi, cemas berlebih, dan juga cedera otak. Masalah lain seperti migraine, serangan jantung, dan juga Guillain-Barré syndrome disebut sebagai pemicu lainnya.
Orang yang mengalami sleep paralysis juga bisa merasakan halusinasi dan berujung pada OBE. Gangguan antara keseimbangan saat tidur dan terjaga ini bisa menimbulkan gejala disosiatif seperti seseorang meninggalkan tubuhnya sendiri,
Ada pula laporan out of body experience dialami seseorang ketika di bawah pengaruh obat bius. Selain itu, substansi obat-obatan lainnya seperti ganja, ketamine, atau LSD juga dapat menjadi faktor pemicu.
Adanya aktivitas fisik ekstrem atau kondisi tubuh dehidrasi parah, tersetrum listrik, atau mengalami stimulasi otak berlebihan juga bisa memicu terjadinya out of body experience.
Hingga kini, belum ada penelitian yang menyebut bahwa out of body experience dapat membahayakan kesehatan seseorang. Hanya saja, orang yang mengalaminya bisa merasa pusing atau disorientasi sesaat.
Baca Juga
Ada orang yang hanya merasakan out of body experience sekali dan tidak pernah mengalaminya lagi. Namun ada juga yang merasa bingung, terutama bagi penderita masalah otak atau kesehatan mental. Jika out of body experience dirasa sangat mengganggu, konsultasikan kepada ahlinya.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Bipolar tidak bisa sembuh, tapi bisa ditekan gejalanya sehingga pengidap bipolar bisa beraktivitas seperti biasa. Dengan pengobatan yang tepat, gejala kekambuhan bipolar akan berkurang drastis dan membuat pengidapnya bisa menjalani kehidupan yang produktif.
19 Sep 2022
Buah rendah kalori dan tinggi serat bisa membantu Anda menurunkan berat badan. Mulai dari apel, lemon, bahkan alpukat. Sinak lengkapnya dalam artikel ini
21 Okt 2022
Amnesia disosiatif adalah gangguan ingatan, kesadaran, identitas, atau persepsi yang disebabkan oleh stres luar biasa. Hal ini dapat terjadi akibat peristiwa traumatis.
3 Mei 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved