Kondisi sesak napas saat berbaring disebut dengan orthopnea. Ini merupakan salah satu gejala yang muncul atas kondisi kesehatan tertentu, misalnya saja obesitas hingga penyakit jantung. Perlu pemeriksaan medis lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pastinya dan mencari cara mengatasinya.
2 Jul 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Sesak napas saat berbaring (orthopnea) dapat disebabkan oleh obesitas hingga penyakit jantung
Table of Content
Pernahkah Anda merasa sesak napas saat berbaring? Jika ya, mungkin saja Anda mengalami orthopnea (ortopnea). Tidak hanya membuat tidur tidak nyaman, kondisi ini juga bisa menjadi tanda adanya penyakit lain. Simak penjelasan lengkap mengenai orthopnea berikut ini.
Advertisement
Orthopnea adalah suatu gejala yang ditimbulkan berupa sesak napas saat berbaring. Biasanya, kondisi ini dapat mereda ketika mengubah posisi, seperti duduk atau berdiri. Orthopnea sendiri merupakan salah satu jenis sesak napas atau dispnea.
Orthopnea perlu diwaspadai karena dapat menjadi salah satu indikasi penyakit jantung dan penyakit paru, atau kondisi kesehatan lain.
Anda perlu pemeriksaan lebih lanjut ke dokter jika kondisi sesak napas saat berbaring disertai dengan gejala berikut:
Baca Juga
Penyebab orthopnea yang paling umum adalah penyakit jantung. Ketika mengalami gangguan, jantung tidak dapat memompa darah dan cairan tubuh lainnya menuju paru-paru dengan baik saat berbaring.
Hal ini juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada pembuluh darah di paru-paru dan mendorong cairan kembali ke alveoli, kantung udara kecil yang terdapat di dalam paru-paru.
Kembalinya cairan menuju alveoli menyebabkan paru-paru berisi cairan, dan terjadilah edema paru.
Cairan pada alveoli ini kemudian dapat mengganggu pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Akibatnya, pasokan oksigen ke seluruh tubuh tidak mencukupi.
Meski demikian, saat Anda mengalami sesak napas saat berbaring bukan berarti Anda pasti mengalami sakit jantung. Perlu pemeriksaan dokter lebih lanjut untuk menentukan penyebabnya.
Mengetahui penyebab sesak napas saat berbaring dapat membantu Anda mengatasi orthopnea dan mengurangi gejalanya. Berikut ini beberapa cara mengatasi sesak napas saat berbaring:
Cara yang paling sederhana untuk meredakan gejala sesak napas saat berbaring adalah dengan meninggikan posisi tidur. Anda dapat mengangkat kepala dan tubuh bagian atas lalu menyanggahnya dengan beberapa bantal.
Segera mengubah posisi berbaring menjadi duduk atau berdiri sejenak sampai gejala hilang. Lalu, Anda dapat bangun duduk atau berdiri dengan perlahan sambil mengatur napas dan mencoba relaks.
Setelah itu, Anda juga dapat menggunakan minyak esensial untuk melegakan pernapasan.
Sebuah penelitian dalam jurnal Chest menyatakan bahwa kegemukan atau obesitas dapat menjadi penyebab sesak napas saat berbaring.
Jika orthopnea disebabkan oleh kegemukan atau obesitas, cara mengatasi sesak napas yang mungkin dianjurkan dokter adalah menurunkan berat badan. Berat badan ideal terbukti dapat membantu mengurangi sesak napas saat berbaring.
Jika orthopnea yang Anda alami memang benar disebabkan oleh penyakit jantung atau paru, sesuai dengan pemeriksaan medis, dokter akan memberikan pengobatan lanjutan untuk mengatasi penyakitnya.
Dalam hal ini, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis, seperti rontgen dada, EKG, echocardiogram, dan pulmonary function test.
Dokter mungkin akan meresepkan beberapa obat sesak napas berikut untuk mengatasi orthopnea:
Sebagian besar penyebab sesak napas saat berbaring berhubungan dengan kondisi kesehatan akibat pola hidup tidak sehat, seperti obesitas, penyakit jantung, dan penyakit paru.
Itulah sebabnya, penerapan pola hidup sehat juga dapat menjadi cara mengatasi ortophnea.
Beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menjaga pola hidup sehat antara lain:
Baca Juga
Beberapa kondisi berikut ini juga dapat menjadi penyebab Anda merasa sesak ketika berbaring:
Jika Anda mengalami orthopnea atau gangguan napas lain saat berbaring segera konsultasikan dengan dokter terkait kondisi Anda dan penanganan yang tepat sesuai penyebab sesak napas.
Anda juga bisa berkonsultasi menggunakan fitur chat dokter melalui aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Vaksin Johnson and Johnson sudah mendapat izin darurat atau EUA dari BPOM RI. Efikasi vaksin Janssen dalam mencegah Covid-19 sekitar 67,2-66,1%.
Madu dan jahe adalah beberapa herbal yang dapat digunakan sebagai obat batuk alami. Bukan hanya itu, beberapa cara rumahan juga bisa membantu menyembuhkan batuk secara tradisional tanpa obat.
Glioblastoma adalah jenis kanker otak stadium 4 yang paling sering terjadi. Penyakit ini memiliki gejala, seperti mual, sakit kepala hebat, dan kejang. Ketahui pula bagaimana pengobatannya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Veranita
Dijawab oleh dr. Veranita
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved