Sperma tidak keluar saat orgasme tentunya mengganggu pikiran para pria. Kondisi tersebut mungkin disebabkan oleh orgasme kering atau retrograde ejaculation.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
19 Nov 2019
Orgasme tapi sperma tidak keluar adalah kondisi medis yang bisa diobati.
Table of Content
Pernahkah Anda merasakan orgasme yang sangat klimaks, namun sperma tidak keluar dari penis? Waspadalah, kondisi orgasme tapi air mani tidak keluar, bisa jadi itu orgasme kering atau orgasmic anejaculation.
Advertisement
Sebagai pria, tentunya Anda khawatir. Bagaimana Anda bisa membuahi sel telur pasangan, tanpa adanya sperma yang keluar dari penis?
Maka dari itu, penting bagi Anda untuk mengetahui penyebabnya sehingga solusi yang tepat bisa dicari.
Penting untuk diketahui dulu bahwa sperma yang gagal keluar dan dimaksud di sini adalah cairan mani yang "ditembakkan" dari penis ketika mencapai orgasme dalam berhubungan seks.
Tergantung dari penyebabnya, orgasme kering dapat terjadi sementara dan dapat juga menjadi permanen.
Bagi sebagian orang-orang yang tidak ingin memiliki keinginan untuk punya anak, kondisi ini tidak menjadi masalah besar. Sebab, mereka masih dapat merasakan orgasme walau sperma tidak keluar.
Akan tetapi, bagi mereka yang mau memiliki keturunan, tentu saja orgasme kering adalah masalah besar, yang harus segera ditangani.
Banyaknya kasus orgasme tapi air mani tidak keluar terjadi setelah penderitanya menjalani operasi pengangkatan kandung kemih dan prostat. Kedua prosedur ini bisa membuat tubuh pria berhenti memproduksi sperma.
Beberapa kondisi medis di bawah ini, juga bisa menyebabkan orgasme tapi sperma enggan keluar:
Stres dan gangguan kesehatan mental lainnya, juga bisa menyebabkan seseorang merasakan orgasme tapi sperma tidak keluar.
Selain itu, rendahnya kadar testosteron bisa menjadi penyebab ejakulasi tidak keluar sperma khususnya pada pria lanjut usia (lansia). Pria dengan ketidakstabilan hormon, juga bisa mengalami masalah ejakulasi ini.
Banyak orang yang masih bingung, apakah ketidakmampuan mengeluarkan air mani saat ejakulasi dikatakan sebagai orgasme kering atau retrograde ejaculation.
Keduanya memang memicu orgasme tapi air mani tidak keluar, tapi penyebabnya berbeda.
Dalam kondisi retrograde ejaculation alias ejakulasi retrograde, sperma memang keluar saat orgasme. Namun sperma pria itu masuk ke dalam kandung kemih, bukan keluar dari penis.
Retrorade ejaculation adalah masalah kesehatan yang terjadi karena kandung kemih tidak menutup saat orgasme terjadi. Saat kandung kemih tidak menutup, sperma akan masuk ke dalam kandung kemih. Alhasil, urine yang keluar dari penis, akan terlihat “berawan” atau kusam, karena tercampur dengan sperma.
Beberapa gejala di bawah ini, dapat dialami penderita retrograde ejaculation:
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa orgasme kering berbeda dari retrograde ejaculation. Di saat orgasme kering membuat penderitanya sama sekali tidak memproduksi sperma, retrograde ejaculation masih bisa memproduksi sperma. Hanya saja, sperma tidak berhasil keluar dari penis.
Kedua kondisi ini masih bisa membuat pengidapnya merasakan orgasme, tapi tanpa disertai sperma yang keluar dari penis. Hal ini tentu menjadi masalah bagi para pria yang ingin memiliki keturunan.
Selain retrograde ejaculation, ada beberapa penyebab lain yang menyebabkan sperma tidak keluar. Salah satunya adalah terlalu sering orgasme. Jangan heran jika ai mani tidak keluar, sebab tubuh bisa "kekurangan" sperma jika orgasme dan ejakulasi terus dilakukan dalam waktu yang berdekatan.
Namun jangan khawatir, seiring berjalannya waktu, tubuh akan kembali memproduksi sperma. Hanya saja, berikan "jeda" antara orgasme dan ejakulasi.
Perawatan untuk orgasme kering tergantung pada kondisi medis yang mendasarinya. Misalnya, seseorang mengidap orgasme kering, karena sedang mengonsumsi obat Tamsulosin, yang biasanya dipakai untuk menangani pembesaran kelenjar prostat. Pada kondisi ini, dokter akan meminta Anda untuk berhenti mengonsumsinya dulu.
Kemampuan Anda untuk berejakulasi, akan kembali, sesaat setelah Anda berhenti mengonsumsi obat yang menyebabkan orgasme kering tersebut.
Jika Anda mengalami retrograde ejaculation, maka dokter akan merekomendasikan beberapa obat, yang bisa membuat leher kandung kemih, tertutup, saat klimaks terjadi. Obat-obatan itu meliputi:
Siapapun yang mengalami orgasme kering ataupun retrograde ejaculation, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. Sebab, Anda membutuhkan jawaban pasti atas penyebabnya dan bagaimana cara pengobatan yang tepat.
Kadang, pengobatan ejakulasi retrograde sesederhana seperti menghentikan pengobatan tertentu bisa dilakukan. Namun, solusi ini tidak selalu bisa ditujukan bagi semua pria.
Baca Juga
Ejakulasi retrograde belum tentu menjadi penyebab wanita susah hamil. Orgasme kering memang membuat jumlah sperma yang bisa masuk ke dalam rahim jadi berkurang sehingga kemungkinan hamil lebih rendah.
Perlu diketahui, orgasme kering ataupun retrograde ejaculation, masih bisa mengeluarkan sperma dari penis, walau sedikit dan jarang terjadi.
Maka dari itu, jangan pikir para penderitanya bisa berhubungan seksual dengan bebas. Menggunakan kondom tetap menjadi pilihan yang tepat, untuk menghindari kehamilan yang tak diinginkan.
Advertisement
Ditulis oleh Fadli Adzani
Referensi
Artikel Terkait
Muncul keinginan bercerai karena tidak bahagia dalam pernikahannya adalah hal manusiawi. Pilihannya adalah bercerai atau bertahan. Satu yang pasti, jangan diputuskan berlandaskan emosi dan sebaiknya melewati proses pertimbangan sebelum bercerai.
1 Sep 2021
Dispareunia adalah nyeri pada alat kelamin yang terus menerus dan atau berulang sesaat sebelum, saat, atau pun sesudah berhubungan seks. Gejala dispareunia yaitu nyeri pada saat penetrasi, vagina perih. Penyebabnya adalah tidak cukupnya pelumas, adanya riwayat luka atau iritasi.
31 Mei 2019
Kedekatan dan rasa saling memiliki sangat penting dalam hubungan intim usia lanjut. Namun seiring berjalannya waktu, rasa keterikatan terhadap pasangan mungkin akan lebih penting daripada rasa ketertarikan. Anda pun mungkin akan mengukur kepuasan hubungan dengan kasih sayang, rasa saling percaya, komitmen dibandingkan dengan kepuasan seksual.
3 Mei 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved