Para orang tua tidak perlu cemas apabila bayi belum bisa duduk sebelum waktunya. Pasalnya, mengajarkan bayi duduk sebelum waktunya justru menimbulkan bahaya.
2023-03-30 13:38:24
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Bayi belajar duduk sebelum waktunya justru berbahaya bagi perkembangan otot-ototnya
Table of Content
Para orang tua mungkin ingin cepat-cepat melihat bayinya bisa duduk. Namun, tahukah Anda bahwa belajar mendudukkan bayi sebelum waktunya itu berbahaya? Agar terhindar dari risiko yang tidak perlu, simak penjelasan bahaya bayi duduk sebelum waktunya berikut ini.
Advertisement
Orang tua mana yang tidak ingin bayinya tumbuh dan berkembang secara optimal? Segala cara dilakukan agar buah hati tercinta tidak ‘kalah’ atau bahkan lebih menonjol dibandingkan bayi lain seusianya.
Akan tetapi, tentu ada rasa khawatir ketika bayi seusianya sudah bisa melakukan hal tertentu, sedangkan bayi Anda belum.
Beberapa orang tua mungkin akan cemas ketika melihat bayi lain sudah bisa duduk, tapi buah hati Anda untuk menegakkan kepala saja belum mahir. Anda pun jadi berpikir macam-macam, bahkan khawatir ada yang salah dengan proses tumbuh kembang si kecil.
Kekhawatiran tersebut adalah hal yang sangat wajar untuk setiap orang tua. Namun, Anda juga harus tahu bahwa setiap anak memang memiliki milestone perkembangan yang berbeda-beda, sekalipun mungkin sepantaran.
Jadi, kalau sekarang bayi Anda belum bisa duduk sementara bayi lainnya sudah, bukan berarti si kecil terlambat perkembangannya.
Bahkan, ada bahaya yang mengintai jika Anda berusaha mengajarkan bayi duduk sebelum waktunya. Beberapa bahaya bayi duduk sebelum waktunya, yaitu:
Bayi yang didudukkan sebelum waktunya bisa bahaya karena ini dapat menghambat fase perkembangan otot-otot tubuhnya. Pasalnya, saat mengajarkan duduk terlalu cepat, anak Anda akan kehilangan tummy time.
Padahal, tummy time adalah fase yang dapat membantu bayi melatih kekuatan otot tubuh bagian atas, yang diperlukan saat ia duduk.
Akibat perkembangan ototnya terhambat, bayi yang duduk sebelum waktunya juga kemungkinan harus menghadapi bahaya berupa melemahnya otot-otot tubuh, terutama otot pinggang.
Ini karena bayi tidak memiliki waktu yang cukup untuk melatih otot-ototnya tersebut.
Saat melatih duduk terlalu awal, bayi berisiko mengalami cedera serius. Ini karena otot, keseimbangan, dan refleks bayi yang lemah tidak siap mempertahankan posisi duduk sempurna.
Akibatnya, bayi berisiko terjungkal dan membentur lantai atau tembok.
Tummy time yang berkurang karena bayi harus belajar duduk sebelum waktunya juga menimbulkan bahaya berupa terhambatnya perkembangan bayi yang lain.
Akibatnya, mungkin saja bayi Anda juga jadi terlambat untuk merangkak, merayap, dan mengangkat kepalanya.
Kemampuan-kemampuan tersebut hanya bisa didapat apabila proses tummy time berjalan sesuai seharusnya. Jadi, sebaiknya biarkan si kecil menjalani semua proses tersebut secara alami.
Fakta mengejutkan diungkapkan oleh peneliti dari McGill University Health Center di Montreal, Kanada.
Menurut peneliti bernama Aurore Cote, bahaya bayi duduk sebelum waktunya bisa sampai menyebabkan kematian.
Studi yang ia lakukan menunjukkan bahwa 3 persen bayi meninggal dunia akibat duduk sebelum waktunya, yakni pada usia kurang dari 1 bulan.
Bayi yang berusia 1 bulan ke bawah memang masih sangat rentan sehingga membiarkannya dalam posisi duduk tentu sangat berisiko.
Dilansir dari Help Me Grow, bayi harus dapat mengangkat kepalanya sendiri tanpa penyangga, serta memiliki kekuatan tubuh bagian atas yang cukup sebelum dapat duduk sendiri.
Idealnya, bayi mulai dapat mengangkat kepala pada usia 2 bulan. Pada usia 4 bulan, bayi biasanya dapat menegakkan kepalanya dengan stabil tanpa penyangga.
Pada usia 6 bulan, bayi mulai bisa duduk walaupun dengan sedikit bantuan lengannya (tripod sit). Memasuki usia bayi 9 bulan, barulah ia dapat duduk dengan baik tanpa penyangga.
Anda dapat membantu bayi belajar duduk dengan merangsangnya untuk tengkurap sesering mungkin. Cobalah membuatnya melihat ke atas dengan memperlihatkan mainan yang menarik perhatian.
Cara ini bertujuan untuk memperkuat otot kepala, bahu, leher, dan punggungnya yang pada akhirnya akan memberinya kendali kepala yang dibutuhkan untuk duduk.
Lantas, bagaimana jika sudah waktunya duduk, tapi sang anak belum juga menunjukkan tanda-tanda? Berikut tips lainnya untuk melatih bayi agar bisa duduk:
Itu dia informasi mengenai bahaya bayi duduk sebelum waktunya beserta tips untuk melatihnya belajar duduk.
Selama bayi Anda berada di rentang usia 6-9 bulan atau bahkan kurang, tidak perlu khawatir apabila ia belum bisa duduk dengan lancar.
Anda baru bisa curiga jika bayi belum bisa duduk di usianya yang sudah melebihi 9 bulan.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar perkembangan bayi, Anda bisa chat dengan dokter di aplikasi Kesehatan SehatQ. Download di App Store dan Google Play sekarang juga.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Lanugo adalah rambut halus yang tumbuh pada janin saat masih dalam kandungan. Namun, rambut ini dapat pula terbawa hingga bayi dilahirkan. Apa saja fungsinya?
Refleks Moro adalah penyebab anak sering kaget saat tidur. Perlahan-lahah refleks ini akan hilang ketika anak menginjak usia 6 bulan.
Lingkar lengan atas atau LiLA dapat digunakan untuk mengukur status gizi bayi. Ini dilakukan ketika berat dan tinggi badan tidak bisa dinilai secara akurat untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved