Orang koma dalam kondisi tidak sadar, namun sebagian masih bisa mendengar dan menangis. Hal ini disebabkan karena otak sebenarnya masih berfungsi, hanya saja mereka tidak bisa merespons lingkungannya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
25 Sep 2023
Tidak pernah ada yang bisa memprediksi kondisi saat seseorang koma, bahkan ada kasus orang koma bisa menangis
Table of Content
Hingga kini, belum ada definisi pasti apa yang terjadi – secara detil – selama seseorang dalam kondisi koma. Selalu ada area abu-abu. Terlebih, kondisi koma seseorang berbeda satu sama lain, termasuk dalam menjawab pertanyaan tentang benarkah orang koma bisa menangis.
Advertisement
Secara sederhana, koma adalah kondisi tubuh setelah mengalami cedera parah di bagian kepala sehingga aktivitas otak memutuskan untuk ‘beristirahat’.
Orang yang mengalami koma tidak bisa membuka mata atau memberi respons pada apa yang terjadi di sekitarnya. Insiden traumatic brain injury yang terjadi pada orang tersebut akan membuatnya pasif terhadap stimulus eksternal.
Meski demikian, bukan berarti otak orang koma tidak berfungsi. Jauh dari itu. Mereka sadar dan otaknya bekerja. Namun, orang koma tidak bisa bergerak atau merespons lingkungannya.
Analoginya seperti orang yang sedang tidur lelap: keadaan tidak sadar apa yang terjadi di sekitar, tidak mencerna situasi, ataupun berpikir.
Pasien koma tidak akan melakukan gerakan, mengeluarkan suara, dan tidak dapat membuka mata meskipun dirangsan dengan suatu gerakan seperti dicubit. Orang koma berbeda dengan pingsan, pasalnya pingsan hanya terjadi sementara. Sedangkan orang yang koma akan mengalami penurunan kesadaran pasien untuk waktu yang cukup lama. Koma bisa terjadi karena adanya kerusakan salah satu bagian otak, bisa sementara ataupun permanen.
Namun, meski tidak bisa bergerak secara sengaja, ada hal-hal yang bisa dilakukan orang yang sedang koma, seperti berikut ini:
Orang dalam keadaan koma memang tidak bisa menggerakkan tubuhnya untuk merespons apa yang terjadi di sekitar. Meski demikian, mereka masih bisa menjalankan fungsi-fungsi tubuh non-kognitif.
Sebut saja bernapas tanpa alat bantu – kecuali bagi yang mengalami gangguan pernapasan – kemudian sirkulasi darah tetap berjalan, organ lainnya pun berfungsi tanpa intervensi eksternal.
Terkadang, orang koma juga bisa menggerakkan sedikit anggota tubuhnya sebagai respons refleks. Namun lagi-lagi, hal ini tidaklah mutlak. Ada kondisi-kondisi berbeda pada beberapa orang yang mengalami koma.
Orang yang koma juga masih bisa menangis. Salah satu contoh kejadiannya adalah seorang pria Inggris bernama Matthew Taylor yang mengalami kecelakaan motor parah di Bali pada tahun 2011 lalu.
Sejak 2009, Taylor memang tinggal di Bali dan bekerja sebagai guru bahasa Inggris. Ia pun telah bertunangan dengan gadis asal Indonesia, Handayani Nurul.
Sejak kecelakaan tragis itu, Taylor mengalami koma dan dirawat oleh keluarganya di Royal Derby Hospital, Inggris. Suatu ketika, tunangannya menelepon dari Indonesia dan mencoba berbicara padanya.
Ketika itu, Matthew Taylor mengeluarkan air mata dalam kondisi mata terpejam dan terbaring. Itu adalah pertama kalinya Taylor memberikan respons dan berlanjut pada gerakan-gerakan kecil lainnya.
Apa yang terjadi pada Matthey Taylor menjadi bukti bahwa orang koma bisa menangis. Tentu hal ini tidak bisa disamaratakan pada setiap orang yang mengalami koma.
Setiap kasus koma seseorang berbeda. Gerakan refleks, respon verbal, hingga reaksi yang membuat orang koma bisa menangis menjadi faktor penting dalam menentukan mereka bisa sembuh total.
Hal yang juga bisa dilakukan orang koma adalah mendengar. Kisah Geoffrey Lean jadi buktinya. Ia sempat koma selama satu bulan akibat kegagalan operasi yang menyebabkan rhabdomyolisis, kerusakan jaringan otot. Dokter mendiagnosis kemungkinan hidupnya kurang dari 1%.
Namun pada akhirnya, Lean selamat.
Menurut kesaksiannya, selama berada di rumah sakit ia bisa mendengar apa yang dibicarakan orang-orang di sekitarnya. Lean bahkan bisa merasakan sentuhan seperti ketika suster memberikan injeksi obat di lengannya.
Apa yang terjadi pada Geoffrey Lean membawa pada penelitian departemen neuro-Disability Royal Hospital London bahwa ada kemungkinan orang koma mengerti apa yang terjadi di sekitarnya, namun tidak bisa berkomunikasi.
Baca Juga: Mengenal Kondisi Mati Batang Otak, Benarkah Sebenarnya Sudah Meninggal?
Kondisi orang yang koma bisa berbeda-beda, tergantung kondisi keparahan. Untuk berdiskusi lebih jauh soal kondisi yang dialami orang koma, konsultasikan langsung dengan dokter.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Prosedur autopsi mayat dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian yang belum terungkap. Dokter akan melakukan pemeriksaan bagian dalam dan luar tubuh mayat.
17 Mei 2023
Mabuk lem aibon adalah cara mudah mendapat sensasi ‘melayang’. Efek mabuk lem ini dapat menyebabkan mengantuk, sakit kepala, hilang kesadaran bahkan kematian.
1 Nov 2019
Pemasangan NGT diperlukan sebagai jalur untuk menyuplai makanan, minuman, maupun obat-obatan yang diperlukan pasien dengan kondisi medis tertentu. Siapa saja yang membutuhkannya?
15 Mei 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved