Operasi hipospadia bertujuan untuk memperbaiki kelainan sejak lahir di mana muara uretra tidak berada di ujung penis. Operasi hipospadia bertujuan untuk membentuk (memperpanjang) uretra, mendapatkan kondisi penis yang lurus, dan membuat lubang uretra di ujung penis dengan ukuran yang sesuai.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
15 Mei 2019
Operasi hipospadia bertujuan membuat lubang uretra di ujung penis dengan ukuran yang sesuai.
Table of Content
Hipospadia merupakan kelainan sejak lahir di mana muara uretra (saluran yang mengalirkan urine keluar dari kandung kemih) tidak berada pada ujung penis. Operasi hipospadia bertujuan untuk memperbaiki kelainan tersebut.
Advertisement
Pada hipospadia, muara uretra tidak terletak pada ujung penis, melainkan berakhir pada sisi bawah penis. Muara ini bisa berada di dekat ujung penis, tengah, maupun dekat skrotum.
Hipospadia dapat diidentifikasi sejak lahir. Operasi perbaikan hipospadia dapat dilakukan pada semua usia. Umumnya, operasi hipospadia dilakukan pada saat anak berusia antara 6 bulan hingga 2 tahun. Operasi dapat dilakukan rawat jalan sehingga anak tidak perlu menginap di rumah sakit.
Operasi hipospadia bertujuan untuk membentuk (memperpanjang) uretra, mendapatkan kondisi penis yang lurus, dan membuat lubang uretra di ujung penis dengan ukuran yang sesuai.
Banyak operasi hipospadia bergantung pada keparahan yang terjadi. Hipospadia ringan dapat diperbaiki dalam satu operasi. Pada kasus yang berat, di mana muara uretra pada bagian tengah dan dekat skrotum, diperlukan dua atau lebih tindakan operasi.
Operasi dilakukan dengan mengambil sebagian kulit luar atau jaringan dari area lain untuk membentuk tabung. Tabung ini akan memperpanjang uretra sehingga ujung uretra dapat berada pada ujung penis.
Bayi yang lahir dengan hipospadia sebaiknya tidak disunat pada saat lahir. Kulit lebih yang dipotong saat sunat dibutuhkan untuk memperbaiki saluran uretra saat operasi.
Saat ini, terdapat berbagai metode yang digunakan pada operasi hipospadia, antara lain ortoplasti (meluruskan penis), uretroplasti (memperpanjang uretra), meatoplasti (membuat lubang uretra baru dan rekonstruksi ujung penis), dan skrotoplasti (memperbaiki skrotum). Metode-metode ini disesuaikan dengan jenis hipospadia yang dialami oleh masing-masing anak.
Operasi hipospadia penting untuk dilakukan karena tanpa operasi dapat terjadi masalah dikemudian hari, seperti:
Operasi mungkin tidak diperlukan apabila hipospadia yang diderita tergolong sangat ringan dan tidak menyebabkan gangguan buang air kecil, fungsi seksual, dan deposit semen (air mani).
Komplikasi pascaoperasi hipospadia dapat ditemukan dalam beberapa bulan pertama setelah operasi. Namun, tetap diperlukan follow-up jangka panjang karena ada gejala komplikasi yang bisa timbul dalam waktu lama setelah operasi. Contohnya adalah fistula uretra, yaitu keadaan di mana terbentuk lubang yang menyebabkan urine bocor keluar. Kondisi penis melengkung akibat hipospadia juga dapat kembali terjadi pada masa pubertas.
Risiko komplikasi lainnya akibat prosedur operasi hipospadia, yaitu hematoma (gumpalan darah yang besar), penyempitan pada uretra, masalah kosmetik (kulit berlebih atau bekas luka), gangguan pancaran urine dan gejala iritatif, serta disfungsi ereksi.
Operasi hipospadia dapat menyebabkan komplikasi akibat pasokan pembuluh darah yang buruk, terbentuknya jaringan parut, kerusakan jaringan yang digunakan untuk perbaikan hipospadia, dan kegagalan melakukan rekonstruksi sehingga jaringan asli serta jaringan tambahan tidak menyatu sempurna.
Gejala yang dapat ditemukan pada komplikasi operasi hipospadia, antara lain:
Jika terjadi komplikasi, diperlukan operasi tambahan. Operasi dilakukan dalam 4-6 bulan setelah penyembuhan luka operasi sebelumnya, kecuali pada kondisi penyempitan uretra. Kondisi ini perlu mendapat penanganan lebih awal.
Setelah menjalani operasi hipospadia, penis anak akan tampak sama seperti keadaan normal dan dapat berfungsi baik.
Berbagai tindakan medis dan operasi yang ditanggung BPJS Kesehatan atau Kartu Indonesia Sehat (KIS) telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 28 Tahun 2014.
BPJS Kesehatan bertindak sebagai asuransi kesehatan dari pemerintah yang memberikan jaminan yang luas terhadap berbagai perawatan kesehatan, tindakan medis, hingga pengobatan yang Anda butuhkan. Penanganan operasi hipospadia merupakan salah satu tindakan medis yang ditanggung oleh BPJS.
Saat Anda akan melakukan operasi hipospadia dengan BPJS, Anda perlu melakukan langkah-langkah berikut:
Saat sakit dan ingin berobat menggunakan BPJS, langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah mengunjungi FASKES 1 (Fasilitas Kesehatan Tingkat 1) untuk mendapatkan pengobatan awal. FASKES 1 bisa berupa Puskesmas, klinik, dokter umum, atau rumah sakit tipe D yang telah tertera pada kartu BPJS milik Anda pribadi.
Karena operasi hipospadia tidak bisa dilakukan di FASKES 1, maka Anda akan langsung dirujuk ke rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS.
Sebelum pergi ke rumah sakit, pastikan Anda telah memiliki surat rujukan yang diberikan oleh dokter, serta menyediakan berbagai keperluan data seperti kartu keluarga dan KTP. Sebab jika tidak, Anda akan dianggap menjalani pengobatan dengan biaya pribadi tanpa menggunakan BPJS.
Advertisement
Ditulis oleh Giovanni Jessica
Referensi
Artikel Terkait
Hipospadia adalah suatu kelainan sejak lahir di mana muara uretra tidak berada pada ujung penis. Kondisi ini dapat menyebabkan chordee dan mengganggu kenyamanan berhubungan seksual. Kelainan bawaan hipospadia juga menjadi penyebab kemandulan pada pria.
16 Mei 2019
Hipospadia pada bayi adalah cacat lahir yang menyebabkan penis tampak tidak normal. Kondisi ini harus segera ditangani karena dapat menyebabkan komplikasi seperti masalah ejakulasi saat dewasa.
4 Mei 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved