Sejumlah pilihan operasi batu ginjal adalah ureteroskopi (URS), percutaneous nephrolithotomy (PCNL), dan bedah terbuka. Selain itu, ada pula tindakan non-invasif alias tanpa pembedahan, yakni extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL).
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
25 Mei 2023
Ilustrasi prosedur SWL untuk mengatasi batu ginjal
Table of Content
Operasi batu ginjal tidak selalu diperlukan untuk menangani masalah batu ginjal. Beberapa batu ginjal yang berukuran kecil sering kali dapat keluar sendiri tanpa pengobatan.
Advertisement
Namun, sebagian lainnya terkadang perlu diangkat dengan prosedur operasi apabila menyebabkan rasa sakit dan tersangkut di kandung kemih.
Operasi batu ginjal atau prosedur medis lainnya dapat menjadi pilihan untuk mengeluarkan batu ginjal apabila batu berukuran sangat besar dan tidak bisa keluar sendiri, menyebabkan rasa sakit yang mengganggu, menghalangi aliran urine keluar dari ginjal, serta membuat Anda sering mengalami infeksi saluran kemih.
Terdapat beberapa jenis prosedur operasi batu ginjal yang biasanya dilakukan. Masing-masing operasi tersebut memiliki keunggulan tersendiri.
Jadi, konsultasikan dengan dokter untuk menentukan yang paling tepat untuk mengatasi penyakit batu ginjal yang Anda alami.
Ureteroskopi (URS) adalah prosedur pengangkatan batu ginjal di ginjal dan ureter.
Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan sebuah alat berbentuk selang elastis dengan kamera di ujungnya untuk mencari dan mengambil batu ginjal. Anda akan dibius total sehingga tidak merasakan sakit.
Ureteroskopi tidak memerlukan sayatan pada kulit. Untuk mengatasi batu yang berukuran besar, dokter menggunakan laser untuk memecahkannya.
Setelah itu, pemasangan stent dilakukan untuk membantu aliran urine. Stent kemudian dilepas dokter setelah 4-10 hari.
Operasi ureteroskopi biasanya memakan waktu sekitar 30 menit hingga 2 jam. Prosedur ini dapat berlangsung cepat dan dilakukan sebagai rawat jalan.
Jadi, Anda tidak perlu menginap di rumah sakit dan bisa melanjutkan aktivitas normal dalam 2-3 hari sejak prosedur selesai.
Kemungkinan efek samping ureteroskopi adalah perdarahan dan infeksi. Selain itu, penyempitan pada ureter juga bisa terjadi.
Percutaneous nephrolithotomy (PCNL) dapat menjadi pilihan untuk mengatasi batu ginjal yang berukuran besar.
PCNL adalah prosedur operasi batu ginjal dengan laser bergelombang tinggi yang ditembakkan tabung kecil untuk memecahnya hingga hancur. Operasi ini dilakukan dengan membuat sayatan kecil di samping pinggang.
Prosedur PCNL dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah mengambil batu secara utuh atau nephrolithotomy.
Sementara itu, cara kedua menggunakan laser atau gelombang suara untuk memecahkan batu terlebih dahulu, kemudian divakum menggunakan mesin. Cara ini dinamakan nephrolithotripsy.
Operasi PCNL biasanya berlangsung selama 3-4 jam. Setelah operasi, Anda perlu melakukan pemulihan di rumah sakit selama 1-2 hari.
Operasi ini dapat menyebabkan efek samping, seperti infeksi, perdarahan, dan kerusakan pada organ sekitar (kandung kemih, usus, ureter, ginjal, dan hati).
Saat ini, operasi bedah terbuka jarang dilakukan untuk mengatasi batu ginjal. Tindakan ini baru dianjurkan apabila batu berukuran sangat besar atau operasi lain tidak berhasil untuk mengeluarkannya.
Bedah terbuka juga dapat dilakukan apabila terdapat batu ginjal yang tersumbat di ureter, batu menghambat aliran urine, terjadi perdarahan atau infeksi, dan nyeri yang dialami sangat hebat.
Dibandingkan dengan prosedur lainnya, operasi terbuka membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama, biasanya sekitar 4-6 minggu untuk pulih total setelah operasi.
Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL) adalah pilihan utama tindakan tanpa pembedahan (non-invasif) untuk menangani penyakit batu ginjal.
Jenis litotripsi ini efektif dilakukan untuk mengatasi batu ginjal dengan ukuran cukup kecil dan dapat dilihat dengan mudah menggunakan sinar-X.
Ukuran batu ginjal yang bisa dihancurkan dengan ESWL biasanya berdiameter kurang dari 2 centimeter (cm). Pembuangan endapan kristal-kristal yang berdiameter lebih dari 2 cm disarankan melalui prosedur penanganan batu ginjal lainnya.
Sebelum prosedur dimulai, anestesi ringan biasanya digunakan terlebih dahulu untuk membuat area ginjal mati rasa.
Tindakan ESWL dilakukan dengan alat yang dapat memancarkan gelombang kejut. Gelombang ini dikonsentrasikan di sekitar ginjal untuk menghancurkan batu ginjal menjadi pecahan-pecahan yang lebih kecil.
Dengan demikian, pecahan batu ginjal atau kumpulan senyawa mineral dan garam yang menumpuk dapat dibuang keluar bersama air seni tanpa perlu dilakukan pembedahan.
Setelah itu, pemasangan stent (tabung kawat) terkadang dilakukan pada ureter, yaitu saluran yang menghubungkan ginjal dan kandung kemih. Pemasangan stent membantu mengalirkan pecahan batu keluar.
Proses ESWL dapat memakan waktu sekitar 1 jam. Pecahan batu ginjal dapat keluar dalam waktu seminggu, tetapi bisa memakan waktu hingga 4-8 minggu sampai keluar seluruhnya.
Kelebihan dari ESWL batu ginjal adalah tidak ada sayatan yang dilakukan pada kulit dan nyeri pascaoperasi yang dialami cenderung minimal.
Karena ESWL merupakan prosedur non-invasif, perawatan biasanya dilakukan secara rawat jalan. Anda pun tidak perlu menginap di rumah sakit dan dapat pulang pada hari yang sama.
Namun, prosedur ini terkadang tidak berhasil pada sebagian orang dan perlu dilakukan operasi ulang.
Tindakan ESWL tidak dianjurkan pada kondisi infeksi ginjal kronis karena beberapa pecahan batu mungkin tidak dapat dikeluarkan dan bakteri tidak bisa dihilangkan seluruhnya dari ginjal.
ESWL juga mungkin kurang efektif apabila ada penyumbatan atau jaringan parut pada ureter yang dapat menghalangi keluarnya pecahan batu ginjal.
Risiko efek samping yang dapat terjadi akibat operasi batu ginjal ini adalah perdarahan, infeksi, kerusakan ginjal, dan hambatan pada urine akibat batu.
Dirangkum dari laman University of Utah Health dan beberapa sumber lain, berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah menjalani operasi batu ginjal.
Usahakan minum air setidaknya 8 gelas dalam sehari untuk membantu membuang pecahan batu ginjal yang masih tersisa.
Dokter juga dapat meresepkan obat alpha blocker untuk membantu mengeluarkan serpihan-serpihan tersebut.
Minumlah obat pereda nyeri yang diberikan dokter dan minum banyak air jika Anda mengalami nyeri. Dokter mungkin juga meresepkan obat antibiotik dan antiradang untuk dikonsumsi selama beberapa hari.
Anda bisa saja diminta untuk menyaring urine di rumah untuk mencari batu ginjal. Dokter umumnya memberitahu cara melakukannya dan batu apa pun yang ditemukan harus dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.
Punya pertanyaan lain seputar batu ginjal? Konsultasikan dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ saja.
Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Ditulis oleh Giovanni Jessica
Referensi
Artikel Terkait
Marshmallow adalah camilan yang terbuat dari tanaman marshmallow (Althaea officinalis). Tanaman ini memiliki banyak manfaat, seperti mengatasi batuk dan pilek hingga iritasi kulit.
15 Apr 2021
Belakangan, popularitas face shield untuk melindungi wajah dari paparan virus COVID-19 juga meningkat. Padahal, percuma memakai face shield jika tidak disertai dengan penggunaan masker. Ini cara menggunakan face shield yang benar
13 Sep 2020
Injeksi atau suntik jadi salah satu cara memberikan obat. Bukan hanya sekadar menyuntik tubuh, ada macam-macam jenis injeksi yang diberikan sesuai kebutuhan.
29 Agt 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved