Olahraga yang sebaiknya dihindari orang dengan riwayat penyakit jantung adalah angkat beban, latihan isometrik, hingga lari maraton. Cari tahu kegiatan lainnya yang perlu dihindari.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
7 Okt 2023
Hindari olahraga yang bisa memicu penyakit jantung, cari tahu macam-macamnya
Table of Content
Umumnya, pasien penyakit jantung tetapi disarankan untuk berolahraga untuk menjaga kekuatan otot jantung. Namun, kamu harus memperhatikan jenis-jenisnya karena beberapa jenis olahraga bisa meningkatkan risiko kambuhnya gejala sakit jantung. Ketahui olahraga dan kegiatan lainnya yang sebaiknya dihindari orang yang mengalami penyakit jantung.
Advertisement
Selain minum obat sakit jantung yang dianjurkan dokter, cara mengatasi penyakit jantung adalah dengan menjalani gaya hidup sehat, seperti olahraga rutin, untuk membantu memperkuat otot jantung dan mengurangi gejala.
Akan tetapi, kamu juga perlu memilih olahraga yang aman untuk penyakit jantung.
Melansir British Heart Foundation, orang dengan penyakit jantung, seperti gagal jantung penting untuk menghindari olahraga angkat beban atau yang mengharuskan menahan napas.
Olahraga yang membutuhkan seluruh tubuh jadi tumpuan juga sebaiknya dihindari orang yang punya sakit jantung, seperti gerakan press-up atau plank.
Berikut adalah beberapa olahraga yang harus dihindari pasien penyakit jantung:
Pasien yang mempunyai riwayat penyakit jantung sebaiknya menghindari olahraga latihan isometrik.
Latihan isometrik adalah latihan kekuatan otot yang tidak mengharuskan seseorang untuk menggerakkan sendi dan tulang.
Beberapa contoh latihan isometrik adalah gerakan plank, wall sit, atau bridge pose.
Kenapa sebaiknya pasien penyakit jantung tidak melakukan latihan isometrik?
Dalam studi American College of Sports Medicine’s Health & Fitness menjelaskan saat seseorang melakukan gerakan isometrik terus menerus, tekanan darah bisa meningkat.
Hal ini bisa memengaruhi cara kerja jantung dan memicu gejala penyakit jantung kambuh.
Sebenarnya, olahraga angkat beban bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung.
American Heart Association juga merekomendasikan untuk melakukan latihan kekuatan (strength training) dua kali dalam seminggu. Namun, tidak boleh dilakukan berlebihan dan segera hentikan saat muncul gejala penyakit jantung.
Pada penelitian yang diterbitkan Baylor University Medical Center Proceedings, disebutkan bahwa pasien yang sebelumnya pernah mengalami serangan jantung, sebaiknya menghindari latihan angkat beban lebih dari 4,5 kg untuk sementara waktu.
Kalau misal mau memulai lagi, pastikan konsultasi dulu dengan dokter, ya.
BACA JUGA: Manfaat Olahraga untuk Kesehatan Jantung dan Jenisnya
Pasien yang mempunyai riwayat penyakit jantung diperbolehkan untuk melakukan olahraga ringan, seperti jalan kaki atau jogging. Namun, hindari olahraga lari jauh seperti maraton.
Meski hanya pada sebagian kecil, peneliti menemukan lari jarak jauh yang berat bisa menyebabkan dinding pembuluh darah jantung menebal. Apalagi, latihan kardio intensitas tinggi bisa menyebabkan perubahan ritme jantung.
Jadi, orang yang punya sakit jantung sebaiknya menghindari olahraga HIIT, tapi pilihlah yang intensitasnya sedang.
Ada cukup banyak kasus atlet sepak bola yang mengalami serangan jantung atau henti jantung mendadak saat berolahraga.
Biasanya, disebabkan oleh penyakit jantung bawaan, riwayat penyakit jantung sebelumnya, kelainan jantung, atau aterosklerosis. Maka dari itu, olahraga sepak bola juga sebaiknya dihindari orang yang pernah mengalami sakit jantung.
Serupa dengan maraton, sepak bola merupakan olahraga yang berdurasi panjang dengan intensitas yang cukup tinggi.
Ini bisa membuat jantung bekerja lebih keras dari biasanya. Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk lebih jelasnya.
Olahraga lainnya yang harus dihindari adalah olahraga berat karena bisa memicu aritmia. Contohnya, latihan HIIT, bersepeda dengan kecepatan 10 menit per jam atau lebih cepat, berlari jauh dan cepat, lompat tali, dan sebagainya.
Olahraga berat yang dilakukan terus menerus bisa meningkatkan risiko kalsifikasi arteri koroner, yaitu kondisi penumpukan plak yang mengandung kalsium di arteri jantung.
Sebaliknya, American Heart Association dan American College of Sports Medicine merekomendasikan menggabungkan latihan aerobik dengan latihan ketahanan dalam tingkat sedang pada pasien sakit jantung.
BACA JUGA: Waspada, Ini Gejala Serangan Jantung Saat Berlari
Tidak melakukan aktivitas fisik atau tidak banyak bergerak dalam jangka waktu yang lama bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. Pasalnya, malas atau jarang gerak bisa meningkatkan risiko penumpukan lemak atau plak di pembuluh darah.
Ingatlah kalau pembuluh darah tersumbat atau rusak bisa menyebabkan serangan jantung.
Berikut beberapa kegiatan yang perlu dihindari pasien penyakit jantung, di antaranya:
Lakukan aktivitas fisik dan berolahraga secara rutin. American Heart Association merekomendasikan untuk melakukan aktivitas fisik minimal 150 menit setiap minggunya atau 30 menit per hari.
Namun, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk mengetahui jenis olahraga yang sesuai dengan riwayat penyakit jantung dan kondisi kesehatan. Gunakan perangkat yang dapat mendeteksi detak jantung ketika kamu berolahraga agar dapat terukur dengan baik.
Hentikan olahraga saat muncul gejala jantung berdebar kencang, sesak napas, nyeri dada, dan pusing.
Advertisement
Ditulis oleh Atifa Adlina
Referensi
Artikel Terkait
Hamstring curls adalah gerakan dengan target untuk melatih otot-otot paha belakang. Hamstring yang kuat dapat meningkatkan stamina, kekuatan dan keseimbangan lutut
7 Nov 2021
Mual dan muntah saat puasa bisa terjadi karena gangguan pencernaan serta makanan atau minuman yang dikonsumsi. Meski bukan kondisi yang mengkhawatirkan, kamu tetap perlu waspada.
5 Apr 2023
Bagi yang ingin menikmati olahraga kompetitif sekaligus rekreasional, paralayang adalah pilihan yang tepat. Meski termasuk olahraga yang perlu keberanian sekaligus nyali tersendiri, ada banyak manfaat baik untuk kesehatan fisik dan mental.
10 Mei 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved