Obat Parkinson sejatinya tidak untuk menyembuhkan penyakit Parkinson itu sendiri, melainkan hanya membantu meredakan gejala yang ditimbulkan. Selain obat-obatan medis, sejumlah bahan alami juga diklaim dapat membantu meredakan gejala Parkinson. Namun, hal ini masih perlu dibuktikan lebih lanjut.
2023-03-24 11:07:05
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Obat Parkinson berfungsi untuk meredakan gejala Parkinson
Table of Content
Parkinson adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya kelainan sistem saraf sehingga menyebabkan penderitanya mengalami gangguan gerak tubuh. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, tapi gejalanya dapat diminimalisir dengan sejumlah obat Parkinson.
Advertisement
Apa saja macam-macam obat Parkinson yang dimaksud? Simak informasi selengkap nya berikut ini.
Cara mengobati penyakit Parkinson yang utama adalah dengan menggunakan obat-obatan medis atau terapi.
Beberapa jenis obat Parkinson yang kerap diresepkan oleh dokter, antara lain:
Amantadine adalah obat yang biasanya diberikan apabila penyakit Parkinson yang dialami masih dalam tahap awal. Obat ini akan meringankan gejala Parkinson ringan, tapi sifatnya jangka pendek.
Obat amantadine biasanya diberikan bersamaan dengan obat Parkinson lainnya, seperti golongan antikolinergik atau Carbidopa-Levodopa.
Efek samping yang mungkin ditimbulkan dari amantadine, antara lain kaki bengkak, kulit berubah jadi keunguan dan terdapat bintik, insomnia, halusinasi, hingga sulit berkonsentrasi.
Penderita Parkinson kerap mengalami gejala seperti tangan gemetar (tremor) dan otot-otot tubuh terasa kaku. Untuk menghentikannya, dokter biasanya akan meresepkan obat golongan antikolinergik, seperti trihexyphenidyl dan benztropine.
Namun, dokter tidak akan memberikan obat ini untuk terapi jangka panjang pada pasien penderita Parkinson yang sudah lanjut usia. Pasalnya, obat berpotensi menyebabkan efek samping dan komplikasi serius.
Beberapa efek samping obat antikolinergik yang umum terjadi, antara lain sembelit, penglihatan kabur, mulut kering, gangguan daya ingat, retensi urine, dan kebingungan.
Levodopa adalah salah satu obat parkinson paling ampuh yang diberikan dokter. Obat ini nantinya akan diserap oleh sel-sel saraf otak untuk kemudian diubah menjadi dopamin.
Penyakit Parkinson sendiri terjadi karena ada bagian otak yang memproduksi dopamin terganggu. Padahal, dopamin merupakan senyawa kimia otak punya peran penting dalam fungsi gerak tubuh.
Itu sebabnya, konsumsi obat ini dapat membantu memperbaiki kemampuan gerak pasien Parkinson.
Penggunaan Levodopa umumnya dikombinasikan dengan Carbidopa. Obat ini berfungsi untuk mencegah Levodopa memproduksi dopamin di luar otak.
Selain itu, Carbidopa membantu meminimalisir gejala efek samping yang mungkin ditimbulkan dari Levodopa seperti pusing, mual, dan tubuh kelelahan.
Baca Juga
Pada penderita penyakit Parkinson stadium lanjut, dokter akan memberikan resep obat dari golongan COMTIs, seperti entacapone untuk membantu meredakan gejala yang muncul.
Obat ini bekerja untuk menambah durasi efek Levodopa dengan cara memblokir enzim COMT. Pasalnya, enzim tersebut dapat merusak dopamin.
Obat ini memiliki efek samping seperti mual, muntah, dan diare. Selain itu, ada juga obat COMTIs yang menimbulkan efek samping serius seperti gangguan fungsi ginjal dan hati (liver).
Dopamine agonist memiliki mekanisme kerja yakni meniru efek dopamin dalam tubuh. Obat ini juga biasa diberikan bersamaan dengan Levodopa dengan tujuan agar dosis Levodopa bisa diturunkan.
Ketimbang Levodopa, dopamine agonist lebih aman untuk dikonsumsi dalam jangka panjang. Namun, berhati-hati juga terhadap efek samping dari obat ini seperti pusing, tubuh lelah, kebingungan, dan halusinasi.
Beberapa obat Parkinson yang termasuk dalam golongan dopamine agonist, antara lain:
Duopa sejatinya merupakan obat dari golongan Levodopa. Namun, obat ini biasa diberikan pada penderita Parkinson stadium lebih lanjut dengan gejala yang cukup parah.
Obat ini tersedia dalam bentuk gel dan cara memberikannya adalah dengan memasukkan ke usus kecil menggunakan selang khusus.
Pengobatan Parkinson menggunakan obat ini hanya bisa dilakukan oleh dokter. Nantinya, dokter akan membuat sayatan kecil terlebih dahulu ketika memberikan obat ini pada pasien.
Sama seperti Duopa, Inbrija adalah obat penyakit Parkinson dari golongan levodopa. Inbrija tersedia dalam bentuk obat hirup dan biasanya akan diberikan apabila obat oral tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Pengobatan Parkinson lainnya yang umum diberikan adalah MAO-B inhibitors. Obat ini ditujukan bagi penderita Parkinson stadium awal dengan gejala yang masih ringan.
Sesuai dengan namanya, obat ini bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim monoamine oxidase-B. Enzim ini berperan dalam menurunkan kadar dopamin.
Obat ini tergolong aman ketimbang obat-obatan lainnya, seperti Levodopa, kendati efektivitasnya masih di bawah obat Parkinson lainnya.
Efek samping yang ditimbulkan dari obat MAO-B inhibitors antara lain sakit kepala, sakit perut, mual, tekanan darah meningkat, dan gangguan tidur insomnia.
Perlu digarisbawahi, setiap orang memiliki respons yang berbeda-beda terhadap obat penyakit Parkinson di atas.
Hal ini berdampak terhadap efektivitas obat dalam meredakan gejala Parkinson yang dialami.
Selain itu, obat Parkinson juga berpotensi menimbulkan efek samping seperti mual, sakit kepala, pusing, dan sebagainya. Oleh sebab itu, pastikan agar Anda mengonsumsi seluruh pengobatan Parkinson yang dianjurkan sesuai dengan resep dan petunjuk dokter yang menangani.
Selain dengan obat Parkinson medis, pengobatan Parkinson kabarnya juga bisa dengan memanfaatkan sejumlah bahan herbal.
Sebuah studi tahun 2017 yang dimuat dalam Journal of Biomedicine & Pharmacotherapy mengungkapkan bahwa sejumlah tanaman dapat dijadikan obat herbal Parkinson, seperti:
Namun, cara mengobati Parkinson secara alami menggunakan obat herbal Parkinson di atas masih membutuhkan penelitian lebih mendalam. Hingga saat ini, pengobatan dengan obat medis masih menjadi cara paling ampuh dan terbukti untuk meringankan gejala Parkinson.
Baca Juga
Penderita Parkinson juga perlu menjalani sejumlah terapi untuk meringankan gejala sekaligus meningkatkan kualitas hidupnya.
Sejumlah terapi pengobatan Parkinson adalah sebagai berikut:
Fisioterapi atau terapi fisik dapat menjadi salah satu pengobatan Parkinson. Terapi ini membantu penderita Parkinson dalam hal koordinasi, keseimbangan tubuh, mengatasi rasa sakit, lemas, dan lelah, serta membantu cara berjalan pasien.
Tujuan dari fisioterapi adalah untuk meningkatkan kemandirian dan kualitas hidup mereka. Terapi fisik dapat membantu pasienuntuk belajar pergerakan, teknik, dan alat-alat baru yang dapat mendukung dalam melakukan aktivitas fisik.
Terapis dapat mengajarkan cara mengkontraksikan dan melemaskan otot, maupun latihan-latihan yang dapat menguatkan otot tertentu. Selain itu, terapis dapat memberikan saran-saran, seperti postur tubuh yang benar, cara mengangkat barang, dan sebagainya.
Terapis juga dapat menggunakan tangannya untuk membantu meringankan kekakuan dan rasa sakit yang dialami agar orang dengan Parkinson dapat bergerak dengan lebih baik.
Terapi Parkinson berikutnya adalah teknik Alexander. Teknik Alexander dapat membantu pasien penyakit saraf yang satu ini beraktivitas secara normal dan membuatnya merasa lebih baik dengan penyakit yang dialami.
Serupa dengan terapi fisik, teknik Alexander berpusat pada peningkatan postur dan pergerakan pasien Parkinson. Tujuan utama dari teknik Alexander adalah untuk mendapatkan tubuh yang lebih seimbang dan sejajar.
Umumnya, dibutuhkan 20 sesi atau lebih untuk dapat mempelajari dasar dari teknik Alexander. Satu sesi berlangsung selama 30-45 menit. Pembelajaran teknik Alexander diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya saat di kelas.
Pada awalnya, pengajar akan mengobservasi cara pasien Parkinson bergerak. Dari sana, baru terapis akan mengajarkan cara bergerak, berbaring, duduk, dan berdiri yang tidak memberikan rasa sakit pada tubuh serta memberikan keseimbangan yang lebih baik.
Pengajar akan membimbing dan membantu pergerakan penderita agar terdapat keseimbangan di antara kepala, leher, dan tulang belakang penderita. Pengajar juga akan membantu untuk mengurangi ketegangan otot yang dialami.
Pengobatan Parkinson berupa terapi okupasi bertujuan untuk membuat penderita tetap aktif secara dan mandiri dalam kegiatan sehari-harinya.
Terapi dilakukan dengan cara melatih kemampuan pasien dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
Terapis juga akan membantu menggunakan alat-alat tertentu yang dapat menunjang aktivitasnya sehari-hari. Tidak jarang, terapis akan merekomendasikan pasien Parkinson untuk mengubah dan menyesuaikan lingkungan di rumah atau tempat kerja.
Terapi Parkinson yang satu ini membantu mencari solusi untuk masalah-masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari penderita, seperti saat berpakaian, membersihkan rumah, mempersiapkan makanan, dan sebagainya.
Beberapa hal yang dapat diajarkan atau diberikan oleh terapi okupasi ini adalah alat-alat yang membantu untuk menulis, terapi tangan dan lengan, adaptasi cara memasak dan makan, modifikasi pada komputer, dan sebagainya.
Orang dengan Parkinson dapat mengalami kesulitan dalam berbicara ataupun menelan. Permasalahan ini dapat dibantu dengan terapi wicara.
Terapi wicara dapat mengajarkan pasien Parkinson teknik untuk melatih otot yang dapat membantu cara berbicara dan menelan.
Terapis juga dapat merekomendasikan teknologi yang dapat membantu komunikasi penderita dan mengevaluasi serta memberitahukan perubahan-perubahan yang harus dilakukan pada cara menelan yang dilakukan.
Umumnya penyakit Parkinson bisa diatasi dengan konsumsi obat-obatan maupun terapi. Namun, pada beberapa kasus, dokter mungkin saja menyarankan tindakan operasi.
Jenis operasi untuk menangani Parkinson dikenal dengan operasi deep brain stimulation (DBS). Tindakan medis ini melibatkan pembedahan untuk memasukkan generator yang mirip dengan alat pacu jantung ke dada pasien.
Generator tersebut akan terhubung pada sambungan elektroda halus yang dipasang di bawah kulit dan akan mengirimkan arus listrik ke otak Anda untuk merangsang bagian otak yang terkena Parkinson.
Meskipun pembedahan tidak menyembuhkan penyakit Parkinson, cara ini dapat meringankan gejala bagi sebagian orang.
Pembedahan ini memiliki risiko, termasuk infeksi, stroke atau pendarahan otak. Beberapa orang mungkin juga bisa mengalami masalah dengan sistem DBS atau mengalami komplikasi.
Tindakan operasi DBS paling sering ditawarkan kepada orang dengan penyakit Parkinson lanjut yang memiliki respons obat yang tidak stabil. DBS dapat menstabilkan fluktuasi obat, mengurangi atau menghentikan gerakan tak sadar (dyskinesia), mengurangi tremor, mengurangi kekakuan, dan meningkatkan gerakan.
Ketika mengonsumsi obat tidak memberikan hasil maksimal dan operasi DBS tidak bisa dilakukan pada pasien Parkinson, dokter mungkin akan menyarankan pengobatan Gamma Knife.
Gamma Knife adalah pengobatan dengan alat bantu mesin yang bisa memancarkan ratusan sinar radiasi gamma ke area otak yang terkena Parkinson.
Mengambil tindakan medis yang satu ini perlu banyak pertimbangan. Tindakan medis ini harus didiskusikan dengan ahli gangguan gerakan atau ahli saraf yang terlatih khusus dan didiskusikan lebih lanjut dengan ahli onkologi radiasi yang benar-benar melakukan prosedur tersebut.
Hingga kini, tidak ada obat Parkinson yang dapat menyembuhkan Parkinson 100%. Obat yang ada hanya bertujuan untuk meredakan gejala yang ditimbulkan.
Penggunaan obat disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala. Pastikan untuk mengikuti petunjuk dokter saat akan memberikan obat kepada pasien Parkinson.
Punya pertanyaan seputar penyakit Parkinson dan gangguan saraf lainnya? Anda bisa langsung chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasi SehatQ di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Beberapa dari orang tua masih kesulitan untuk menuruti aturan social distancing yang diberlakjukan pemerintah. Ditambah mengomunikasikan pentingnya social distancing dengan tetap menghormati orangtua terkadang sulit. Bahkan, kerap berujung pada perselisihan. Berikut tips mengkomunikasikannya dengan baik
Gerakan senam osteoporosis tidak boleh dilakukan secara asal karena dapat membahayakan keselamatan penderitanya. Berikut ini macam-macam gerakan senam untuk penderita osteoprosis beserta cara melakukannya yang benar.
Pada kondisi tertentu, layanan home care sangat bermanfaat. Meski beberapa instansi sudah menyediakannya, belum banyak orang yang tahu dan bisa memanfaatkannya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved