Mengobati luka dengan obat merah termasuk kebiasaan yang tak bisa dielakkan. Namun tidak semua luka ternyata boleh diolesi dengan cairan antiseptik ini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
2 Jul 2020
Obat merah seringkali dioleskan untuk mengatasi luka gores
Table of Content
Saat terluka, Anda mungkin otomatis mencari obat merah untuk dioleskan pada luka. Misalnya, lutut tergores ketika jatuh tersandung atau jari yang tak sengaja teriris saat memotong sayur.
Advertisement
Tapi apa sebenarnya obat merah tersebut? Dan haruskah selalu digunakan pada semua jenis luka?
Obat merah adalah istilah yang sering digunakan oleh orang Indonesia untuk menyebut cairan antiseptik. Cairan ini bisa bening, atau berwarna oranye hingga cokelat.
Cairan antiseptik berfungsi menghambat dan menghentikan pertumbuhan mikoorganisme di permukaan kulit. Dengan ini, infeksi akibat bakteri, virus, jamur, serta protozoa pun bisa dicegah.
Terdapat beragam jenis cairan antiseptik yang tersedia. Antiseptik tak hanya bisa digunakan di rumah, tapi juga sebagai persiapan sebelum tindakan medis tertentu seperti operasi.
Meski fungsinya dapat menghambat pertumbuhan kuman, obat merah ternyata tidak bisa digunakan untuk semua jenis luka. Anda dilarang memakai cairan antiseptik ini jika mengalami:
Jenis-jenis luka tersebut memerlukan penanganan medis secepatnya dari dokter, jadi segeralah ke fasilitas kesehatan terdekat.
Tak hanya itu, obat merah juga tak boleh digunakan secara terus-menerus dalam satu waktu. Apa alasannya?
Obat merah dapat memicu iritasi pada kulit jika dibiarkan terlalu lama. Para pakar menyarankan bahwa cairan ini sebaiknya tidak digunakan selama lebih dari satu minggu pada luka yang sama.
Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter apabila tidak kunjung membaik atau sembuh meski sudah memakai obat merah.
Karena obat merah dapat memicu iritasi pada kulit, ada baiknya Anda menghindari penggunaannya pada luka ringan sekalipun. Sebagai langkah pertolongan pertama luka ringan, Anda bisa:
Bila Anda menggunakan obat merah pada luka ringan, cairan yang memicu rasa perih ini dikatakan dapat menyebabkan iritasi. Inilah alasan kenapa para ahli tidak menganjurkannya.
Ketika hendak mengoleskan obat merah pada luka, Anda mungkin sudah bersiap-siap untuk merasakan perih. Apa sebenarnya penyebab kemunculan rasa pedih ini?
Jenis obat merah untuk mengobati luka ringan (seperti luka gores) di rumah umumnya mengandung hidrogen peroksida, alkohol, maupun povidone iodine.
Kandungan hidrogen peroksida dan alkohol itulah yang akan merangsang respons dari saraf-saraf tubuh, dan memicu rasa perih ketika dioleskan ke luka. Sensasi pedih seperti terbakar ini umumnya hanya berlangsung selama beberapa detik.
Alkohol akan mengaktifkan VR-1. Reseptor ini bertanggung jawab untuk dalam menghasilkan sensasi terbakar saat terpapar suhu panas atau senyawa kimia tertentu, seperti kapsaisin dalam cabai.
Sensasi terbakar dari VR-1 seharusnya hanya akan muncul saat tubuh mengalami suhu tinggi, yakni sekitar 42º Celcius. Misalnya waktu kulit tak sengaja terbakar api atau tersiram air panas.
Namun alkohol akan menurunkan ambang batas suhu ketika bersentuhan dengan VR-1. Akibatnya, Anda akan mengalami rasa perih seperti terbakar meski kenyataannya Anda kulit Anda tidak terbakar.
Sensasi panas yang serupa juga bisa terasa di tenggorokan saat Anda mengonsumsi minuman berakohol.
Sementara itu, hidrogen peroksida akan mengaktifkan reseptor lain yang disebut TRPA-1. Reseptor ini dikatakan terlibat dalam memicu sensasi perih karena mekanismenya serupa dengan VR-1.
Hidrogen peroksida berfungsi merusak sel yang sudah mati dan memicu pertumbuhan sel-sel baru, sehingga luka lebih cepat sembuh.
Baca Juga
Menggunakan obat merah pada luka mungkin termasuk kebiasaan yang sudah mendarah daging dalam diri Anda. Hal ini membuat Anda menganggap bahwa cairan antiseptik ini merupakan solusi terbaik untuk mengatasi luka ringan.
Namun obat merah ternyata dapat memicu iritasi bila digunakan secara tidak tepat, sekalipun pada luka ringan. Ada baiknya Anda mengingat langkah pertolongan pertama yang benar supaya terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan.
Advertisement
Ditulis oleh Lenny Tan
Referensi
Artikel Terkait
Banyak orang beranggapan bahwa cara cepat menyembuhkan luka adalah menyiramnya dengan alkohol. Sayangnya, cara tersebut justru akan memperlama proses penyembuhan.
22 Agt 2023
Koreng adalah tanda luka akan segera pulih. Agar tidak sampai meninggalkan bekas luka permanen, simak cara menghilangkan koreng yang dapat Anda lakukan.
14 Nov 2019
Plester luka mampu melindungi luka dari bakteri dan infeksi, sekaligus mempercepat penyembuhan. Karenanya, para ilmuwan terus berinovasi untuk menciptakan plester yang lebih efektif.
6 Apr 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved