logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Hidup Sehat

5 Obat Kurang Darah untuk Mengatasi Gangguan Anemia

open-summary

Obat penambah darah berguna untuk mengatasi gangguan anemia yang membuat tubuh lemas. Diperlukan transfusi darah jika pada kasus anemia yang cukup parah.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

14 Apr 2023

obat kurang darah

Mulai dengan konsumsi suplemen vitamin penambah darah

Table of Content

  • Gejala kurang darah
  • Pilihan obat kurang darah untuk atasi anemia

Salah satu cara mengatasi masalah anemia adalah mengonsumsi obat penambah darah. Jenis obat ini bisa tersedia dalam bentuk suplemen, multivitamin, atau obat suntik. Obat-obatan ini akan membantu tubuh untuk memproduksi kembali sel darah merah dalam jumlah yang cukup.

Advertisement

Biarpun begitu, tidak semua obat kurang darah bisa mengatasi masalah anemia. Ada kalanya kondisi kurang darah sudah cukup berat sehingga perlu dilakukan prosedur medis lain. Untuk tahu lebih jelas, simak paparan informasi tentang obat dan prosedur medis untuk mengatasi masalah anemia di bawah ini.

Gejala kurang darah

Anemia atau kurang darah kerap dihubungkan dengan kurangnya asupan oksigen ke seluruh tubuh dan jaringan. Kondisi ini juga yang membuat kurang darah memunculkan gejala-gejala berikut:

  • Kelelahan
  • Badan lemah
  • Sakit kepala ringan atau pusing saat berdiri
  • Kuku, gusi, dan kulit pucat
  • Sesak napas
  • Tangan dan kaki terasa dingin
  • Detak jantung cepat atau tidak teratur
  • Nyeri dada
  • Pingsan
  • Radang lidah
  • Sisi mulut retak
  • Kesulitan berkonsentrasi

Pilihan obat kurang darah untuk atasi anemia

Ada sejumlah obat dan perawatan medis yang bisa kamu jalani. Berikut pilihan obat untuk bantu atasi masalah kurang darah:

1. Zat besi

Pilihan obat pertama untuk atasi kondisi kurang darah adalah mengonsumsi asupan zat besi. Nutrisi ini merupakan zat untuk membentuk hemoglobin. Kamu bisa mendapatkan asupan zat besi dari suplemen, multivitamin, hingga sejumlah makanan pokok.

Menurut National Institute of Health, disarankan untuk mendapatkan asupan zat besi yang cukup berdasarkan jenis kelamin. Para pria disarankan untuk mendapatkan asupan zat besi minimal 8 mg per hari. Wanita dalam kondisi normal disarankan mendapatkan asupan 18 mg zat besi per hari.

Saat mengandung, wanita butuh asupan zat besi lebih banyak, yaitu sebanyak 27 mg. Asupan ini bisa dikurangi saat masa menyusui. Disarankan untuk mendapatkan asupan zat besi sebanyak 9 mg per hari pada ibu menyusui.

Asupan zat besi ini bisa didapatkan dalam beberapa jenis makanan, seperti ayam, daging merah, makanan laut, oatmeal, bayam, dan kacang-kacangannya. Cobalah untuk mengonsumsinya secara rutin untuk mencegah anemia datang.

2. Asam folat

Kekurangan asam folat dalam tubuh juga bisa menyebabkan anemia. Zat ini berfungsi untuk membantu pembentukan sel baru di dalam tubuh. Karena itu, kamu juga disarankan untuk mengonsumsi asupan asam folat.

Asam folat ini bisa didapat dari suplemen makanan. Orang di atas usia 14 tahun disarankan untuk mendapatkan 400 mikrogram asam folat per harinya. Asupan ini bisa lebih tinggi saat masa kehamilan dan menyusui.

Kamu bisa mendapatkan asupan asam folat juga dari beberapa jenis makanan. Sebut saja telur, hati sapi, bayam, dan asparagus.

3. Vitamin B12

Obat lain yang bisa bantu atasi masalah kurang darah adalah suplemen B12. Disarankan untuk mendapatkan sekitar 2,4 mikrogram vitamin B12 setiap harinya. Angka tersebut pun perlu ditambah saat memasuki masa hamil dan menyusui.

Selain dari suplemen dan multivitamin, vitamin B12 juga bisa didapat dari daging sapi, ikan, unggas, telur, dan berbagai produk susu. Namun, bisa juga kondisi tubuh sulit menyerap vitamin B12 dari makanan. Untuk itu, cobalah mendapatkan asupan vitamin B12 dengan prosedur suntikan.

Baca juga: Pilihan Cara Ampuh Mengobati Anemia sesuai Rekomendasi Dokter

4. Erythropoietin sintetik

Erythropoietin merupakan hormon yang diproduksi ginjal untuk mendorong produksi sel darah merah. Saat mengalami gangguan, ginjal akan sulit memproduksi hormon ini. Hal ini membuat seseorang bisa mengalami kondisi kurang darah. Untuk mengatasinya, bisa dilakukan penyuntikan erythropoietin sintetik ke dalam tubuh.

Dalam prosesnya, terdapat sejumlah efek samping yang mungkin muncul. Misalnya peningkatan tekanan darah, pembekuan darah, dan risiko terkena kanker. Karena itu, pastikan prosedur ini dilakukan dengan tepat oleh dokter.

5. Transfusi darah

Transfusi darah dilakukan saat gangguan kekurangan darah sudah sangat parah. Sebut saja saat mengalami pendarahan berat akibat kecelakaan atau operasi. Dalam prosedur transfusi darah, penderita kekurangan darah akan mendapatkan suplai darah dari orang lain. Namun, perlu terlebih dulu mencocokan golongan darah dan rhesus yang akan diberikan.

Biarpun bisa mengatasi masalah kurang darah, prosedur ini memiliki berbagai efek samping di dalamnya. Bisa jadi muncul reaksi dari imun tubuh yang menyerang sel darah merah yang masuk ke dalam tubuh. Selain itu, transfusi darah juga bisa memunculkan infeksi virus yang dibawa oleh para pendonor.

Baca juga: Jenis Anemia Berdasarkan Penyebabnya

Itu dia berbagai obat yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi kurang darah. Sebelum mengonsumsi obat atau suplemen tersebut, ada baiknya berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter

Advertisement

anemia

Ditulis oleh Ade Irawan

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved