Obat diare anak hanya boleh digunakan dengan resep dokter. Jangan gunakan obat bebas, termasuk meminumkannya antibiotik. Sebaliknya, Anda dapat memberi anak larutan oralit atau makanan dan minuman yang mengandung probiotik.
3.41
(17)
9 Mar 2020
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Ilustrasi seorang anak yang tengah mengalami diare
Tidak sedikit orangtua yang panik saat anaknya mengalami diare sehingga menganggap kondisi ini hanya bisa diatasi dengan obat. Padahal, pemberian obat diare anak bukanlah solusi yang tepat, kecuali dokter mengatakan sebaliknya.
Advertisement
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan keluarnya feses dalam bentuk cairan dan berlangsung beberapa kali dalam sehari. Diare pada anak biasanya disebabkan oleh infeksi virus yang dapat membaik dengan sendirinya, namun tidak jarang juga disebabkan oleh infeksi bakteri atau parasit.
Ketika diare, anak biasanya juga akan mengalami gejala yang menyertai, seperti demam dan tidak nafsu makan. Tidak jarang juga diare dibarengi dengan mual dan muntah atau dikenal juga sebagai penyakit muntaber (muntah dan berak).
Diare membuat anak lebih mungkin mengalami dehidrasi akibat terlalu banyak cairan yang keluar dari tubuhnya. Kondisi ini dapat mengakibatkan dehidrasi yang membahayakan nyawa anak.
Gejala dehidrasi yang patut diwaspada oleh orangtua adalah:
Meskipun dehidrasi merupakan tanda kegawatdaruratan, memberikan obat diare anak bukanlah solusi mengatasi atau mencegah masalah tersebut. Bahkan, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyatakan pemberian obat-obatan diare pada anak justru bisa menghadirkan efek buruk.
Meski demikian, terdapat cara lain untuk mengatasi diare pada anak sekaligus menghindarkan si kecil dari dehidrasi, seperti:
Oralit, yang juga disebut solusi rehidrasi oral, merupakan cairan yang diberikan untuk membantu mengembalikan elektrolit yang keluar dari tubuh melalui feses anak yang encer. Anda bisa membuat oralit sendiri dari campuran air hangat, gula, dan garam, tapi beberapa apotek atau toko obat juga menyediakan oralit kemasan dengen berbagai rasa maupun merek dagang.
Larutan ini dapat diminumkan beberapa mililiter dalam 15-30 menit sekali atau sesuai rekomendasi dokter. Oralit kerap dianggap sebagai obat diare anak karena dapat membantu penyerapan sodium, potasium, dan air ke dalam tubuh sehingga feses anak akan lebih padat.
Oralit dibutuhkan mengingat konsumsi air putih saja tidak cukup untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit dalam tubuh anak saat diare. Selain itu, dapat membantu mengobati dehidrasi akibat banyaknya cairan tubuh yang hilang.
Memberi minuman kesehatan yang mengandung elektrolit juga tidak disarankan bagi bayi dan anak karena mengandung gula tinggi yang dikhawatirkan membuat lebih banyak air masuk ke usus sehingga mengakibatkan feses tambah cair.
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi diare pada anak, yaitu memberikan probiotik. Penelitian mengungkap bahwa minuman probiotik (terutama yang mengandung Lactobacillus) dianggap sama seperti obat diare anak. Probiotik merangsang bakteri baik dalam usus untuk melawan bakteri jahat yang menyebabkan diare dan menteralisir racun.
Probiotik juga terbukti dapat meringankan gejala diare akut pada anak, termasuk yang disebabkan oleh gastroenteritis. Anak yang minum probiotik juga mengalami diare lebih singkat dibanding mereka yang tidak mengonsumsinya, meski klaim ini masih perlu penelitian lebih lanjut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga merekomendasikan pemberian suplemen zinc saat diare, terutama pada anak di bawah usia 5 tahun. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya defisiensi zinc karena infeksi virus diare, terutama pada anak yang tinggal di wilayah dengan tingkat sosio-ekonomi rendah.
Meski demikian, pemberian suplemen zinc kadang menimbulkan efek samping berupa muntah sehingga tidak sembarang anak boleh meminum suplemen ini. Jika dokter anak Anda meresepkan suplemen zinc, kemudian anak muntah, konsultasikan dengan dokter tersebut atau minta second opinion dari dokter lain yang berbeda.
Baca Juga
Di pasaran, obat diare anak yang bisa dibeli tanpa resep dokter antara lain mengandung bismuth subsalisilat dan loperamide. Meskipun demikian, jika kedua obat ini ingin diberikan pada anak-anak di bawah usia 6-12 tahun harus berdasarkan anjuran dokter.
Pada diare yang disebabkan oleh bakteri atau parasit, penggunaan antibiotik mungkin diperlukan. Namun, lagi-lagi, keputusan untuk memberikan antibiotik hanya bisa diambil setelah anak diperiksakan ke dokter.
Memberi antibiotik pada anak yang mengalami diare karena virus adalah penanganan yang keliru. Bukan hanya hal ini berpotensi membunuh bakteri baik di usus, namun juga bisa memperparah diare anak karena beberapa golongan antibiotik terbukti tidak ramah pada lambung anak.
Jika Anda tidak yakin obat diare anak yang sesuai dengan gejalanya, periksakan anak ke dokter. Jangan tunda pemeriksaan bila anak Anda memperlihatkan gejala-gejala dehidrasi.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Libur yang sebentar lagi selesai, menandakan tahun ajaran baru untuk anak. Saat di sekolah, anak rentan tertular penyakit dari murid lain. Untuk memastikannya tetap sehat, ada beberapa cara yang bisa Anda terapkan, terutama saat anak berada di sekolah.
Selective mutism adalah gangguan kecemasan parah yang dapat membuat anak 'bisu' pada situasi tertentu. Gejalanya beragam, mulai dari terlihat gugup, malu, hingga terlihat kaku.
Kaolin pectin adalah obat untuk diare yang bisa dikonsumsi anak-anak usia 3 tahun ke atas hingga lansia. Namun jika dikonsumsi berlebihan, obat ini justru bisa memicu konstipasi atau sembelit.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Andre Zaini
Dijawab oleh dr. Lidya Hapsari
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved