logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Parenting

6 Jenis Obat Cacing Anak yang Aman dan Cara Memberikannya

open-summary

Beberapa jenis obat cacing anak adalah ivermectin, albendazole, atau mebendazole. Cara pemberiannya tidak boleh sembarangan karena harus mementingkan keamanan anak.


close-summary

2023-03-23 09:04:33

| Yanita Nur Indah Sari

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

obat cacing untuk anak harus diberikan dengan tepat

Obat cacing untuk anak biasanya diberikan berdasarkan usia dan keparahan infeksi

Table of Content

  • 6 jenis obat cacing untuk anak yang aman
  • Bagaimana anak terkena cacingan?
  • Ciri-ciri anak cacingan 
  • Cara mencegah cacingan kembali
  • Catatan dari SehatQ

Cacingan adalah infeksi parasit berupa cacing yang ditularkan melalui tanah sehingga bisa merugikan kesehatan. Kondisi ini umumnya terjadi pada anak-anak dan membuatnya merasa tidak nyaman. Pemberian obat cacing anak bisa menjadi solusi untuk mengatasi masalah tersebut. 

Advertisement

6 jenis obat cacing untuk anak yang aman

Obat antelmintik adalah obat-obatan untuk mengatasi cacingan. Macam-macam obat cacing ini bisa Anda beli langsung di apotek atau menggunakan resep dokter. 

obat cacing anak
Obat cacing anak dapat membantu mengatasi infeksi tersebut

Berikut adalah beberapa jenis obat cacing anak dan cara memberikannya dengan benar.

1. Albendazole

Albendazole adalah salah satu obat cacing yang cukup populer dan digunakan secara nasional oleh pemerintah Indonesia. 

Obat albendazole untuk anak mampu mengatasi berbagai jenis cacing parasit, seperti cacing tambang, cacing gelang, cacing cambuk, dan cacing kremi. 

Dosis dan lamanya pemberian Albendazole bisa bervariasi, tergantung infeksi yang terjadi dan usia anak. 

Menurut WHO, dosis albendazole untuk anak 2 tahun diberikan dalam dosis tunggal sebanyak 400 mg secara oral. Namun, pada kondisi askariasis (infeksi cacing gelang) berat dapat diberikan selama 2-3 hari. 

Sementara itu, dosis yang lebih kecil (200 mg) bisa diberikan sebagai obat cacing untuk anak 1 tahun.

Cara minum albendazole dapat ditelan bersama makanan, terutama makanan yang berlemak karena bisa membantu penyerapan obat dalam tubuh. Tablet ini juga bisa digerus, dikunyah, atau ditelan langsung.

Albendazole cukup aman jika tidak dikonsumsi lebih dari 3 hari. Namun, tetap ada kemungkinan efek samping obat antelmintik jenis ini, seperti gangguan pencernaan, sakit kepala, dan rambut rontok. 

2. Mebendazole

Nama obat cacing untuk anak selanjutnya adalah mebendazole. Memiliki mekanisme kerja yang sama dengan albendazole, obat cacing ini mampu menghambat pembentukan energi cacing sehingga membuatnya mati.

Obat antelmintik jenis mebendazole biasanya digunakan untuk mengatasi infeksi cacing gelang (cacing tambang dan cacing kremi) dan infeksi cacing parasit lainnya. 

Sebagai obat cacing kremi pada anak, aturan minum obat cacing mebendazole dalam bentuk tablet kunyah 100-500 mg diberikan satu kali.

Variasi dosis lain bisa digunakan selama 3 atau 28 hari sebagai obat cacing parasit yang berbeda, tergantung indikasi. 

Misalnya, untuk anak 2 tahun ke atas dan dewasa bisa diberikan 2 x 100 mg/hari selama 3 hari untuk kasus askariasis. Oleh karena itu, mebendazole termasuk salah satu obat cacing kremi untuk anak. 

Bagi anak di bawah 2 tahun, penggunaan mebendazole tidak direkomendasikan. 

Berdasarkan Permenkes Nomor 15 tahun 2017, data penggunaan mebendazole untuk anak di bawah 2 tahun masih terbatas dan ada laporan kejang.

3. Piperazine 

Piperazine adalah obat yang digunakan sejak tahun 1950-an sebagai antelmintik atau obat cacing. Piperazine mampu mengatasi infeksi cacing benang pada anak, infeksi cacing gelang, dan cacing kremi. 

Piperazine dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Dosis piperazine bisa berbeda pada tiap individu. Untuk itu, penggunaan berdasarkan resep dokter atau aturan pada kemasan perlu diperhatikan.

Dikutip dari Mayo Clinic, pemberian obat piperazine harus didasarkan pada berat badan dan usia anak. 

Obat cacing untuk anak 2 tahun ke atas ini dapat diberikan sebanyak 600 mg setiap 4 jam dengan total 3 dosis dalam 1 hari.

4. Praziquantel

Praziquantel adalah obat antelmintik yang mampu melumpuhkan cacing dan mencegah larva baru menetas dan berkembang biak pada tubuh.

Praziquantel umumnya digunakan untuk melumpuhkan cacing skistosoma atau cacing darah. Cacing ini menyebabkan skistosomiasis, infeksi cacing pipih, dan cacing hati penyebab klonorkiasis.

Dosis penggunaan praziquantel harus sesuai dengan resep dokter. Penggunaan obat ini menyesuaikan usia dan jenis cacing yang menginfeksi.

Contohnya, aturan minum obat cacing untuk anak 1 tahun ke atas yang mengalami skistosomiasis sebanyak 20 mg/kg berat badan.

Obat dapat diberikan sebanyak 3 kali dalam sehari dengan jarak 4-6 jam setiap dosisnya. Cara minum obat cacing ini seperti obat pada umumnya. 

Jika anak tidak bisa menelan tablet, Anda bisa menghancurkan dan mencampurkannya dalam makanan atau cairan.

5. Pirantel 

Pirantel adalah obat golongan antelmintik yang mampu melumpuhkan cacing dan membuangnya melalui feses. 

Obat cacing pirantel efektif untuk mengatasi infeksi cacing tambang dan cacing kremi. 

Pemberian obat cacing pirantel untuk anak dan dewasa sebanyak 11 mg/kg berat badan (maksimal 1 gram) sebagai dosis tunggal. Pemberian obat cacing untuk anak 3 tahun ini bisa diulang dalam 2 minggu. 

Efek samping obat cacing pirantel cukup jarang terjadi, bersifat ringan, dan sementara. Efek sampingnya dapat berupa sakit kepala, mual, dan gangguan pencernaan. 

6. Ivermectin

Ivermectin adalah obat antiparasit yang mampu melawan beberapa parasit, seperti cacing gelang dan arthropoda. 

Ivermectin untuk dewasa biasanya diberikan dalam dosis tunggal sebanyak 15 mg atau 200 g/kg berat badan. Dosis penggunaan obat disesuaikan dengan berat badan, kondisi medis, dan respons terhadap pengobatan. 

Pada anak-anak dengan berat badan 15 kg atau lebih, ivermectin diberikan sebanyak 150 mcg per kg berat badan sebagai dosis tunggal secara oral (tablet). Jika perlu, pengobatan diulang setiap 3-12 bulan. 

Sekali lagi, penggunaan ivermectin bisa berbeda pada setiap individu. Termasuk jika jenis cacing yang menginfeksi berbeda. Untuk itu, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini.

Konsumsi ivermectin cukup aman jika mengikuti anjuran dokter. Namun, ada beberapa kasus efek samping, seperti demam, gangguan pencernaan, ruam, dan gatal. Efek samping ini biasanya timbul akibat reaksi obat dalam melawan cacing parasit.

Sewaktu memberikan obat cacing anak, pastikan Anda mengikuti petunjuk penggunaan pada label kemasan atau sesuai dengan resep dokter. 

Jika anak menunjukkan gejala efek samping setelah pemberian obat, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.

Tidak hanya obat-obatan, Anda juga harus memberikan makanan bergizi seimbang untuk anak, hindari mengonsumsi makanan dan air minum yang tidak higienis, serta menjaga kebersihan diri dan rumah.

Baca Juga

  • Seru Main di Taman? Waspada Cacingan pada Anak!
  • Penyebab Perut Anak Buncit tapi Kurus dan Cara Mengobatinya
  • Bahaya Daging Babi untuk Kesehatan, Tak Hanya Infeksi Cacing Pita

Bagaimana anak terkena cacingan?

WHO menyatakan bahwa lebih dari 610 juta anak usia sekolah memiliki risiko cacingan. Infeksi cacing bisa berawal dari masuknya telur atau larva cacing dari tanah ke dalam tubuh melalui pori-pori kulit atau mulut.

Anak-anak rentan mengalaminya karena sering bermain di tanah, pasir, atau permukaan lain yang kerap dipenuhi telur cacing.

Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab anak bisa terkena cacingan.

  • Minum air yang telah terkontaminasi dan yang tidak dimasak hingga matang
  • Tidak mencuci tangan dengan bersih, terutama setelah beraktivitas di luar, sebelum makan, atau setelah pergi ke toilet
  • Mengonsumsi daging setengah matang dari hewan yang terinfeksi
  • Mengonsumsi buah dan sayur yang sudah terkontaminasi dan tidak mencucinya terlebih dahulu
  • Memasukkan tangan ke dalam mulut atau menggigit kuku setelah bersentuhan dengan permukaan yang terkontaminasi cacing
  • Bermain di tanah yang penuh dengan cacing
  • Tertular dari hewan peliharaan yang telah terinfeksi
  • Tidak memakai alas kaki saat keluar rumah.

Ciri-ciri anak cacingan 

diare akibat cacingan
Cacingan bisa menyebabkan diare

Setelah tertelan, telur cacing masuk ke usus kecil anak. Telur tersebut kemudian menetas menjadi cacing dan bertelur lagi di sana, terutama di area sekitar anus.

Berikut adalah beberapa ciri anak cacingan yang biasanya muncul:

  • Gatal di sekitar anus, terutama pada malam hari
  • Kulit di sekitar anus memerah atau mengalami iritasi
  • Merasa gelisah
  • Mual dan muntah
  • Keluarnya cacing berwarna putih dan kecil saat BAB
  • Diare
  • Lemas dan kurang aktif
  • Kurang nafsu makan
  • Mudah sakit dan terkena infeksi
  • Kurus.

Pada kondisi kronis, cacingan bahkan bisa menyebabkan malnutrisi atau kekurangan gizi, gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik, hingga obstruksi usus yang mengharuskan tindakan pembedahan. 

Baca Juga: Sederet Manfaat Cacing Tanah untuk Kesehatan dan Lingkungan

Cara mencegah cacingan kembali

Selain pengobatan, mempraktikkan kebersihan yang tepat dapat membantu mencegah infeksi berulang. Berikut adalah yang harus dilakukan agar cacingan tidak kembali:

  • Mengajarkan anak untuk mencuci tangan secara teratur, terutama sebelum makan dan setelah pergi ke kamar mandi menggunakan sabun dan air mengalir
  • Mandi setiap hari, sekitar dua kali sehari untuk mencegah kontaminasi berulang.
  • Memotong dan membersihkan kuku anak dengan rutin.
  • Melarang anak mengisap jempol dan menggigit kuku.
  • Mengganti pakaian dalam anak setiap hari.
  • Mencuci pakaian dan seprai dengan air panas.
  • Melarang anak berbagi handuk atau pakaian dengan orang lain.
  • Melarang anak menggaruk area anus.

Dengan minum obat cacingan pada anak dan mengikuti beberapa tips pencegahan di atas, mereka bisa terbebas dari infeksi ini dalam waktu singkat.

Catatan dari SehatQ

Pemberian obat cacing untuk anak yang tepat dapat memberantas infeksi cacing hingga menurunkan angka penyakit dan kematian.

Beberapa obat cacing anak bisa Anda dapatkan bebas di apotek, sebagian lainnya membutuhkan resep dokter. 

Gunakan obat antelmintik sesuai dengan resep dokter atau aturan pakai pada kemasan untuk memaksimalkan kerja obat dan menurunkan risiko efek samping. 

Selain pemberian obat cacing pada anak, penerapan pola hidup bersih dan sehat juga perlu ditanamkan sejak dini. 

Menjaga kebersihan diri dan lingkungan bisa menjadi langkah preventif atau pencegahan terhadap penularan infeksi cacing. 

Jika masih ada pertanyaan terkait obat cacing yang cocok untuk anak, Anda juga bisa berkonsultasi secara online menggunakan fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!

Advertisement

infeksi cacinginfeksi cacing gelang parasitinfeksi cacing pitainfeksi cacing kremi

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved