Mengonsumsi obat batuk saat hamil harus berhati-hati. Sebab, kandungan obat tersebut bisa saja berpengaruh buruk pada janin. Jenis obat seperti dextromethorphan dianggap masih aman untuk dikonsumsi.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
11 Agt 2023
Obat batuk untuk ibu hamil perlu diperhatikan kandungannya agar tetap aman untuk janin
Table of Content
Banyak perubahan yang terjadi di tubuh saat masa kehamilan. Penurunan daya tahan tubuh adalah salah satunya. Sehingga, penyakit seperti batuk kerap kali menyerang. Kondisi ini tidak jarang membuat pengidapnya bertanya-tanya, “Apakah ada obat batuk untuk ibu hamil yang aman?”
Advertisement
Sebagai ibu hamil, Anda harus berhati-hati dalam mengonsumsi obat, termasuk obat yang dapat dibeli di apotek dan obat herbal. Pasalnya, apapun obat yang Anda pakai, maka bayi secara otomatis juga akan menggunakannya.
Jika sembarangan mengonsumsi obat, bukan tidak mungkin berbagai gangguan pada janin seperti kelahiran prematur hingga bayi lahir dalam kondisi meninggal, dapat terjadi.
Ibu hamil baru dapat mengonsumsi obat, saat kandungan sudah masuk trimester kedua. Jangan mengonsumsi obat-obatan pada trimester pertama kehamilan atau sebelum usia 12 minggu, kecuali jika diresepkan oleh dokter.
Pada trimester kedua pun, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat. Dokter akan meresepkan obat batuk ibu hamil yang aman untuk janin. Jenis obat batuk yang aman untuk ibu hamil antara lain:
Obat batuk untuk ibu hamil yang aman pertama adalah dextromethorphan. Dextromethorphan digunakan untuk meredakan batuk dengan menekan sinyal di otak yang memicu refleks batuk.
Untuk ibu hamil, dosis maksimal dalam mengonsumsi obat ini adalah sebanyak 120 mg dalam 24 jam.
Obat ini termasuk dalam jenis obat kehamilan kategori C, atau mungkin berisiko untuk ibu hamil. Anda bisa mengonsumsi obat ini sebanyak 10-20 mg yang bisa diminum setiap 4 jam dan 30 mg yang diminum dalam 6-8 jam.
Salah satu obat batuk berdahak untuk ibu hamil yang aman adalah guaifenesin. Guaifenesin adalah obat jenis ekspektoran yang dapat membantu mengencerkan dahak.
Obat ini masuk golongan obat kehamilan kategori C, atau artinya mungkin berisiko untuk ibu hamil. Dosis terbanyak untuk ibu hamil yang mengonsumsi obat ini adalah 2.400 mg dalam 24 jam.
Satu lagi obat untuk ibu hamil yang termasuk jenis ekspektoran, yaitu bromhexine. Obat ini termasuk ke dalam jenis obat kehamilan kategori A, yang berarti tidak berisiko untuk ibu hamil.
Dekongestan yang berbentuk obat sirup oxymetazoline adalah obat batuk kering untuk ibu hamil yang juga aman untuk mengatasi flu. Obat batuk dan flu ini juga aman digunakan untuk mengatasi hidung tersumbat pada ibu hamill.
Efek samping yang mungkin timbul dari konsumsi obat batuk untuk ibu hamil ini adalah mengantuk, pusing, pandangan kabur, perut mual dan tenggorokan kering.
Obat batuk oxymetazoline, pseudoephedrine, dan phenylephrine termasuk ke dalam obat kehamilan kategori C, alias mungkin berisiko.
Selain itu, jika batuk disebabkan oleh alergi, maka jenis obat yang dianggap aman untuk ibu hamil, yaitu:
• Difenhidramin
• Loratadine
• Cetirizine
Beberapa jenis obat maupun produk lain juga dapat Anda gunakan untuk membantu meredakan batuk, seperti:
• Salep menthol yang bisa dioleskan ke dada
• Permen pelega tenggorokan
• Paracetamol, jika batuk disertai nyeri di dada atau bagian tubuh lainnya
• Obat batuk sirup yang tidak mengandung tambahan gula dan perasa buatan.
Baca Juga
Ada beberapa jenis obat batuk yang tidak aman jika dikonsumsi ibu hamil, karena dapat menimbulkan bahaya bagi janin, seperti:
Beberapa obat yang biasa digunakan untuk mengatasi batuk, mengandung alkohol. Seperti yang telah banyak diketahui, mengonsumsi alkohol saat hamil akan meningkatkan risiko cacat lahir pada janin.
Pada penelitian yang dilakukan di hewan uji, obat batuk ibu hamil yang mengandung kafein disebut mengakibatkan cacat lahir pada janin dari hewan tersebut. Efek ini akan muncul apabila kafein dikonsumsi dalam jumlah besar.
Kodein adalah obat yang masuk dalam golongan narkotika. Dengan dosis yang tepat, obat ini dapat digunakan untuk meredakan batuk. Namun, kodein tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil.
Konsumsi obat ini selama kehamilan juga dapat menyebabkan janin kecanduan dan kemudian mengalami gejala putus obat, setelah bayi lahir. Jika dikonsumsi sesaat sebelum persalinan, obat ini bisa menyebabkan gangguan saluran pernapasan pada bayi.
Hingga saat ini, belum ada laporan yang mengaitkan konsumsi hydrocodone dengan kondisi cacat pada bayi yang baru lahir. Namun, pada penelitian yang dilakukan pada hewan uji, obat ini terbukti dapat menyebabkan cacat lahir apabila diberikan dalam dosis besar.
Obat ini dapat menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjar tiroid pada janin. Akibatnya, bayi tersebut dapat mengalami gangguan pernapasan saat lahir. Kondisi ini terjadi pada ibu hamil yang mengonsumsi iodida dalam dosis besar selama kehamilan.
Meski belum pernah diuji pada ibu hamil, tetapi pada penelitian yang dilakukan pada hewan uji, obat ini terbukti dapat menurunkan rata-rata berat badan, panjang janin, dan pembentukan tulang pada janin yang dikandung hewan uji.
Obat yang mengandung salisilat tidak disarankan untuk ibu hamil. Pada penelitian pada hewan uji, obat ini terbukti bisa menyebabkan kecacatan lahir. Namun, belum ada penelitian yang menggali efek obat ini pada manusia.
Baca Juga
Untuk ibu hamil, pengobatan yang paling aman dan tidak berisiko menimbulkan gangguan pada janin tentunya adalah pengobatan secara alami.
Selain mengonsumsi obat batuk untuk ibu hamil, berikut ini beberapa langkah yang bisa Anda lakukan di rumah dalam membantu meredakan batuk.
Dalam hal ini, Anda tidak disarankan untuk mengonsumsi obat-obatan herbal atau obat yang bertuliskan “alami” di kemasannya. Sama seperti obat yang terbuat dari bahan kimia, obat herbal juga terdiri dari bermacam-macam jenis.
Sebagian aman untuk ibu hamil, tapi sebagian lainnya juga bisa menimbulkan berbagai gangguan pada janin.
Berikut adalah obat batuk alami atau tradisional yang aman untuk ibu hamil, seperti:
Oleh karena itu, tetaplah berkonsultasi ke dokter kandungan maupun bidan, sebelum Anda mengonsumsi berbagai obat maupun suplemen herbal.
Baca Juga
Anda tidak perlu pusing memikirkan jenis obat batuk ibu hamil yang aman jika langkah pencegahan batuk, bisa dilakukan dengan baik. Untuk mencegah batuk, Anda perlu meningkatkan sistem kekebalan tubuh selama hamil.
Nah, dikutip dari Baby Centre, berikut sejumlah cara mencegah batuk saat hamil yang bisa Anda ikuti:
Periksakan kesehatan Anda dan calon buah hati secara rutin ke dokter kandungan maupun bidan.
Hal ini dapat mencegah sekaligus menjadi deteksi dini apabila ada kelainan atau gangguan kesehatan, yang diderita oleh ibu maupun bayi di dalam kandungan.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Manfaat terong untuk ibu hamil di antaranya memperkuat sistem imun, menurunkan risiko hipertensi, hingga mendukung pertumbuhan janin.
2 Des 2021
Hiperemesis gravidarum adalah salah satu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan mual muntah berlebih. Ini penyebab hiperemesis gravidarum dan gejalanya yang perlu diwaspadai.
18 Apr 2023
Greysia Polii Hamil di usia 35 tahun. Meski cukup berisiko, menjaga pola hidup sehat dan selalu berkonsultasi dengan dokter bisa jadi cara menjaga kehamilan yang tepat.
31 Jan 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved