Terdapat sederet obat batu ginjal alami dan medis yang dapat Anda coba, di antaranya air putih, air perasan lemon, cuka apel, jus selederi, hingga obat-obatan seperti allopurinol dan penghambat alfa. Jika tidak membuahkan hasil, sebaiknya segera periksakan diri Anda.
2023-03-30 11:12:30
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Anda bisa mencoba obat batu ginjal alami dan medis untuk meredakan gejalanya.
Table of Content
Batu ginjal adalah endapan keras dari mineral dan garam yang terbentuk di dalam ginjal. Keberadaannya dapat menimbulkan rasa nyeri dan membuat penderitanya merasa tidak nyaman. Untuk mengatasinya, ada sejumlah obat batu ginjal alami ataupun medis yang dapat dicoba.
Advertisement
Air putih adalah obat alami batu ginjal yang wajib dikonsumsi secara rutin.
Kalau biasanya Anda dianjurkan untuk minum 8 gelas air putih per hari, cobalah tingkatkan asupannya menjadi 12 gelas setiap hari.
Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses mengeluarkan batu ginjal melalui urine.
Selain itu, minum air putih juga dapat mencegah dehidrasi, yang merupakan faktor risiko terbentuknya batu ginjal.
Selanjutnya, Anda bisa minum air perasan lemon dengan air putih sebagai cara mengobati batu ginjal secara alami.
Lemon mengandung bahan kimia sitrat yang bisa mencegah pembentukan batu kalsium.
Senyawa kimia tersebut juga dapat memecah batu-batu ginjal berukuran kecil sehingga lebih mudah dikeluarkan dari tubuh.
Cuka apel ternyata dapat dimanfaatkan sebagai penghancur batu ginjal alami, lho.
Alasannya, bahan ini mengandung asam asetat yang diyakini bisa melarutkan batu ginjal.
Tidak hanya itu, cuka apel disebut bisa meringankan rasa nyeri yang kerap menyertai batu ginjal.
Sebuah studi laboratorium (uji tabung) yang dimuat dalam International Journal of Pharmacy and Biological Sciences mengungkapkan, cuka apel efektif dalam membantu mengurangi pembentukan batu ginjal.
Namun, penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk melihat apakah bahan ini memiliki efek yang sama pada batu ginjal di dalam tubuh manusia.
Untuk mencoba obat batu ginjal alami ini, campurkan 2 sendok makan cuka apel ke dalam satu gelas atau 236 mililiter (ml) air putih. Kemudian, minum campuran tersebut.
Akan tetapi, jangan mengonsumsi campuran air putih dan cuka apel lebih dari 236 ml per hari. Ini dilakukan untuk menghindari efek samping.
Penderita diabetes sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum mencoba campuran air putih dan cuka apel. Selain itu, Anda juga disarankan untuk mengecek kadar gula darah secara rutin.
Hindari cuka apel jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, misalnya insulin dan diuretik.
Jus seledri adalah obat batu ginjal alami dari tumbuhan yang bisa dicoba.
Sebuah penelitian dalam jurnal Scielo menemukan, partisipan wanita yang menderita batu ginjal rata-rata lebih jarang mengonsumsi seledri dibandingkan partisipan lain yang tidak mengidapnya.
Di sisi lain, sebuah riset hewan uji dalam Journal of Pharmacy & BioAllied Sciences membuktikan bahwa ekstrak seledri mampu memecah batu ginjal.
Namun, Anda perlu berhati-hati karena seledri berpotensi mengganggu kinerja obat-obatan tertentu dan menimbulkan efek samping.
Jadi, bagi Anda yang sedang minum obat-obatan, sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum mencoba jus seledri.
Tahukah Anda kalau jus rumput gandum (wheatgrass) dianggap sebagai obat herbal batu ginjal dari tumbuhan?
Rumput gandum diyakini bermanfaat dalam meningkatkan aliran urine untuk mengeluarkan batu ginjal dari dalam tubuh.
Tidak hanya itu, bahan ini juga dilengkapi dengan berbagai macam nutrisi penting yang bisa membantu membersihkan ginjal.
Anda bisa meminum obat batu ginjal alami dari tumbuhan ini sebanyak satu gelas atau 236 ml per hari.
Untuk menghindari potensi efek sampingnya, mulailah dengan porsi kecil, lalu tingkatkan secara bertahap sampai 236 ml.
Baca Juga
Jika berbagai cara mengatasi batu ginjal secara alami tidak kunjung memberikan hasil positif, Anda bisa berkunjung ke dokter untuk mendapatkan obat-obatan.
Secara umum, berikut adalah beragam obat yang dapat diresepkan dokter untuk menangani batu ginjal.
Allopurinol adalah obat yang bekerja dengan cara menurunkan kadar asam urat dalam darah untuk membantu melarutkan batu ginjal.
Penghambat alfa (alpha-blockers), seperti alfuzosin, doxazosin, terazosin dan silodosin, bisa diresepkan dokter jika batu ginjal tersangkut di ureter, yaitu saluran yang mengalir dari ginjal ke kandung kemih.
Pengobatan batu ginjal menggunakan obat diuretik bertujuan untuk mengurangi jumlah kalsium yang dilepas ke dalam urine.
Umumnya, dokter dapat meresepkan obat diuretik golongan tiazid, seperti hydrochlorothiazide, chlorthalidone, atau indapamide, yang bisa mencegah batu ginjal agar tidak terbentuk kembali, khususnya pada pasien yang mempunyai kadar kalsium tinggi dalam urine.
Berdasarkan sebuah studi di dalam The Journal of Urology, natrium bikarbonat bisa dijadikan obat batu ginjal.
Alkalisasi urine dengan obat ini dianggap efektif dalam meleburkan batu ginjal yang ada ataupun mencegah kekambuhannya.
Jangan mengonsumsi obat-obatan di atas tanpa pengawasan dokter. Hal ini dilakukan untuk mencegah efek samping yang tidak diinginkan.
Jika Anda punya pertanyaan lain seputar batu ginjal, Anda bisa konsultasi langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Faringitis adalah peradangan pada faring yang terletak di bagian belakang tenggorokan. Ketika seseorang mengalami faringitis, tenggorokan terasa seperti sedang panas dalam dan sulit menelan. Tak hanya itu, faringitis juga merupakan penyakit yang paling umum terjadi dan penanganannya harus sesuai dengan pemicunya.
Ciri-ciri infeksi saluran kemih yang paling umum adalah rasa nyeri ketika buang air kecil. Mendiamkannya bisa menyebabkan beberapa masalah kesehatan.
Kekurangan kalium atau hipokalemia adalah kondisi ketika kadar kalium dalam darah lebih rendah dari batas normal. Penyebabnya meliputi konsumsi alkohol berlebihan, penyakit ginjal kronis, hingga diare.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved