Gangguan sendi rahang dapat memicu rasa nyeri pada rahang dan wajah serta rasa sakit saat mengunyah. Gangguan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti kebiasaan menggertakkan atau mengatup gigi terlalu rapat dan terlalu sering mengunyah permen karet.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
27 Jan 2020
Gangguan sendi rahang biasa diawali dengan nyeri saat mengunyah
Table of Content
Gangguan sendi rahang atau temporomandibular joint disorder menyebabkan rasa sakit di persendian rahang dan otot yang mengendalikan pergerakan rahang. Gangguan pada rahang sendi ini menyebabkan sakit, kelainan, disfungsi komponen pengunyahan yang terdiri dari otot, tulang, hingga persendian.
Advertisement
Baca Juga
Umumnya, gangguan sendi rahang menimbulkan rasa nyeri yang tumpul pada persendian rahang yang terletak di dekat telinga. Ini juga bisa memengaruhi satu sisi atau bahkan keduanya. Saat Anda menggerakkan rahang, Anda bisa saja mendengarkan bunyi letupan atau menggeretak.
Selain rasa nyeri dan bunyi meletup dari rahang, terdapat berbagai gejala lain yang mengindikasikan adanya gangguan sendi rahang atas atau bawah, di antaranya adalah:
Gangguan sendi rahang diakibatkan karena adanya masalah atau cedera pada bagian tulang rawan di persendian, serta kerusakan pada lempengan di persendian rahang yang berfungsi untuk menyerap getaran.
Kadang kala, Anda juga dapat mengalami gangguan sendi rahang jika gigi bagian atas tidak sejajar dengan gigi bagian bawah. Cedera seperti terbentur, menggemeretak gigi, dan mengunyah permen karet terlalu sering dapat memicu gangguan sendi rahang.
Anda juga dapat terkena gangguan sendi rahang jika memiliki postur kepala dan leher yang buruk. Stres dan kecemasan berlebih memiliki andil dalam menimbulkan gangguan sendi rahang.
Terdapat beberapa kondisi medis tertentu yang dapat mengakibatkan gangguan sendi rahang, seperti radang sendi, sleep apnea, bruxism, masalah pada struktur rahang, dan kondisi lainnya.
Gangguan sendi rahang bukanlah masalah yang tidak dapat diatasi. Namun, penanganannya sangat bergantung pada penyebab dari kondisi medis ini. Beberapa pengobatan atau langkah yang bisa diambil untuk mengatasinya adalah:
Saat Anda mengalami gangguan sendi rahang, dokter dapat memberikan Anda obat antinyeri untuk mengatasi rasa sakit dan obat pelemas otot selama beberapa hari atau minggu untuk mengurangi kejang pada rahang.
Bila gangguan sendi rahang dikarenakan perilaku bruxism atau kebiasaan menggertakkan diri dalam keadaan tidak sadar, dokter dapat meresepkan obat antidepresan trisiklik.
Pengurangan nyeri akibat gangguan sendi rahang dapat dilakukan dengan penyuntikkan kortikosteroid ataupun racun botulinum tipe A pada otot rahang. Metode ini mampu mengurangi nyeri pada rahang saat mengunyah.
Metode arthrocentesis melibatkan jarum kecil yang dimasukkan ke dalam persendian untuk mengalirkan cairan yang akan mengeluarkan kotoran atau benda-benda yang memicu peradangan pada rahang.
Dalam rangka untuk memperkuat dan merenggangkan otot rahang, dokter akan menganjurkan terapi fisik berupa ultrasound, serta kompresan hangat ataupun es batu pada rahang.
Jika gangguan sendi rahang diakibatkan oleh stres atau kecemasan, maka Anda akan disarankan untuk mengikuti sesi konseling bersama psikiater atau psikolog.
Terkadang konseling juga bertujuan untuk mengurangi perilaku yang dapat memunculkan gangguan sendi rahang seperti mengatup gigi terlalu keras, menggigit kuku, dan sebagainya.
Penanganan gangguan sendi rahang juga bisa dilakukan dengan penggunaan pelindung gigi untuk mengurangi nyeri di rahang. Bentuk pelindung gigi ini seperti yang digunakan atlit. Namun, pastikan Anda mendapatkannya dari dokter gigi.
Pada kasus yang parah, gangguan sendi rahang memerlukan bedah tertentu. Misalnya, pengubahan struktur rahang ataupun bedah pada bagian persendian.
Bila gangguan radang sendi masih ringan dan diakibatkan oleh pola perilaku yang menjadi kebiasaan, seperti menggeretakkan gigi, maka Anda bisa mencoba tips di bawah ini:
Saat sedang mengalami gangguan sendi rahang, hindari makan makanan yang keras, kenyal, lengket, atau padat agar rahang tidak terasa sakit dan mencegah penggunaan rahang secara berlebih.
Gangguan sendi rahang dapat diakibatkan oleh stres, karenanya atur tingkat stres dengan melakukan kegiatan yang membuat rileks, seperti berendam di air hangat, yoga, meditasi, dan sebagainya.
Anda tetap harus menjalani latihan peregangan yang telah dianjurkan atau diberikan oleh dokter untuk menguatkan otot-otot rahang. Anda juga bisa melemaskan otot rahang dengan memijatnya.
Teknik ‘panas dan dingin’ sangat berguna untuk mengurangi rasa nyeri di rahang atau wajah. Anda dapat mengompres wajah atau rahang dengan kompresan kain hangat atau kain yang dilapisi es batu.
Selalu konsultasikan ke dokter apabila Anda mengalami keluhan di rahang, terutama saat rahang terasa sangat sakit dan rasa nyeri tersebut tidak kunjung hilang, atau saat Anda tidak bisa membuka dan menutup rahang.
Baca Juga
Selalu konsultasikan ke dokter apabila Anda mengalami keluhan di rahang, terutama saat rahang terasa sangat sakit dan rasa nyeri tersebut tidak kunjung hilang, atau saat Anda tidak bisa membuka dan menutup rahang.
Jika ingin berkonsultasi langsung pada dokter, Anda bisa Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Anita Djie
Referensi
Artikel Terkait
Asidosis respiratorik atau pernapasan bisa meningkatkan kadar asam dalam darah. Bisa menjadi kondisi darurat medis, Anda perlu menjaga kesehatan paru-paru dengan baik.
27 Des 2022
Sindrom Chediak-Higashi atau CHS adalah albinisme sebagian yang sangat jarang terjadi. Umumnya, pasien CHS juga mengalami masalah sistem saraf dan sistem kekebalan tubuh. CHS adalah penyakit turunan karena ada kecacatan pada fungsi lisosom atau gen Lysosomesare structures atau LYST
12 Jul 2020
Karbon disulfida adalah senyawa kimia yang sering ditemukan di kawasan industri. Pusing hingga gangguan organ tubuh merupakan bahaya karbon disulfida.
13 Agt 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Reni Utari
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved