Bahu beku, kaku, dan terasa nyeri dapat jadi gejala dari gangguan frozen shoulder. Terdengar seperti kondisi yang lumrah dialami, namun proses penyembuhan dapat berjalan hingga tiga tahun lamanya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
18 Feb 2020
Penderita frozen shoulder mengalami kesulitan menggerakan bahu
Table of Content
Sering merasa bahu nyeri dan kaku? Bisa jadi apa yang Anda alami adalah tanda-tanda dari gangguan frozen shoulder! Seperti namanya, frozen shoulder atau adhesive capsulitis merujuk pada masalah di persendian bahu yang menyebabkan rasa nyeri dan kaku. Singkatnya, Anda merasakan area di sekitar bahu beku.
Advertisement
Frozen shoulder dapat hilang dan muncul secara tiba-tiba serta sangat mengganggu tiap aktivitas yang dilakukan. Anda bisa saja sembuh dari gangguan ini sekitar setahun sampai tiga tahun.
Baca Juga
Frozen shoulder adalah gangguan pada persendian bahu yang memicu kekakuan dan rasa nyeri yang dapat bertambah parah dan membuat bahu sulit digerakkan. Terkadang, gejala dari frozen shoulder dapat menghilang.
Frozen shoulder berdampak pada bagian kapsul bahu yang merupakan jaringan di sekitar persendian bahu dan berperan untuk menyokong sendi di bahu. Saat Anda mengalami frozen shoulder, kapsul bahu akan menebal dan mengencang.
Penebalan dan pengencangan tersebut yang membuat bahu sulit digerakkan dan memunculkan jaringan parut di sendi bahu serta mengurangi cairan pelumas bahu atau cairan sinovial.
Biasanya, frozen shoulder jarang muncul kembali di bahu yang sama, tetapi kondisi ini dapat menyerang bagian bahu sebelahnya. Rasa nyeri pada bahu dapat bertambah parah saat malam hari dan bisa mengganggu tidur.
Anda akan merasakan nyeri yang tumpul atau berdenyut-denyut pada bahu yang mengalami frozen shoulder. Rasa nyeri bisa menjalar ke otot bahu dan bagian atas lengan.
Menurut ahli, perkembangan dari gejala frozen shoulder dapat dikategorikan menjadi tiga tahapan dengan gejala yang berbeda-beda. Masing-masing tahapan tersebut dapat bertahan hingga satu bulan lebih.
Tahapan pertama ini terjadi saat bahu mulai terasa nyeri ketika akan digerakkan. Akibatnya, Anda mengalami kesulitan dalam menggerakan bahu yang terasa kaku dan nyeri. Pada tahapan ini, kondisi dapat bertahan selama enam hingga sembilan bulan.
Tahapan kedua dari frozen shoulder yang ditandai dengan hilangnya rasa nyeri dan bertambah kakunya bahu. Anda akan merasa bahu makin sulit untuk digerakkan. Anda dapat mengalami tahapan ini dari empat sampai 12 bulan.
Tahapan terakhir dari frozen shoulder yang dicirikan dengan kondisi bahu yang membaik. Anda akhirnya bisa sembuh total dengan jangka waktu kurang lebih enam bulan sampai dua tahun.
Dalam mendiagnosis apakah Anda menderita frozen shoulder atau tidak, pertama-tama dokter akan mengecek kembali riwayat kesehatan dan juga gejala yang Anda alami. Pemeriksaan akan dilanjutkan secara fisik, yang mana Anda akan diminta untuk menggerakan bahu secara perlahan ke segala arah untuk mengetahui sejauh mana batasan pergerakan bahu Anda.
Selain pemeriksaan fisik, dokter juga dapat merekomendasikan pasien dengan gejala frozen shoulder untuk melakukan pemeriksaan MRI dan juga X-Ray atau foto rontgen. Dari pemeriksaan ini, akan didapatkan diagnosis nyeri sendi apa yang Anda alami, baik itu frozen shoulder maupun cedera rotator cuff.
Penyebab dari frozen shoulder belum diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan peluang Anda mengalami frozen shoulder, seperti:
Meskipun membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh, ada beberapa penanganan yang dapat diberikan untuk mengatasi gejala dari frozen shoulder, yaitu:
Dokter dapat memberikan obat antiradang atau obat antinyeri, seperti aspirin dan ibuprofen, untuk mengurangi rasa nyeri dan peradangan akibat frozen shoulder.
Terapi fisik tidak hanya untuk menguatkan dan merenggangkan otot serta persendian bahu, tetapi juga membantu meningkatkan keleluasaan pergerakan bahu.
Manipulasi bahu jarang diterapkan karena dapat meningkatkan risiko Anda mengalami komplikasi, seperti patah tulang. Penanganan ini meliputi menggerakkan bahu yang mengalami frozen shoulder secara paksa di bawah pengaruh obat bius.
Manipulasi bahu berperan untuk melemaskan otot bahu agar lebih mudah bergerak nantinya.
Injeksi kortikosteroid diberikan pada persendian bahu untuk mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan pergerakan bahu.
Bedah untuk frozen shoulder hanya dilakukan jika kondisinya sudah parah. Bedah meliputi pengeluaran jaringan parut di persendian bahu menggunakan alat berbentuk tabung yang ringan dan dimasukkan melalui sayatan kecil di sekitar persendian.
Distensi persendian meliputi injeksi air steril ke dalam kapsul persendian untuk merenggangkan jaringan di sekitar sendi bahu yang dapat membuat persendian bahu makin mudah digerakkan.
Baca Juga
Kondisi frozen shoulder dapat menyebabkan rasa nyeri dan kekakuan pada persendian bahu. Gangguan ini rentan dialami oleh orang yang mengalami kondisi yang membuatnya sulit untuk menggerakkan bahu, misalnya stroke, patah lengan, dan sebagainya.
Jika Anda mengalami kondisi demikian, tanyakan kepada dokter apakah ada latihan fisik yang dapat dilakukan untuk mencegah persendian menjadi kaku semasa bahu dalam proses penyembuhan.
Apabila Anda mengalami gejala dari frozen shoulder, periksakan ke dokter untuk memastikan penyebabnya untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Semakin dini Anda melakukan pemeriksaan, maka semakin besar kemungkinan proses penyembuhannya.
Advertisement
Ditulis oleh Anita Djie
Referensi
Artikel Terkait
Beberapa penyebab mata buram sebelah, yaitu mata yang terlalu lelah, migrain, hingga gejala stroke.
1 Jul 2020
DiGeorge syndrome adalah kelainan genetik yang terjadi akibat bagian kecil dari kromosom 22 menghilang. Gejalanya beragam, seperti masalah pernapasan, sering terserang infeksi, hingga keterlambatan bicara.
29 Jan 2021
Viral exanthem adalah ruam kulit pada anak yang diakibatkan infeksi virus. Saat muncul ruam pada kulit anak, segera bawa ke dokter untuk mengetahui penyebab pastinya.
10 Mar 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved