logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Penyakit

Nyeri Dada Muncul Tiba-tiba? Waspada Unstable Angina

open-summary

Unstable angina mungkin terdengar asing di telinga. Orang Indonesia menyebutnya angin duduk, yaitu rasa nyeri yang muncul tiba-tiba di area dada dan menjalar hingga ke bahu, leher, punggung, dan lengan.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari

15 Mei 2020

Nyeri dada yang terjadi secara tiba-tiba dan menjalar ke area lain merupakan gejala unstable angina

Salah satu gejala unstable angina adalah nyeri dada yang terasa menindih

Table of Content

  • Apa itu unstable angina?
  • Apa yang menyebabkan unstable angina terjadi?
  • Apa saja gejala dari unstable angina?
  • Bagaimana mendiagnosis unstable angina?
  • Penanganan unstable angina

Pernahkah Anda merasakan nyeri dada yang sakitnya menjalar hingga ke bahu, leher, punggung dan lengan yang munculnya suka tiba-tiba? Hati-hati mungkin saja Anda mengalami unstable angina.

Advertisement

Kondisi ini terjadi secara tiba-tiba dan cukup membahayakan. Kenali lebih jauh apa yang dimaksud dengan unstable angina dan bagaimana gejalanya.

Apa itu unstable angina?

Unstable angina adalah salah satu bentuk dari angina pectoris atau yang biasa disebut sebagai angin duduk dalam istilah Indonesia. Pengidap angina akan merasakan nyeri pada bagian dada dekat jantung. 

Sesuai namanya, unstable angina bermakna angina yang tidak stabil karena biasanya muncul dan hilang secara tiba-tiba. Berbeda dengan stable angina, di mana nyeri dada yang muncul dapat diprediksi karena umumnya terjadi saat pengidapnya beristirahat. 

Baca Juga

  • Apakah Penyakit Jantung Bawaan Bisa Sembuh?
  • Contoh Kebiasaan Buruk yang Membuat Jantung Rusak
  • 8 Cara Menurunkan Darah Tinggi dan Kolesterol Paling Ampuh

Apa yang menyebabkan unstable angina terjadi?

Penyakit arteri koroner akibat aterosklerosis adalah penyebab paling umum terjadinya unstable angina. Aterosklerosis adalah kondisi di mana ada penumpukan lemak yang disebut plak yang terdapat di sepanjang dinding arteri. 

Plak tersebut akan mempersempit area arteri sehingga menjadi kurang fleksibel. Akibatnya, aliran darah pada arteri menuju jantung menjadi terhambat dan menimbulkan nyeri dada khas angina.

Kelompok dengan kondisi berikut memiliki peluang lebih besar untuk mengalami unstable angina, di antaranya adalah:

  • Pengidap diabetes
  • Faktor keturunan 
  • Memiliki tekanan darah tinggi
  • Memiliki kolesterol LDL tinggi
  • Memiliki kolesterol HDL rendah
  • Jenis kelamin laki-laki, terutama yang berumur di atas 45 tahun
  • Wanita berumur 55 tahun ke atas
  • Gaya hidup tidak sehat akibat tidak pernah berolahraga
  • Kegemukan
  • Manula di atas usia 55 tahun
  • Merokok       

Apa saja gejala dari unstable angina?

Gejala unstable angina meliputi:

  • Nyeri dada yang terasa menindih, seperti tertekan, teremas, atau tertusuk
  • Rasa sakit yang menyebar ke pergelangan tangan, lengan bawah, siku, lengan atas, bahu, atau punggung
  • Mual
  • Merasa gelisah
  • Berkeringat
  • Sesak napas
  • Pusing
  • Kelelahan yang tidak jelas penyebabnya

Berbagai gejala di atas sering terjadi saat seseorang sedang beristirahat, tidur, atau kegiatan lainnya yang tidak melibatkan tenaga fisik yang berat. Gejala-gejala di atas biasanya datang secara tiba-tiba dan bertahan lebih lama dari stable angina

Beristirahat atau mengonsumsi obat-obatan biasanya tidak dapat membantu meringankan gejala-gejala tersebut sehingga dapat bertambah buruk seiring waktu hingga akhirnya menyebabkan serangan jantung.

Bagaimana mendiagnosis unstable angina?

Apabila Anda mengalami berbagai gejala di atas, dokter akan merekomendasikan beberapa pemeriksaan fisik. Pemeriksaan ini mencakup pemeriksaan tekanan darah dan beberapa tes seperti berikut:

  • Tes darah, untuk memeriksa kreatina kinase dan biomarker jantung (troponin) yang bocor dari otot jantung
  • Elektrokardiogram (EKG), untuk melihat pola detak jantung yang mungkin mengindikasikan berkurangnya aliran darah
  • Echocardiography, untuk menghasilkan gambar jantung yang dapat membuktikan adanya masalah pada aliran darah
  • Stress test jantung untuk mencari tahu bagaimana jantung merespons tekanan pada saat beraktivitas fisik
  • Computed tomography angiography
  • Angiografi koroner dan kateterisasi jantung, untuk mempelajari kesehatan dan kaliber arteri 

Pemeriksaan angiografi koroner adalah salah satu tes paling umum yang digunakan untuk mendiagnosis unstable angina karena dapat membantu dokter memberi gambaran penyempitan arteri akibat penumbatan.

Penanganan unstable angina

Meski unstable angina datang dan pergi secara tiba-tiba, namun Anda juga perlu mengetahui apa saja yang dapat dilakukan untuk menangani kondisi ini. Berikut ini penanganan unstable angina yaitu:

1. Obat-obatan 

Perawatan untuk unstable angina bergantung pada keparahan kondisinya. Salah satu penanganan pertama yang mungkin disarankan oleh dokter adalah dengan pemberian obat pengencer darah, seperti aspirin, heparin, atau clopidogrel. Obat-obatan pengencer darah diberikan agar darah menjadi tidak begitu kental sehingga dapat mengalir lebih lancar pada arteri.

Obat-obatan lainnya yang juga kerap diresepkan untuk mengurangi gejala angina, di antaranya adalah:

2. Operasi

Jika Anda mengalami penyumbatan atau penyempitan arteri yang parah, dokter akan merekomendasikan untuk melakukan operasi. Salah satunya adalah operasi angioplasti. 

Melalui tindakan ini, dokter bedah akan membedah arteri yang tersumbat. Selanjutnya tabung kecil yang disebut stent akan dimasukkan. Stent berfungsi sebagai alat yang dapat menjaga arteri tetap terbuka.

Dalam kasus yang lebih berat, operasi bypass jantung bisa saja dilakukan. Prosedur ini dilakukan dengan mengalihkan aliran darah dari arteri yang tersumbat agar dapat meningkatkan pasokan darah ke jantung.

3. Perubahan gaya hidup

Metode ini mutlak dilakukan bagi penderita unstable angina. Berikut ini merupakan jenis-jenis perubahan gaya hidup yang dapat meningkatkan kesehatan jantung, di antaranya:

  • makan makanan yang lebih sehat
  • menurunkan tingkat stres 
  • berolahraga lebih sering
  • menurunkan berat badan jika penderita angina kelebihan berat badan
  • berhenti merokok 

Semua aktivitas di atas dapat mengurangi kemungkinan serangan angina dan risiko serangan jantung. Konsultasikan dengan dokter mengenai perubahan gaya hidup yang sesuai dengan Anda, termasuk diet sehat dan jenis olahraga yang tepat.

Serangan unstable angina adalah keadaan yang termasuk darurat. Jika Anda atau orang terdekat Anda mengalaminya, segeralah mencari perawatan medis terdekat. Penanganan yang lambat dapat memperparah keadaan hingga menjadi kondisi yang mengancam jiwa. Tetap sehat dengan mengikuti gaya hidup yang sudah disarankan agar serangan unstable angina pun dapat dihindari.

Advertisement

penyakit jantungpenyumbatan pembuluh darahnyeri dadaangin duduk

Ditulis oleh Nurul Rafiqua

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved