Entah direncanakan atau tidak, melahirkan sendiri atau melahirkan di rumah harus jadi salah satu skenario cadangan. Meski dilakukan sendiri di rumah, proses melahirkan harus tetap didampingi tenaga medis seperti bidan atau dokter.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
20 Nov 2019
melahirkan normal di rumah harus turut memperhatikan kondisi bayi
Table of Content
Meski umumnya proses persalinan dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin, bukan tidak mungkin ibu hamil ingin melahirkan normal di rumah. Jika ya, ada banyak yang perlu Anda perhatikan, mulai dari posisi janin hingga ketersediaan tenaga medis seperti dokter atau bidan yang bisa membantu.
Advertisement
Setiap proses persalinan pada setiap wanita hamil pasti berbeda. Bahkan pada ibu yang sama, kehamilan anak pertama dan selanjutnya juga berbeda pula.
Terkadang, rencana untuk melahirkan di rumah dilakukan untuk ibu yang akan melahirkan anak kedua. Umumnya, proses kontraksi berlangsung lebih singkat.
Baca Juga
Meskipun melahirkan sendiri, tentu ada pihak medis atau bidan yang menjadi pendamping proses persalinan. Selain itu, ada juga doula, istilah untuk pendamping saat proses persalinan.
Bidan dan doula ini sudah terbiasa mendampingi proses melahirkan di rumah dan tahu betul prosedur apa saja yang harus dilakukan. Apabila melahirkan di rumah telah terencana, maka hubungi para ahlinya sejak jauh-jauh hari untuk membantu proses persalinan.
Kepada mereka, sampaikan pertimbangan dan kesiapan Anda untuk melahirkan sendiri serta kapan hari perkiraan lahir (HPL) bayi Anda.
Tak kalah penting, pastikan Anda tidak terlalu panik ketika melahirkan di rumah. Tubuh Anda tahu apa yang harus dilakukan. Biasanya, kekhawatiran yang muncul adalah bagaimana proses mengejan sehingga bayi bisa keluar dengan lancar.
Tenang saja, selama bayi berada di posisi ideal dengan kepala di bawah dan menghadap ke bawah, maka bayi bisa keluar dengan lancar.
Memang ada banyak pro dan kontra terkait melahirkan di rumah. Mereka yang kontra menganggap risiko melahirkan di rumah sangatlah tinggi apalagi jika terjadi situasi darurat. Peralatan di rumah tentulah tidak lengkap seperti di rumah sakit.
Belum lagi budaya yang berkembang bahwa melahirkan perlu dilakukan di rumah sakit. Fenomena ini membuat skenario untuk ibu hamil melahirkan sendiri di rumah terasa janggal dan membuat orang mengangkat alis keheranan.
Namun bagi mereka yang pro, ada banyak juga kelebihan melahirkan di rumah ketimbang di klinik bersalin, seperti salah satunya:
Menjawab pertanyaan apakah kemungkinan terjadi komplikasi atau masalah pada bayi setelah lahir, dikutip dari American College of Obstetricians and Gynecologists, tim dari beberapa universitas di Amerika Serikat meneliti selama 10 tahun terakhir tentang persalinan di rumah terutama di negara-negara maju.
Hasilnya, di Belanda yang merupakan negara dengan tingkat persalinan di rumah tertinggi, tidak ada peningkatan signifikan dari persentase risiko komplikasi bayi. Kemungkinan kematian bayi adalah 0,15% untuk persalinan di rumah sakit dan 0,18% untuk persalinan di rumah.
Walaupun demikian, tetap ada risiko kematian bayi dengan proses melahirkan di rumah. Selain itu, ada juga risiko bayi mengalami kejang pascalahir dan gangguan fungsi saraf.
Sebelum memutuskan akan menempuh proses melahirkan di rumah atau di rumah sakit, ibu hamil perlu memahami risiko apa saja yang akan dialaminya.
Baca juga: Mengenal Metode Gentle Birth, Persalinan Minim Trauma
Semakin detil persiapan yang Anda lakukan, semakin besar kemungkinan persalinan di rumah berjalan dengan lancar. Mulai dari peralatan apa saja yang harus disiapkan, di mana lokasi persalinan akan dilakukan, dan apa tindakan untuk bayi setelah lahir, perlu dipersiapkan dengan matang untuk menghindari risiko persalinan yang tidak diinginkan.
Agar melahirkan normal di rumah berjalan lancar, berikut persiapan melahirkan di rumah sendiri yang perlu diperhatikan ibu hamil:
Anda boleh melakukan persalinan di rumah jika posisi bayi telah masuk ke jalan lahir. Artinya kepala bayi berada di bawah. Bila bayi sungsang, biasanya dokter kandungan akan menyarankan untuk persalinan dengan operasi Caesar dan tentu saja harus dilakukan di rumah sakit.
Saat melahirkan di rumah, pastikan Anda didampingi oleh tenaga medis seperti dokter atau bidan yang telah berpengalaman mendampingi persalinan di rumah. Selain itu, cek juga jarak ke rumah sakit terdekat jika terjadi sesuatu yang darurat terkait melahirkan di rumah.
Tentukan di mana Anda akan melakukan persalinan. Umumnya, orang akan melapisi tempat tidur atau lantai kamar dengan plastik sebagai alas saat persalinan. Anda tak harus berada dalam posisi tidur. Cari posisi yang paling nyaman.
Contohnya duduk di ujung tempat tidur dan meletakkan kaki di sebuah kursi bisa jadi preferensi. Bidan bisa berada di sebelah Anda untuk menangkap bayi usai melahirkan. Posisi squat atau all fours dalam yoga juga bisa jadi pilihan.
Baca juga: Cara Mengetahui Panggul Sempit, Benarkah Menentukan Metode Persalinan?
Mengatur napas menjadi kunci di setiap persalinan. Termasuk saat Anda memutuskan untuk melahirkan di rumah. Jika bukaan belum lengkap, sebisa mungkin tahan keinginan untuk mengejan. Ketika pembukaan saat melahirkan sudah lengkap, mengejanlah saat kontraksi kembali terasa. Jika Anda mengejan ketika pembukaan belum lengkap, risikonya jalan lahir akan membengkak dan menghambat bayi untuk keluar.
Saat kepala bayi mulai terlihat, perlahan dorong secara perlahan dengan mengejan. Dalam beberapa kali dorongan, idealnya bayi telah keluar mulai dari kepala, bahu, dan bagian tubuh lainnya mengikuti secara alami.
Hal yang harus dilakukan setelah bayi baru lahir berhasil keluar adalah memastikan tubuhnya tetap hangat. Balut dengan kain atau handuk dan letakkan di dada Anda untuk kontak langsung dan melakukan inisiasi menyusui dini (IMD).
Jangan lupa mengusap mulut dan hidung bayi untuk menyingkirkan lendir dan darah sehingga memudahkannya bernapas. Selain itu, usap bagian kepalanya seperti sedang mencuci rambut. Pastikan posisi bayi tetap lebih rendah dari kakinya sampai si kecil mulai bernapas.
Normalnya, bayi akan mulai bernapas secara alami tanpa stimulasi atau intervensi apapun. Setelah bayi bernapas, bimbing ia mencari payudara untuk menyusu. Tubuh akan memproduksi hormon oksitosin sehingga uterus berkontraksi dan mengeluarkan plasenta dari vagina.
Dengarkan semua sinyal dari tubuh Anda. Bahkan saat merasa bingung atau ragu sekalipun, biarkan bayi dan tubuh Anda bersinergi untuk melakukan “tugasnya”. Tetap tenang dan bersiap untuk merasakan pengalaman melahirkan yang begitu berkesan.
Jika Anda ingin berkonsultasi dengan dokter secara langsung perihal cara melahirkan normal di rumah, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Tujuan utama kunjungan masa nifas adalah untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi, secara fisik maupun mental setelah melahirkan. Cari tahu lengkapnya!
2 Agt 2022
Masa subur setelah nifas umumya terjadi antara 45 sampai 94 hari setelah melahirkan. Namun, beberapa faktor juga bisa memengaruhinya, seperti kondisi setelah melahirkan yang belum pulih, menyusui, stres, hingga penggunaan alat kontrasepsi.
3 Mar 2021
Bekas jahitan melahirkan normal perih adalah kondisi yang wajar, selama tidak ada tanda-tanda terjadinya infeksi. Rasa perih ini juga bisa di atasi lewat cara-cara rumahan sebagai berikut.
22 Agt 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved