Penyebab novel coronavirus hingga saat ini masih diperdebatkan kebenarannya. Hewan liar seperti ular hingga kelelawar disebut sebagai sumber awal wabah virus mematikan ini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
28 Jan 2020
Banyak orang berpendapat mengenai penyebab virus corona berasal dari ular hingga kelelawar
Table of Content
Wabah virus Corona yang berasal dari Kota Wuhan, Tiongkok, kini dilaporkan sudah menjangkiti 1.300 orang dan 41 orang meninggal dunia karenanya.
Advertisement
Parahnya, kasus virus yang disebut mirip Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) ini telah menyebar ke berbagai negara di sekitarnya, seperti Korea Selatan, Thailand, Singapura, hingga Amerika Serikat.
Banyak orang pun berpendapat mengenai penyebab coronavirus yang telah menyebar sedemikian luasnya. Salah satunya, penyebab coronavirus yang diduga berasal dari hewan liar, seperti ular, reptil, hingga kelelawar. Lantas, benarkah demikian?
Virus corona atau Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar dari virus yang menyebabkan penyakit, mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).
Pada 7 Januari 2020, seperti yang dikutip dari laman Badan Kesehatan Dunia (WHO), pemerintah Tiongkok mengonfirmasi adanya jenis virus corona baru yang mewabah sejak akhir Desember lalu.
Virus tersebut merupakan jenis baru yang tidak mirip dengan virus corona lainnya. Virus ini sementara dinamakan novel coronavirus 2019 (2019-nCoV).
Coronavirus adalah virus zoonosis, yakni virus yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Ini berarti pasien pertama yang terinfeksi virus korona bisa jadi tertular virus yang berasal dari hewan.
Mengutip dari laman Centers for Disease Control and Prevention (CDS), virus corona merupakan keluarga besar dari virus yang umum ditemukan pada sejumlah spesies hewan, seperti kucing, anjing, babi, sapi, kuda, unta, burung, hewan pengerat, kelelawar, kelinci, musang, ular, reptil, kelelawar, dan hewan liar lainnya, yang dapat menginfeksi manusia.
Namun, jarang sekali virus Corona yang berasal dari hewan dapat menginfeksi manusia kemudian menyebar di antara manusia, layaknya MERS dan SARS.
Meski jarang, tetapi ada sebuah hasil investigasi menunjukkan bahwa SARS-CoV ditularkan dari musang ke manusia, sementara MERS-CoV ditularkan dari unta dromedaris ke manusia. Ada pula beberapa CoV lain yang terdapat pada hewan, tetapi belum menginfeksi manusia.
Ketika CoV menginfeksi manusia maka protein dalam virus tersebut mengenali dan mengikat reseptor pada sel inang sehingga membuat virus memasuki sel dan mengubah protein.
Hal inilah yang mungkin memengaruhi kemampuan virus corona untuk menginfeksi dan berkembang biak di dalam tubuh manusia. Kemudian, dari manusia tersebut akan menularkan ke manusia lainnya.
Penyebaran munculnya coronavirus di Kota Wuhan, Tiongkok diduga berasal dari hewan liar, seperti ular dan kelelawar.
Sejumlah laporan menyatakan bahwa sebagian besar pasien yang dirawat di rumah sakit merupakan penjual dan pembeli di pasar grosir makanan laut lokal yang juga menjual daging olahan dan hewan langsung santap, seperti unggas, keledai, domba, babi, unta, rubah, musang, tikus, landak, reptil, burung, kodok, kelinci, ular, hingga kelelawar di wilayah Wuhan, Tiongkok.
Mengingat belum ada laporan lebih lanjut yang menjelaskan virus corona dapat menginfeksi sejumlah hewan, maka masuk akal apabila muncul dugaan virus corona berasal dari hewan-hewan yang dijual di pasar makanan laut tersebut.
Dugaan penyebab ini didukung oleh sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Medical Virology. Temuan para peneliti mengungkapkan bahwa coronavirus merupakan rekombinasi dari dua jenis virus corona, yaitu bat coronavirus dan satu lagi coronavirus yang belum dikenali.
Para peneliti menggunakan analisis kode protein pada coronavirus dan membandingkannya dengan kode protein dari coronavirus pada sejumlah hewan berbeda, seperti burung, ular, landak, kelelawar, serta manusia.
Hasilnya pun mengejutkan, mereka menemukan kode protein coronavirus paling mirip dengan yang terdapat pada ular.
Akan tetapi, bagaimana virus dapat beradaptasi dengan sel inang hewan berdarah panas dan berdarah dingin inilah yang masih menjadi pertanyaan. Maka dari itu, dugaan penyebab ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Pasalnya, para peneliti membutuhkan verifikasi asal virus melalui percobaan laboratorium, termasuk mencari urutan genetik coronavirus pada ular.
Kendati demikian, sejak virus corona menjadi wabah, pasar makanan laut di Wuhan, Tiongkok, telah ditutup dan didisinfeksi sehingga sulit bagi peneliti untuk melakukan investigasi lanjutan terhadap sumber virus baru melalui hewan.
Memiliki hewan peliharaan ditengah pandemi ini tidak berbahaya. Namun, jangan biarkan hewan peliharaan Anda berinteraksi dengan orang atau hewan lain di luar rumah Anda. Lakukan hal berikut untuk mencegah hewan peliharaan Anda tertular virus corona:
Akibat kemunculan virus baru yang menyebabkan wabah coronavirus ini, pasar makanan laut di Kota Wuhan, Tiongkok, ditutup untuk mencegah penyebaran virus.
Selain itu, pemerintah Tiongkok juga melakukan desinfeksi, pemantauan, serta pencegahan sarana publik, seperti stasiun, terminal bus, hingga bandara.
Mengingat virus sudah menyebar ke negara lainnya, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia pun mulai mengimbau cara mencegah penyebaran virus corona dari Tiongkok dengan cara sebagai berikut:
Baca Juga
Langkah pencegahan virus corona patut diketahui agar Anda bisa terhindar dari penularan Covid-19. Selalu lakukan pencegahan di berbagai tempat dan waktu, agar risiko Anda terkena virus ini tetap rendah.
Advertisement
Ditulis oleh Annisa Amalia Ikhsania
Referensi
Artikel Terkait
Cara membunuh virus corona di tubuh bisa dilakukan dengan meningkatkan sistem imun, mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer, hingga mengonsumsi obat antivirus.
12 Nov 2020
Selain hasil negatif atau positif, terkadang hasil PCR juga mencantumkan CT Value. CT Value adalah jumlah siklus yang diperlukan mesin pendeteksi untuk mengetahui keberadaan virus.
4 Mar 2021
Batuk kering terus menerus tidak boleh diremehkan karena bisa jadi ada masalah kesehatan yang serius, seperti kanker paru-paru, GERD, hingga infeksi saluran pernapasan atas.
21 Sep 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved