logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Parenting

Normalkah Keputihan pada Anak yang Belum Haid? Ini Tanda dan Cara Mengatasinya

open-summary

Keluarnya cairan vagina atau keputihan pada wanita di berbagai usia dianggap normal, termasuk keputihan pada anak-anak. Akan tetapi, Anda perlu waspada jika terjadi perubahan pada jumlah cairan, warna, dan aroma keputihan pada anak karena bisa mengindikasikan adanya infeksi.


close-summary

2023-03-29 05:08:21

| Nenti Resna

Ditinjau oleh dr. Reni Utari

Keputihan pada anak anak yang belum haid ternyata merupakan hal normal

Keputihan juga bisa dialami anak-anak yang belum haid

Table of Content

  • Tanda-tanda keputihan pada anak yang tidak normal
  • Penyebab keputihan pada anak yang belum haid
  • Keputihan pada bayi juga bisa terjadi
  • Cara mengatasi keputihan pada anak

Vagina merupakan organ yang dirancang untuk memiliki kondisi lembap. Oleh karena itu, keluarnya cairan vagina atau keputihan pada wanita di berbagai usia dianggap normal, termasuk keputihan pada anak yang belum haid.

Advertisement

Keputihan pada anak biasanya terjadi dalam jumlah kecil. Selain itu, kondisi keputihan yang normal akan terlihat bening, berwarna putih, atau kekuningan dan tidak berbau.

Keputihan yang normal juga berguna untuk menjaga kebersihan vagina dengan membawa sel kulit mati, jamur, dan bakteri ke luar.

Akan tetapi, Anda perlu waspada jika terjadi perubahan pada jumlah cairan, warna, dan aroma keputihan pada anak. Sebab, kondisi tersebut dapat mengindikasikan tanda keputihan tidak normal yang disebabkan infeksi.

Tanda-tanda keputihan pada anak yang tidak normal

Keputihan pada anak yang berlangsung lama bisa menandakan adanya infeksi. Anda dapat memperhatikan perubahan pada keputihan yang terjadi ketika mereka buang air kecil atau saat berlatih menggunakan toilet.

Waspadai jika keputihan pada anak yang belum haid disertai gejala-gejala berikut:

  • Perubahan warna (merah, hijau, atau abu-abu)
  • Peningkatan jumlah keputihan yang lebih banyak dari biasanya
  • Cairan keputihan berbau atau beraroma menyengat
  • Gatal atau kemerahan di sekitar vagina
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Adanya luka, lepuh, atau benjolan di area genital
  • Nyeri pada perut bagian bawah.

Jika salah satu tanda bahaya keputihan pada anak terjadi, sebaiknya segera periksakan mereka ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Penyebab keputihan pada anak yang belum haid

keputihan pada anak
Keputihan bisa terjadi karena infeksi bakteri

Penyebab keputihan pada anak yang belum haid cukup beragam dan dapat berbeda, baik keputihan terjadi yang saat bayi, anak-anak, maupun menjelang pubertas. 

Berikut adalah sejumlah kemungkinan penyebab keputihan pada anak.

1. Hormon yang diberikan ibu saat dalam kandungan

Ketika mengandung, sebagian hormon ibu mungkin terkirim kepada bayi melalui plasenta. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk keputihan pada bayi perempuan.

Keputihan ini bisa berlangsung selama 1-3 hari sejak kelahiran dan mungkin dapat bertahan hingga beberapa bulan.

2. Infeksi bakteri

Infeksi bakteri juga dapat menjadi penyebab keputihan pada anak. Masalah ini biasanya disebabkan cara menyeka vagina yang salah setelah dari kamar mandi.

Menyeka dari belakang ke depan dapat menyebabkan penyebaran bakteri dari anus masuk ke vagina. 

Selain itu, penyebab infeksi bakteri yang lebih jarang terjadi adalah bakteri Streptococcus. Kondisi ini dapat terjadi ketika anak mengorek hidungnya kemudian menyentuh vagina sehingga bakteri berpindah dan menyebabkan infeksi.

3. Penggunaan antibiotik

Penggunaan antibiotik untuk mengobati infeksi telinga, hidung, atau tenggorokan, dapat meningkatkan risiko infeksi jamur vagina yang merupakan salah satu penyebab keputihan pada anak yang belum haid.

4. Adanya benda kecil di kemaluan

Benda kecil yang tersangkut pada vagina, misalnya tisu toilet, dapat menyebabkan peningkatan sekresi vagina sehingga memicu keputihan pada anak. 

Selain itu, pasir yang masuk ke dalam vagina anak juga bisa mengiritasi dan menyebabkan infeksi yang membuatnya mengalami keputihan. Hal tersebut bisa terjadi jika mereka tidak menjaga kebersihan organ intimnya dengan baik.

5. Adanya benda kecil di vagina

Vaginitis adalah kemerahan, nyeri, atau pembengkakan di dalam atau sekitar vagina. Kondisi ini juga dapat mengakibatkan rasa gatal dan terbakar di vagina anak. 

Dalam kasus yang lebih jarang terjadi dan perlu diwaspadai, peningkatan jumlah keputihan bisa menjadi tanda terjadinya pelecehan seksual.

Selain itu, infeksi parasit cacing kremi dan penggunaan bahan kimia, seperti parfum, pewarna detergen, hingga pelembut pakaian, juga dapat meningkatkan risiko terjadinya gatal pada vagina dan keputihan pada anak akibat vaginitis

6. Tanda dimulainya pubertas

Anak perempuan juga bisa mengalami keputihan saat pubertas dimulai. Ketika akan memasuki masa pubertas, perubahan dalam tubuh sering kali terjadi beberapa tahun sebelum periode menstruasi pertama. 

Oleh sebab itu, keluarnya keputihan pada anak umur 11 tahun atau di usia pubertas lainnya, terkadang bisa menjadi pertanda terjadinya pubertas.

7. Terpapar hormon

Kondisi belum pernah haid tapi sudah keputihan dapat terjadi akibat paparan hormon. 

Krim kulit tertentu yang digunakan ibu bisa jadi mengandung estrogen. Ketika anak sering bersentuhan dengan krim ini, maka mereka dapat terpapar oleh hormon estrogen. 

Akibatnya, anak bisa mengalami keputihan, pembengkakan vulva, atau perkembangan payudara.

Sebagai orangtua, Anda perlu mengetahui kondisi kesehatan anak, termasuk kesehatan kelamin. Anda bisa memperhatikan dan menyadari perubahan pada kondisi keputihannya saat ia latihan menggunakan toilet.

Jika anak sudah bisa ke toilet sendiri, minta mereka untuk memberitahu apabila ada perubahan tiba-tiba pada tubuhnya, tanpa perlu merasa takut atau malu untuk menceritakannya.

Keputihan pada bayi juga bisa terjadi

Keputihan pada bayi
Keputihan juga bisa terjadi pada bayi

Tahukah Anda kalau keputihan juga bisa terjadi pada bayi baru lahir? Kondisi ini disebabkan hormon estrogen dan progesteron yang menembus plasenta saat bayi masih dalam kandungan. Saat lahir, bayi kehilangan pasokan hormon-hormon tersebut dari ibu.

Khusus untuk bayi perempuan, hilangnya jumlah hormon estrogen dan progesteron dalam jumlah banyak, dapat memicu respons pada tubuh mereka.

Kondisi ini menyebabkan keputihan berwarna putih atau terkadang diikuti oleh darah. Meskipun begitu, Anda tidak perlu khawatir karena keputihan pada bayi baru lahir tergolong normal.

Yang perlu Anda khawatirkan adalah jika keputihan bayi berwarna kuning, hijau, atau berbau. Begitu pula jika keputihan tersebut terjadi lebih dari dua minggu. 

Segera periksakan bayi Anda ke dokter karena berbagai gejala tersebut dapat menandakan adanya infeksi.

Baca Juga

  • Kompres Bayi Saat Demam, Bagaimana Cara yang Tepat?
  • Berat Tas Sekolah Berlebih Bisa Timbulkan Masalah untuk Anak
  • Apa Isi Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Edisi Terbaru 2020?

Cara mengatasi keputihan pada anak

Berikut adalah cara mengatasi dan mencegah keputihan pada anak yang belum haid agar tidak bertambah parah.

  • Lap vagina dengan cara yang benar dari depan ke belakang. Cara ini dapat menghindari penyebaran bakteri yang dapat menyebabkan infeksi. Ajarkan hal ini pada putri Anda saat mereka sudah bisa ke toilet sendiri.
  • Bersihkan celah di sekitar vagina dan labia (bibir vagina) anak Anda. Tidak perlu menyeka cairan keputihan di dalam labia karena itu hal yang normal.
  • Hindari bahan-bahan yang dapat menyebabkan iritasi dan keputihan pada anak. Gunakan sabun tanpa pewangi, produk bebas alkohol, serta produk perawatan kulit yang lembut dan tidak mengiritasi vagina.
  • Jangan biarkan anak berendam di bak mandi berbusa. Gunakan sabun secara terpisah dan bilas dengan air hangat.
  • Bilas vagina putri Anda dengan air bersih menggunakan waslap lembut atau menyiramnya dengan perlahan untuk menghilangkan sisa sabun.
  • Jaga agar area kelamin tetap kering. Jika anak habis berenang atau bermain air, segera ganti dengan pakaian kering sesegera mungkin. Terlalu banyak kelembapan dapat mengiritasi kulit sensitif di sekitar vagina.
  • Pilih celana dalam katun yang menyerap keringat dan memungkinkan kulit untuk bernapas.

Tidak ada obat tradisional keputihan pada anak. Namun, Anda dapat memberinya makanan bergizi seimbang untuk melawan infeksi yang menyebabkan keputihan.

Jika kondisi keputihan tidak berubah atau menunjukkan ciri-ciri infeksi, misalnya keputihan berwarna hijau pada anak yang diiringi dengan rasa gatal dan bau, segera periksakan putri Anda ke dokter.

Apabila hasil pemeriksaan mendiagnosis adanya infeksi, dokter dapat meresepkan antibiotik atau antijamur untuk mengatasi keputihan pada anak yang belum haid.

Punya pertanyaan seputar masalah kesehatan? Anda bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh aplikasi SehatQ sekarang di App Store atau Google Play.

Advertisement

kesehatan anakkelamin perempuankeputihan

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved