Bayi sering buang air besar (BAB) tetapi tidak mencret, sering membuat para orangtua bingung dan panik. Padahal, kondisi ini tergolong normal asalkan tidak mengalami gejala lainnya. Perhatikan beberapa hal dalam artikel ini.
2023-03-23 01:09:59
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Frekuensi BAB bayi akan mengalami penurunan setelah ia berusia 6 minggu
Table of Content
Melihat bayi sering nuang air besar (BAB) mungkin bisa menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi orangtua. Terutama, jika kondisi ini terjadi pada bayi baru lahir.
Advertisement
Sebenarnya, orangtua mengetahui kondisi kesehatan anak melalui kotoran bayi. Mulai dari frekuensi, warna, hingga teksturnya. Bagaimana kalau bayi baru lahir sering BAB? Apakah normal? Berikut penjelasan lengkapnya.
Pada rentang waktu 24-48 jam setelah lahir, feses bayi akan berwarna hijau kehitaman yang disebut mekonium. Mekonium adalah kotoran yang kental, berwarna hijau atau cokelat tua. Di dalamnya terdapat senyawa yang telah bayi telan saat berada dalam kandungan.
Pada awal masa kehidupannya, mungkin sebagian orangtua masih kaget melihat bayi sering BAB.
Mengutip University of Michigan Health, menjadi hal yang normal saat bayi baru lahir BAB terus, setidaknya 1-2 kali dalam sehari. Begitu juga saat si kecil sering buang air besar, tetapi tidak mencret.
Hal ini akan berlanjut hingga akhir minggu pertama, saat bayi mungkin akan BAB sebanyak 5-10 dalam sehari. Bahkan, bayi mungkin akan buang air besar setiap kali selesai menyusu.
Frekuensi ini mungkin menurun saat ia mulai menyusu lebih banyak pada akhir usia bulan pertama.
Orangtua juga perlu mengetahui apa penyebab bayi buang air besar lebih dari 5 kali dalam sehari. Umumnya, ini juga bergantung pada ia menyusu ASI atau susu formula.
Apabila menyusu susu formula, frekuensi buang air besar bayi biasanya lebih jarang. Namun, perlu dicatat bahwa hal ini belum tentu dialami semua bayi mengingat perbedaan kondisi satu sama lain.
Untuk itu, orangtua perlu memperhatikan warna, bau, ataupun tekstur. Berikut sejumlah perbedaan feses bayi yang diberikan ASI dan susu formula:
Bayi yang mengonsumsi ASI kemungkinan besar akan lebih sering BAB. Biasanya, feses bertekstur lembut, bahkan mungkin bisa saja berair. Sementara itu, kotoran akan berwarna kuning, oranye, atau hijau dengan tekstur berbiji.
Aroma pup bayi tidak akan terasa menyengat tapi baunya juga dapat dipengaruhi apa yang ibu makan.
Bayi yang minum susu formula biasanya akan memiliki tekstur kotoran padat. Untuk warnanya, dapat berupa campuran antara abu-abu dan kuning, abu-abu gelap, atau kecokelatan.
Baca Juga
Banyaknya kotoran bayi bergantung pada jumlah ASI atau susu formula yang bayi konsumsi.
Sebenarnya, jumlah kotoran yang dikeluarkan tidak berpengaruh pada kesehatan, asalkan bayi sehat, perutnya tidak menonjol, dan tampak kenyang setelah makan.
Namun, orangtua sebaiknya segera waspada saat frekuensi buang air besar mencapai 6-12 kali dalam sehari. Ditambah dengan feses berair. Hal ini menjadi tanda bahwa bayi mengalami diare.
Saat bayi baru lahir sering BAB, baik mengonsumsi ASI atau susu formula, perhatikan tiga warna kotoran si kecil yang menjadi pertanda bahwa ia sedang mengalami masalah kesehatan.
Sebagai contoh, merah, hitam, dan putih. Pup warna merah menunjukkan adanya perdarahan yang mungkin disebabkan alergi protein susu, ambeien, atau luka pada permukaan anus (fisura ani).
Sementara itu, kotoran hitam menjadi tanda adanya darah lama, bukan darah segar. Apabila bayi BAB terus dan mengeluarkan kotoran berwarna hitam, kemungkinan terjadi perdarahan di saluran pencernaan atau tanpa sengaja menelan darah dari puting ibu yang lecet.
Apabila kotoran berwarna putih (atau abu-abu seperti tanah liat), hal itu mengindikasikan bahwa bayi mempunyai masalah pada hati. Biasanya, ada gejala lainnya, seperti warna kulit menguning.
Segera hubungi dokter anak jika Anda mendapati warna BAB bayi putih atau abu-abu.
Kotoran yang sangat encer menjadi pertanda bahwa bayi tidak menyerap nutrisi sebagaimana mestinya atau bahkan mengalami diare.
Sementara itu, jika kotoran yang keluar sangat keras, muncul kemungkinan bahwa bayi tengah mengalami sembelit. Apabila pup berlendir, menjadi pertanda gangguan pencernaan.
Kotoran yang sangat bau bisa menjadi indikasi penyerapan nutrisi dalam tubuh bayi tidak berjalan dengan baik.
Namun, Anda tidak perlu merasa khawatir apabila bayi tumbuh dengan baik, apalagi jika kotorannya memiliki warna maupun tekstur yang normal.
Sebagai orangtua, Anda perlu memperhatikan kotoran yang dikeluarkan. Terutama, saat bayi mengalami sering BAB.
Jika menemui keanehan pada warna, tekstur, konsistensi, maupun aroma pada pup buah hati Anda, segera konsultasikan hal tersebut dengan dokter.
Baca Juga
Untuk mengetahui lebih banyak mengenai penyebab bayi baru lahir sering BAB, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Bayi menangis sebenarnya merupakan bentuk komunikasi. Penyebab bayi terus menangis bisa dikarenakan ia merasa tidak nyaman, lapar, hingga membutuhkan perhatian dari orangtua.
Untuk mengurangi risiko luka, orangtua perlu tahu bagaimana cara memotong kuku bayi. Salah satu tips yang bisa dicoba adalah dengan memperhatikan bantalan kuku jari dan pencahayaan.
Program posyandu untuk ibu hamil mungkin belum familiar ditelinga Anda. Posyandu menyediakan beberapa layanan untuk ibu hamil seperti, pemeriksaan kandungan dan pengukuran tekanan darah.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved