logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Bayi & Menyusui

BAB Bayi Cair Tanpa Ampas adalah Tanda Diare? Ini Faktanya!

open-summary

BAB bayi cair tanpa ampas dengan frekuensi yang sering biasanya terjadi karena fungsi usus belum sepenuhnya sempurna. Normalnya, feses bayi berwarna kuning, hijau, atau cokelat.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

26 Sep 2023

bab bayi cair tanpa ampas

Pup bayi encer akibat diare biasanya disertai dengan gejala dehidrasi

Table of Content

  • BAB bayi cair tanpa ampas, bukan berarti diare
  • Perbedaan pup bayi encer yang normal dengan diare
  • Cara mengatasi diare pada bayi
  • Catatan dari SehatQ

Penting bagi orangtua untuk mengenali setiap perubahan yang terjadi pada bayi, termasuk saat buang air besar. Pasalnya, perubahan pada kebiasaan atau bentuk feses bayi bisa menandakan adanya masalah kesehatan tertentu. 

Advertisement

Lantas, normalkah BAB bayi cair tanpa ampas? Apakah ini pertanda diare atau gangguan pencernaan? Untuk mengetahui jawabannya, simak ulasan berikut ini. 

BAB bayi cair tanpa ampas, bukan berarti diare

BAB bayi cair tanpa ampas adalah kondisi normal, terutama di masa 2 bulan pertama kelahiran. 

Dikutip dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi baru lahir hingga usia 2 bulan biasanya memiliki feses yang cair, berbusa, dan berbau asam. Ini terjadi karena usus bayi belum berfungsi sempurna. 

Kondisi ini terutama terjadi pada bayi yang telah mendapat ASI. Laktosa atau gula susu tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus halus bayi. Selanjutnya, laktosa ini masuk ke usus besar dan difermentasi oleh bakteri.

Selain itu, bayi baru lahir juga biasanya lebih sering BAB, bahkan hingga 10 kali sehari. Hal ini terjadi akibat refleks gastrokolik, yaitu respons tubuh terhadap makanan yang masuk ke lambung dan meningkatkan pergerakan usus besar. Inilah yang membuat bayi buang air besar segera setelah menyusu. 

Jadi, selama bayi tidak menunjukkan tanda dehidrasi, memiliki kenaikan berat badan yang baik, tenang, dan tampak sehat, pup bayi encer tanpa ampas merupakan hal yang normal. 

Memasuki usia di atas 2 bulan, feses bayi mulai memiliki tekstur yang lunak dan frekuensi BAB berkurang. Ini menandakan saluran cerna bayi yang mulai berkembang. 

Selanjutnya, konsistensi dan frekuensi BAB bayi juga akan berubah ketika mulai mengonsumsi makanan padat atau MPASI di usia 6 bulan ke atas. 

Baca Juga: BAB Normal Bayi Baru Lahir, Apa Saja yang Harus Diperhatikan?

Perbedaan pup bayi encer yang normal dengan diare

BAB bayi berair dan sering memang hal normal, terutama saat baru lahir. Namun, ibu tetap harus mengenali bentuk feses bayi yang mengalami diare untuk mencegah kondisi yang tidak diinginkan.

Bentuk feses bayi yang diare bisa lebih encer. Frekuensi buang air besar bayi pun jadi lebih sering dan volume BAB lebih banyak dari biasanya.  

Tak jarang, feses bayi juga disertai lendir. 

Anda juga perlu mengenali gejala diare lainnya pada bayi, seperti lemas, rewel, pucat, sulit menyusu, muntah, demam, hingga dehidrasi yang ditandai dengan mulut kering, mata dan ubun-ubun cekung, kulit kering, atau feses berdarah. Jika hal ini terjadi, segera hubungi dokter.

Selain itu, perubahan warna feses bayi juga perlu mendapat perhatian. Normalnya, feses bayi berwarna kuning, hijau, atau cokelat. 

Jika terjadi perubahan warna feses menjadi hitam, merah, atau pucat, ini menandakan adanya masalah pada sistem pencernaan bayi. 

Baca Juga: Pahami Ciri-Ciri Bayi Diare

Cara mengatasi diare pada bayi

Pada umumnya, diare terjadi karena infeksi bakteri. Infeksi bisa menular ke bayi melalui kontaminasi makanan maupun kontak dengan kotoran atau benda yang terkontaminasi. 

Intoleransi atau kesulitan tubuh mencerna makanan tertentu juga bisa menjadi penyebab diare pada bayi. 

Jika Anda mendapati perubahan bentuk feses dan gejala diare lainnya, segera bawa si Kecil ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat. 

Beberapa cara mengatasi diare pada bayi yang mungkin direkomendasikan oleh dokter antara lain:

  • Pada bayi baru lahir yang telah diberi ASI, teruslah memberikan ASI seperti biasa.
  • Jika bayi muntah saat disusui, Anda bisa memberi susu/ASI dalam jumlah sedikit dan lebih sering.
  • Pada bayi yang diberi susu formula, mengganti merek atau jenis susu formula mungkin bisa menjadi solusi, konsultasikan dengan dokter terkait hal ini.
  • Menjaga kebersihan dot dan botol susu bayi, lakukan sterilisasi sebelum digunakan untuk mencegah kontaminasi.
  • Konsultasikan dengan dokter terkait kemungkinan pemberian cairan elektrolit atau oralit di antara waktu menyusui.

Catatan dari SehatQ

BAB bayi cair tanpa ampas adalah normal pada bayi baru lahir hingga usia 2 bulan. Pup bayi encer dengan frekuensi yang sering bisa terjadi karena fungsi saluran pencernaan bayi belum sepenuhnya sempurna. Selama bayi dalam kondisi sehat, Anda tidak perlu khawatir. 

Segera periksakan bayi ke dokter jika mengalami perubahan bentuk feses menjadi lebih encer, lebih sering, dan lebih banyak. Terlebih jika bayi mengalami gejala diare lainnya, seperti lemas, rewel, dehidrasi, atau muntah. 

Advertisement

diare pada bayifeses bayi

Ditulis oleh Yanita Nur Indah Sari

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved