Nekrosis pulpa adalah kondisi yang terjadi pada gigi yang sarafnya sudah mati. Nekrosis pulpa merupakan kerusakan gigi yang paling parah dan hanya bisa diobati dengan perawatan saluran akar atau pencabutan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
21 Feb 2020
Nekrosis pulpa biasanya terjadi pada gigi yang sudah berlubang besar
Table of Content
Pernah atau masih punya gigi berlubang besar tapi tidak terasa sakit sama sekali? Ketika hal ini terjadi, banyak orang yang justru mengurungkan niatnya untuk ke dokter gigi. Padahal, justru di saat inilah Anda seharusnya bersedih karena itu tandanya gigi tersebut sudah mengalami nekrosis pulpa.
Advertisement
Nekrosis adalah istilah kedokteran untuk menggambarkan kematian jaringan. Sementara itu, pulpa adalah jaringan yang terletak di lapisan paling dalam gigi. Pulpa terdiri dari saraf gigi dan pembuluh darah. Jaringan ini bermula dari mahkota gigi dan berlanjut hingga ke mengisi rongga akar gigi.
Secara singkat, nekrosis pulpa adalah gigi dengan saraf yang sudah mati. Artinya, kerusakan gigi sudah mencapai tahap paling parah dan tidak bisa ditambal lagi. Saat hal ini terjadi, pilihan perawatannya hanya dua, perawatan saluran akar atau pencabutan gigi.
Nekrosis pulpa adalah kondisi gigi berlubang yang paling parah, sehingga sebelum kondisi ini muncul, ada banyak tahap yang harus dilalui. Penyakit ini, biasanya selalu diawali oleh gigi berlubang, dengan tahap sebagai berikut:
Gigi terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu enamel, dentin, dan pulpa. Enamel atau email, adalah lapisan paling luar dan paling keras. Dentin merupakan lapisan kedua yang sensitif terhadap rangsang nyeri dan terakhir adalah pulpa sebagai lapisan terdalam.
Saat gigi berlubang, bakteri pertama-tama akan menyerang lapisan terluar atau enamel. Lubang yang terjadi di enamel biasanya sangat kecil dan tidak terlihat jelas oleh mata. Sebagian besar orang tidak merasakan lubang yang terjadi di lapisan ini.
Barulah saat bakteri mulai merusak lapisan dentin, lubang mulai disadari. Sebab, saat sampai di lapisan ini, gigi biasanya sudah mulai terasa nyeri. Jika terus dibiarkan, lubang gigi akan semakin dalam dan mencapai pulpa.
Saat lubang sudah mencapai pulpa, maka jaringan ini akan mengalami infeksi dan peradangan. Kondisi ini dinamakan pulpitis. Pulpitis adalah kondisi awal menuju nekrosis pulpa.
Orang yang mengalami pulpitis, giginya akan terasa sangat nyeri ketika mengonsumsi makanan dan minuman yang suhunya dingin atau panas. Pada pulpitis yang sudah parah, gigi bahkan bisa terasa ngilu dengan sendirinya, meski tidak ada rangsangan apapun dari makanan maupun suhu dingin ataupun panas.
Nyeri yang ditimbulkan pulpitis juga bisa membuat seseorang terbangun saat tidur karena merasa kesakitan. Nyeri yang timbul saat pulpitis terasa tajam dan menusuk.
Biasanya, banyak orang yang hanya mengobati kondisi pulpitis dengan minum obat pereda nyeri. Memang, rasa sakit akan mereda, tapi Anda tetap tidak mengobati sumber masalahnya, yaitu gigi berlubang. Sehingga, bakteri masih akan terus merusak pulpa dan jaringan gigi.
Akibatnya, jaringan pulpa yang terdiri dari saraf gigi dan pembuluh darah itu mati. Matinya saraf gigi menyebabkan gigi tidak lagi responsif terhadap rangsang nyeri, sehingga Anda tidak lagi akan merasakan rasa sakit saat makan ataupun mengunyah.
Gigi yang sudah lama mati, lama-kelamaan akan “membusuk” dan terlihat berwarna kehitaman. Gigi pun akan rapuh dan sedikit demi sedikit rontok, hanya menyisakan akar gigi.
Nekrosis pulpa juga bisa terjadi secara tiba-tiba pada orang yang mengalami kecelakaan atau benturan benda keras hingga menyebabkan gigi patah, dan membuat jaringan pulpa mati secara tiba-tiba.
Baca Juga
Tidak banyak opsi perawatan yang bisa dilakukan pada gigi yang sudah mengalami nekrosis pulpa. Sebab, gigi ini tidak lagi bisa diselamatkan dengan ditambal biasa. Ada dua pilihan perawatan yang umumnya dilakukan untuk mengatasi gigi yang sarafnya sudah mati, yaitu perawatan saluran akar atau pencabutan.
Gigi yang mati tidak harus langsung dicabut. Jika akar gigi tersebut masih kuat dan ada sisa mahkota gigi yang sehat dan dijadikan pegangan, maka dokter gigi dapat melakukan perawatan saluran akar.
Pada perawatan ini, jaringan pulpa yang sudah mati akan dikeluarkan dari saluran saluran akar. Lalu, sebagai gantinya, saluran akar akan diisi oleh bahan khusus bernama gutta percha.
Setelah saluran akar dirawat, dokter gigi dapat melanjutkan perawatan dengan membuatkan Anda mahkota jaket. Mahkota jaket atau crown gigi adalah sejenis gigi palsu yang akan menggantikan mahkota gigi yang sudah rusak.
Jika kerusakan yang terjadi di gigi sudah sangat parah, maka mau tidak mau dokter harus mencabut gigi tersebut. Pencabutan gigi biasanya akan diikuti juga dengan pemasangan gigi palsu, agar gigi-gigi di sebelah ruang kosong itu tidak bergeser dan membuat susunan gigi jadi berantakan.
Pemasangan gigi palsu juga dilakukan untuk alasan estetika dan mengembalikan fungsi normal mulut seperti pengunyahan dan pengucapan kata.
Jika terus dibiarkan, nekrosis pulpa bisa memicu berbagai komplikasi, seperti:
Komplikasi tersebut bisa menimbulkan nyeri yang teramat sangat dan tentu akan mengganggu kegiatan sehari-hari. Jika sudah terjadi komplikasi, perawatan yang dilakukan pun akan semakin rumit dan sulit. Jadi, jangan hanya diamkan gigi berlubang Anda, tapi segera periksakan ke dokter gigi.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Crown gigi patah bisa disebabkan oleh benturan yang keras, seperti saat berolahraga, kecelakaan, atau bahkan tidak sengaja mengunyah makanan yang keras. Rusaknya jaket crown yang menutupi gigi, biasanya sulit diperbaiki.
14 Jun 2019
Gigi berlubang pada ibu hamil bisa meningkatkan risiko gangguan janin dan komplikasi persalinan. Anak yang lahir dari Ibu hamil yang memiliki gigi berlubang juga berisiko lebih tinggi memiliki gigi yang rusak dan berlubang.
16 Jun 2022
Biaya tambal gigi bisa berbeda tiap orang, tergantung dari tingkat keparahan lubang gigi yang dialami. Namun, tambal gigi juga bisa gratis. Apa saja syaratnya?
8 Agt 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved