Nekrosis adalah kondisi matinya jaringan dalam tubuh. Untuk mengatasinya, umumnya jaringan yang telah mati akan diangkat. Namun, tentu saja dampak yang timbul akibat nekrosis ini belum tentu bisa kembali seperti semula.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
21 Agt 2021
Nekrosis di telapak kaki
Table of Content
Nekrosis adalah kondisi matinya jaringan dalam tubuh. Untuk mengatasinya, umumnya jaringan yang telah mati akan diangkat. Namun, tentu saja dampak yang timbul akibat nekrosis ini belum tentu bisa kembali seperti semula.
Advertisement
Salah satu jenis nekrosis yang paling sering terjadi adalah kerusakan akibat frostbite. Radang dingin akibat cuaca ekstrem ini bisa menyebabkan kerusakan apabila tidak segera ditangani.
Untuk menyelami lebih dalam apa itu nekrosis, berikut ini jenis-jenisnya terkait kondisi yang jadi pemicu:
Jenis nekrosis ini terjadi ketika protein di dalam sel pecah dan cairan sel berubah menjadi asam. Salah satu pemicunya adalah aliran darah yang tidak lancar. Jaringannya akan tetap utuh, namun ditopang oleh sel-sel sehingga sekilas tampak seperti hantu.
Ini adalah jenis nekrosis yang paling umum terjadi. Umumnya, nekrosis koagulatif bisa terjadi pada jaringan apapun pada tubuh kecuali otak. Contohnya pada organ utama seperti ginjal, jantung, atau liver.
Berlawanan dengan nekrosis koagulatif, nekrosis likuifaktif biasanya berhubungan dengan infeksi bakteri, virus, parasit, dan jamur tertentu. Ketika terjadi, maka sel yang telah mati akan menghasilkan cairan kental seperti nanah.
Di saat yang sama, mikroorganisme akan merangsang leukosit untuk segera mengamankan area yang mengalami nekrosis. Kemudian, akan dilepaskan enzim hidrolitik yang membuat sel menjadi hancur.
Disebut nekrosis kaseosa karena area yang terdampak berbentuk seperti keju. Pemicunya bisa karena infeksi maupun racun. Jenis nekrosis ini terjadi ketika sistem imun dan tubuh tidak berhasil melawan stimulan asing berbahaya. Contoh paling umum adalah penyakit tuberkulosis.
Area yang mengalami nekrosis akan tampak berwarna putih kekuningan seperti keju. Selain itu, tentu juga disertai dengan peradangan.
Jenis nekrosis gangren tidak menunjukkan pola spesifik matinya sel. Namun, biasanya istilah ini digunakan di dunia medis untuk menjelaskan kondisi tertentu. Umumnya, gangren disematkan pada kondisi matinya jaringan pada saat terjadi iskemia. Contoh yang paling umum terjadi adalah frostbite.
Ketika radang dingin ini terjadi, jaringan mengalami kerusakan parah akibat dingin. Apabila tidak segera ditangani, area yang terdampak akan menghitam dan akhirnya mati.
Istilah nekrosis lemak digunakan untuk menjelaskan rusaknya lemak akibat lipase pankreas yang dilepaskan ke jaringan di sekitarnya. Ketika enzim pankreas telah mengenai sel-sel lemak, maka membran plasmanya akan bersifat likuifaktif.
Penampilan area yang mengalami nekrosis lemak adalah lunak dengan warna putih seperti kapur. Tentunya, ini terlihat di pankreas. Selain itu, jaringan di payudara juga bisa mengalami hal serupa ketika terjadi trauma.
Berkaitan dengan kerusakan pembuluh darah, nekrosis fibrinoid bisa terjadi karena infeksi atau reaksi autoimun. Pola ini umumnya terjadi saat ada kompleks imun terbentuk di antara antigen dan antibodi.
Ketika dilihat lewat mikroskop, jaringan akan tampak berwarna pink terang. Fibrinoid mengalami perubahan dari gas menjadi padat (deposisi) dan akan tampak di sekitar pembuluh darah. Tentunya, juga disertai dengan peradangan.
Sebenarnya, nekrosis tidak selalu terjadi karena paparan cuaca ekstrem atau penggumpalan darah. Itu hanya contoh yang kerap terjadi. Banyak jenis cedera yang bisa menyebabkan nekrosis terjadi. Selain itu, infeksi juga dapat merusak jaringan di sekitarnya hingga menjadi nekrosis. Contohnya seperti trauma dari kecelakaan mobil atau terjatuh dari tangga.
Setiap kali aliran darah terhambat ke sebuah area dan darah tidak bisa mengalir ke sana, selalu ada kemungkinan nekrosis terjadi.
Sama seperti kematian apapun, ketika jaringan telah mati akibat nekrosis maka tidak bisa kembali seperti semula. Meski demikian, penanganan yang cepat dapat membantu mengurangi tingkat kerusakan.
Terlebih, orang yang mengalami nekrosis biasanya merasakan sakit luar biasa sehingga mereka segera mencari penanganan medis. Umumnya, penanganan yang paling umum adalah operasi untuk menormalkan kembali aliran darah atau mengangkat jaringan yang telah mati.
Selain itu, dokter juga akan meresepkan antibiotik untuk mencegah atau mengobati infeksi, luka bakar, atau isu yang menjadi awal mula terjadinya kerusakan jaringan.
Baca Juga
Siapapun yang mengalami nekrosis biasanya segera mencari penanganan medis karena rasa sakit luar biasa. Semakin cepat penanganan diberikan, akan semakin baik pula kemungkinan kondisi kembali normal.
Contoh kejadian pemicu nekrosis yang umum terjadi adalah penggumpalan darah dan juga paparan dingin ekstrem. Selain itu, ada juga jenis nekrosis lain yang biasanya berkaitan dengan trauma saat cedera.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar penanganan medis pertama saat nekrosis terjadi, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Sindrom Waardenburg adalah kelainan genetik langka yang diderita sejak lahir. Sindrom Waardenburg bisa menyebabkan kerusakan indra pendengaran, perubahan warna mata, kulit, hingga rambut, serta bentuk wajah yang tak lazim.
5 Apr 2023
Barrel chest adalah kondisi dada yang tampak menonjol karena diameter anterior posterior menyerupai barel. Kondisi ini sendiri bukanlah penyakit, namun bentuk dada barrel chest mengindikasikan masalah medis lain.
21 Okt 2020
Dalam jangka panjang, ankylosing spondylitis adalah penyakit yang dapat menyebabkan tulang-tulang kecil di tulang punggung menjadi lengket. Konsekuensinya, tulang belakang menjadi tidak fleksibel dan postur tubuh pun membungkuk.
11 Jun 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved