Natrium benzoat adalah pengawet makanan yang cukup terkenal. Disebut juga dengan sodium benzoat, natrium benzoat masih digolongkan sebagai bahan yang aman digunakan. Namun, pengawet ini tetap dikaitkan dengan beragam risiko kesehatan, seperti kanker hingga peradangan.
26 Mei 2020
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Sebagai pengawet makanan, natrium benzoat amemiliki kode 211
Table of Content
Makanan dan minuman olahan mengandung pengawet yang terkadang membuat kita waswas. Salah satu pengawet makanan yang sering dicampurkan adalah natrium benzoat atau sodium benzoat. Beberapa pihak mengklaim bahan ini aman dikonsumsi. Namun, kelompok lain ada yang juga menyangsikan keamanannya.
Advertisement
Bagaimana lembaga resmi memutuskan status natrium benzoat? Cek di artikel ini.
Natrium benzoat merupakan bahan kimia yang sering digunakan sebagai pengawet pada makanan dan minuman olahan. Bahan tak berasa ini berbentuk bubuk kristal yang terdiri atas gabungan azam benzoat dengan natrium hidroksida.
Natrium benzoat atau sodium benzoat tidak bisa terbentuk secara alami. Namun, asam benzoat sebagai komponen bisa ditemukan pada berbagai tumbuhan, seperti kayu manis, cengkeh, tomat, plum, apel, hingga buah-buah beri Beberapa bakteri juga bisa memproduksi asam benzoat dengan fermentasi produk susu seperti yogurt.
Natrium benzoat terdaftar sebagai pengawet makanan dengan kode 211. Misalnya, di Eropa, pengawet ini diberi nomor E211.
Natrium benzoat digunakan dalam berbagai industri untuk mengawetkan banyak produk, seperti:
Natrium benzoat merupakan pengawet makanan dan minuman yang pertama diizinkan. Hingga saat ini pun, Foods and Drugs Administration (FDA) masih memperbolehkan penggunaan natrium benzoat dan mengelompokkannya sebagai zat yang Umumnya Diakui Aman atau Generally Recognized As Safe (GRAS).
Sebagai pengawet makanan, natrium benzoat dapat menghambat pertumbuhan pertumbuhan bakteri, jamur, dan mikroba lain pada makanan. Pengawet ini paling efektif utamanya digunakan untuk makanan asam.
Natrium atau sodium benzoat umum digunakan dalam makanan olahan seperti minuman soda, jus lemon botolan, jelly, hingga kecap.
Tak hanya sebagai pengawet makanan dan minuman, natrium benzoat juga digunakan untuk mengawetkan beberapa jenis obat. Utamanya, sodium benzoat dicampurkan dalam obat yang berbentuk cairan, seperti obat sirup untuk batuk.
Natrium benzoat juga menjadi pelumas dalam produksi obat pil. Bahkan, bahan ini juga membantu obat tablet menjadi lebih lembut dan cepat dicerna saat kita menelannya.
Natrium atau sodium benzoat juga umum menjadi pengawet untuk produk kosmetik. Tak sampai di situ, bahan ini juga dicampurkan untuk mengawetkan produk perawatan rambut, tisu basah, pasta gigi, dan produk kumur.
Natrium benzoat dalam jumlah besar juga kadang diresepkan untuk menangani peningkatan amonia darah. Amonia merupakan produk sisa pencernaan protein dan dapat berbahaya jika kadarnya tinggi.
Natrium benzoat juga tengah diuji untuk potensinya dalam menangani kondisi medis dan gangguan psikologis tertentu, seperti skizofrenia, gangguan panik, multiple sclerosis, hingga depresi.
Natrium benzoat merupakan pengawet makanan yang kontroversial. Salah satu perhatian terkait penggunaan natrium benzoat adalah bahan ini dapat berubah menjadi benzena yang merupakan sebuah karsinogen (zat yang dapat menyebabkan kanker).
Benzena dapat terbentuk dalam minuman bersoda dan minuman lain yang mengandung asam benzoat dan vitamin C. Studi tahun 2005 oleh FDA menemukan, 10 dari 200 minuman soda mengandung benzena dengan kadar melebihi batas normal dalam air minum, yakni 5 bagian per semiliar (parts per billion).
Dari temuan tersebut, produsen sepuluh minuman dengan benzena berlebih tersebut diminta untuk menyesuaikan ulang kandungan natrium benzoat dalam produknya, atau menyingkirkannya sama sekali.
FDA menyatakan benzena dalam kadar rendah tidak menimbulkan risiko kesehatan. Namun, studi terkait konsumsi rutin minuman yang mengandung benzena kadar rendah dengan kanker masih sedikit.
Natrium atau sodium benzoat tak hanya dikaitkan dengan kanker. Ada beberapa risiko masalah kesehatan lain yang berisiko muncul dari konsumsi pengawet ini, seperti:
Risiko kesehatan dari natrium benzoat masih cenderung diteliti melalui uji pada hewan dan uji tabung. Studi pada manusia diperlukan untuk menguatkan kesimpulan terkait risiko kesehatan dari natrium benzoat.
Seperti yang disampaikan sebelumnya, FDA masih memasukkan natrium benzoat sebagai bahan yang Umumnya Diakui Aman atau Generally Recognized As Safe (GRAS). FDA memperbolehkan penggunaan natrium benzoat maksimal 0,1% dari berat makanan dan minuman.
Sementara itu, World Health Organization (WHO) juga telah mengatur asupan harian yang diperbolehkan natrium benzoat, yakni dari 0 hingga 5 mg per kilogram berat badan.
Natrium atau sodium benzoat sendiri tidak akan terakumulasi dalam tubuh. Bahan pengawet ini akan dicerna dan dikeluarkan melalui urine dalam 24 jam setelah konsumsi, yang menambah pertimbangan keamanan bahan ini.
Dalam konteks penggunaanya untuk produk perawatan tubuh, natrium benzoat dianggap memiliki risiko kesehatan yang rendah. Environmental Working Group memberikan angka bahaya untuk natrium benzoat yaitu 3, dari skala 0 hingga 10.
Natrium benzoat adalah pengawet makanan olahan yang masih dianggap aman digunakan. Namun, mengingat bahan ini dikaitkan dengan kanker dan masalah kesehatan lain, membatasi (atau menjauhi) makanan olahan akan tentu lebih disarankan.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Terdapat berbagai macam manfaat daun nanas yang ternyata baik untuk kesehatan, mulai dari menyehatkan sistem pencernaan, mengandung antioksidan, hingga menurunkan kolesterol.
Manfaat spirulina bagi kesehatan salah satunya adalah mengatasi anemia hingga melawan kanker.
Manfaat buah blackcurrant terbukti bantu menjaga kesehatan mata hingga mencegah kerusakan jantung. Manfaat ini berasal dari kandungan nutrisi di dalamnya, termasuk antioksidan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Veranita
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved