Napas bayi grok-grok bisa menjadi tanda adanya lendir di tenggorokan. Umumnya napas bayi berbunyi adalah hal yang wajar namun orangtua harus waspada jika bayi sampai kesulitan bernapas.
2023-03-30 14:11:23
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Biasanya, napas bayi grok-grok saat tidur karena ada lendir yang menyumbat
Table of Content
Mendengar napas bayi berbunyi grok-grok pasti membuat orang tua khawatir. Namun, kondisi ini sebenarnya tidak selalu disebabkan oleh kondisi yang berbahaya. Napas yang berisik memang bisa jadi tanda bayi mengalami sesak napas, namun kebanyakan kondisi ini hanya disebabkan oleh tumpukan lendir akibat gangguan kesehatan ringan, seperti pilek. Berikut penjelasannya.
Advertisement
Pernapasan bayi baru lahir terdengar berbeda dari anak yang lebih besar atau pun orang dewasa. Polanya juga biasanya lebih tidak teratur, sehingga seringkali ada suara-suara tidak biasa yang keluar, termasuk bunyi grok-grok. Hal ini disebabkan karena paru-paru dan hidung si Kecil baru mengenal dengan konsep menghirup udara. Apalagi, saluran pernapasannya masih sangat kecil.
Agar lebih jelas, berikut beberapa kondisi yang bisa menyebabkan napas bayi berbunyi grok-grok:
Salah satu penyebab napas bayi berbunyi grok-grok tapi tidak sedang pilek adalah karena adanya lendir di saluran pernapasan. Ketika ada lendir, mereka belum bisa untuk melakukan refleks batuk atau mengeluarkannya sendiri.
Akibatnya, lendir tetap berada di sana, sehingga menyebabkan napas bayi berbunyi dan mengeluarkan suara grok grok, meski si Kecil tidak sedang flu.
Pada suatu waktu, bisa saja lendir turun ke tenggorokan dan menyebabkan bayi mengeluarkan suara seperti berkumur. Jika produksi lendir berlebihan hingga hidung bayi tersumbat, mungkin saja ia mengalami alergi.
Kondisi lainnya yang menyebabkan napas bayi berbunyi adalah laringomalasia yang biasanya terdeteksi pada bayi baru lahir. Bayi yang mengalami kondisi ini suaranya cenderung melengking dan bertambah nyaring saat berbaring.
Kondisi ini terjadi karena ada kelebihan jaringan di sekitar laring dan tidak berbahaya. Umumnya, laringomalasia akan hilang dengan sendirinya ketika anak menginjak usia 2 tahun.
Jika napas bayi grok grok diiringi dengan cara bernapas tersengal-sengal seperti sesak napas dan disertai gejala seperti demam, maka penyebab yang paling umum adalah infeksi virus atau bakteri.
Contohnya pada bayi yang menderita pneumonia atau radang paru-paru, ia bisa mengeluarkan suara serak. Ketika diperiksa dengan stetoskop oleh dokter, akan muncul suara yang tidak beraturan (rales).
Penyebab napas bayi grok-grok juga bisa disebabkan adanya pembengkakan pada saluran napas.
Pembengkakan atau pertumbuhan jaringan yang tidak normal di dalam saluran pernapasan dapat menyebabkan stenosis subglotis. Ini adalah kondisi penyempitan jalan napas pada bagian kotak suara di bawah pita suara yang disebut glotis.
Kondisi ini dapat membuat bayi sulit bernapas dan suara yang keluar saat bernapas jadi berisik.
Jika bayi terlihat sesak serta napas berbunyi grok-grok tapi tidak sedang pilek, maka kemungkinan penyebab lainnya adalah trauma.
Ini dapat terjadi dikarenakan berbagai hal seperti masuknya benda asing ke dalam saluran pernapasan karena tertelan atau terluka. Kondisi ini dapat menyebabkan penyumbatan, sesak napas dan napas yang berbunyi grok grok.
Pernapasan normal bayi baru lahir adalah sebanyak 30-60 kali per menit. Ketika terlelap, angka ini bisa turun menjadi sekitar 20 kali per menit. Sesekali, bayi juga bisa bernapas lebih cepat atau bahkan jeda sekitar 10 detik.
Jika bukan merupakan indikasi penyakit serius, idealnya hal ini akan berlalu seiring dengan perkembangan sistem pernapasan mereka.
Namun, apabila orangtua ingin mengupayakan agar napas bayi tidak berbunyi, berikut adalah beberapa hal ini bisa dicoba:
Untuk bayi yang baru lahir dan belum bisa menyangga lehernya sendiri, sebisa mungkin selalu posisikan kepalanya lebih tinggi dari dada ketika sedang berbaring.
Tak hanya mengurangi napas berbunyi seperti ngorok atau grok-grok, hal ini juga bisa mencegah bayi sesak napas dan mengurangi risiko kematian mendadak atau SIDS pada bayi.
Beberapa obat tetes seperti larutan saline atau nasal spray bayi bisa menjadi cara membersihkan hidung yang aman. Tentunya, pilih yang sesuai dengan usia mereka.
Tujuan penggunaannya adalah untuk membantu mengencerkan lendir yang kental dan melegakan saluran pernapasan, sehingga tidak berbunyi grok-grok
Terkadang, napas bayi terganggu karena merasa terlalu gerah dengan pakaiannya. Untuk itu, pastikan selalu mengenakan baju yang bisa menyerap keringat dan tidak terlalu tebal. Lalu, sesuaikan pakaiannya dengan cuaca.
Cara lain untuk mengatasi napas bayi berbunyi grok-grok atau bayi sesak napas saat tidur adalah dengan menggunakan pelembap udara (humidifier).
Alat ini dapat membuat udara menjadi lebih bersih, hangat, dan lembap yang bisa membantu mengencerkan dahak serta lendir di saluran pernapasan.
Selain itu, orangtua juga perlu menjaga area tidur atau kamar si kecil tetap bersih.
Cara alami lainnya untuk mengatasi bunyi napas bayi grok-grok ini adalah dengan menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi. Vitamin D yang didapat secara alami membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan mengatasi napas bayi berbunyi.
Waktu yang tepat untuk menjemur bayi adalah di bawah jam 10 pagi dengan durasi 15-30 menit.
Baca Juga: Penyebab Hidung Bayi Tersumbat Tapi Tidak Ada Ingus
Mengutip dari Baby Centre UK, untuk membedakan napas bayi berbunyi yang mengkhawatirkan atau tidak, orangtua atau pengasuh perlu memperhatikan beberapa gejala ini:
Baca Juga
Saat kamu melihat bayi benar-benar kesulitan bernapas dan menunjukkan beberapa gejala di atas, jangan tunda untuk menghubungi dokter spesialis anak di Klinik Online Spesialis Anak yang ada di aplikasi kesehatan SehatQ Unduh gratis di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Bayi bisa bicara di usia yang berbeda-beda. Ada yang mulai dari usia 6 bulan ada juga yang lebih lama. Namun sebenarnya, ia sudah mulai belajar sejak masih di dalam kandungan.
Risiko bahaya imunisasi pada bayi yang sakit flu, batuk, atau pilek akan tergantung dari jenis dan seberapa parah penyakitnya. Simak penjelasan lengkapnya di sini.
Fight or flight adalah respons tubuh saat menghadapi bahaya yang membuat kita memilih antara melawan (fight) atau berlari (flight). Tubuh yang mendeteksi ancaman akan membuat perubahan hormon dan fisiologis sehingga kita pun berpikir cepat untuk mempertahankan diri.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved