Muntah saat puasa bisa terjadi karena riwayat gangguan pencernaan serta makanan atau minuman yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka puasa. Meski bukan kondisi yang mengkhawatirkan, Anda perlu mengetahui penyebab muntah saat puasa agar dapat melakukan langkah pencegahannya.
4.75
(4)
20 Apr 2022
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Muntah saat puasa mungkin terjadi akibat makanan atau minuman yang dikonsumsi saat sahur
Table of Content
Muntah saat puasa mungkin jadi salah satu gangguan kesehatan yang dialami oleh beberapa orang. Kondisi ini bisa terjadi karena pola makan Anda yang berubah dari biasanya.
Advertisement
Umumnya, mual hingga muntah dirasakan setelah sahur atau di tengah-tengah aktivitas puasa yang sedang dijalankan. Nah, agar terhindar dari mual dan muntah saat puasa, Anda perlu mengetahui penyebab dan tindakan pencegahannya.
Rasa mual dan ingin muntah saat puasa kadang terjadi setelah sahur atau saat tengah beraktivitas, terutama pada beberapa hari pertama puasa Ramadan dilakukan.
Hal ini bisa disebabkan oleh sistem pencernaan yang masih beradaptasi dengan pola makan yang berbeda dibandingkan hari biasa..
Umumnya, penyebab mual dan muntah saat puasa adalah riwayat gangguan pencernaan serta makanan atau minuman yang Anda konsumsi saat sahur dan buka puasa. Kondisi ini juga dapat meningkatkan risiko asam lambung naik saat puasa.
Aktivitas sehari-hari atau faktor pemicu lainnya juga dapat menyebabkan Anda merasa ingin muntah saat puasa di siang hari.
Sebenarnya, muntah dan mual saat puasa bukanlah kondisi yang perlu dikhawatirkan.
Akan tetapi, jika muntah dan mual saat puasa terjadi terus menerus dan apa yang dikeluarkan oleh tubuh cukup banyak, ini bisa jadi tanda kondisi medis tertentu, misalnya dehidrasi saat puasa.
Penyebab mual dan muntah saat puasa pada tiap orang bisa berbeda beda, namun umumnya disebabkan oleh beberapa faktor berikut, antara lain:
Salah satu penyebab muntah saat puasa adalah makan kebanyakan atau terlalu cepat saat sahur.
Ketika lambung tidak sanggup lagi menampung atau mencerna makanan yang terlalu banyak, sistem pencernaan akan memaksa makanan agar keluar dari tubuh melalui muntah.
Hal ini dapat terjadi akibat aktivitas lambung yang terlalu berat dalam mencerna makanan yang Anda makan.
Penyebab muntah saat puasa berikutnya adalah terlalu banyak makan makanan berminyak saat sahur. Makanan yang berminyak memiliki kandungan lemak yang tinggi.
Ketika Anda terlalu banyak makan makanan berminyak saat sahur, perut menjadi lebih lambat dalam mencerna atau mengosongkan makanan dari lambung Anda.
Akibatnya, tidak jarang rasa mual saat puasa muncul sehingga menyebabkan Anda muntah di tengah-tengah aktivitas menahan makan dan minum. Untuk mencegah ini, konsumsilah menu sahur sehat, yang mengandung gizi lengkap.
Makanan pedas memang terasa nikmat dan dapat meningkatkan nafsu makan.
Namun, terlalu banyak makan pedas saat sahur dan buka puasa dapat berisiko memicu beberapa masalah kesehatan, termasuk muntah.
Pada orang-orang yang memiliki riwayat gangguan pencernaan, seperti GERD, gastritis, hingga tukak lambung, sering makan makanan pedas dapat memperparah gejala penyakit tersebut. Kondisi ini dapat ditandai dengan gejala merasa mual hingga muntah di saat puasa.
Langsung tidur setelah makan sahur bisa menjadi salah satu pemicu rasa mual mendera sehingga menyebabkan Anda muntah di saat puasa.
Hal ini terutama dialami oleh para penderita GERD (Gastroesophageal reflux disease) atau ketika asam lambung meningkat.
Untuk mencegah muntah saat puasa, sebaiknya Anda mengatur pola makan saat sahur dan buka puasa.
Beberapa hal yang bisa Anda lakukan sebagai cara mencegah mual dan muntah saat puasa adalah:
Ketika makan sahur, sebaiknya Anda makan dengan porsi yang cukup dan tidak berlebihan.
Selain itu, Anda perlu mengunyah makanan secara perlahan agar lambung dapat bekerja mencerna makanan dengan baik.
Pada saat makan sahur, pastikan Anda mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang.
Upayakan untuk memenuhi asupan nutrisi harian tubuh yang berasal dari sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, daging merah, dan susu.
Sebaiknya, hindari makanan pedas, berminyak, berlemak, dan berbumbu tajam untuk mencegah risiko mual saat puasa.
Salah satu cara mencegah muntah saat puasa adalah dengan makan makanan yang hambar atau tidak terlalu kaya rasa saat sahur, seperti roti tawar atau biskuit.
Jenis makanan yang tidak kaya rasa dapat menyerap asam lambung dan menenangkan perut agar tidak terjadi mual yang menyebabkan muntah.
Jika Anda memiliki kondisi mual yang cukup kronis, sebaiknya pilih sajian makanan sahur dengan berbagai sayuran dan protein yang cukup agar tidak menyebabkan gangguan pencernaan.
Cara mencegah muntah di saat puasa lainnya adalah dengan menghindari langsung berbaring sesaat setelah makan sahur.
Hal ini bertujuan untuk memberikan waktu bagi sistem pencernaan mencerna makanan yang Anda makan.
Jika Anda membutuhkan waktu tidur setelah sahur, sebaiknya akali dengan mencuci peralatan makan sahur, berjalan-jalan di area rumah, atau duduk di tempat tidur seraya menopang bagian belakang tubuh dengan bantal selama beberapa menit.
Bagi umat muslim, Anda bisa juga menunaikan ibadah salat subuh dan bertadarus terlebih dahulu sebelum kembali tidur setelah waktu sahur berakhir.
Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan jika terlanjur muntah saat sedang menjalankan ibadah puasa.
Menurut hadis yang diriwayatkan HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan An-Nasa’i disebutkan bahwa “Siapa saja yang terpaksa muntah, maka tidak wajib baginya menqadha puasanya. Akan tetapi, barang siapa muntah dengan sengaja, maka wajib baginya menqadha puasanya”
Berdasarkan hadis tersebut, para ulama berpendapat bahwa muntah yang terjadi secara tidak sengaja, tidak akan membatalkan puasa dan dapat dilanjutkan kembali. Misalnya, saat Anda merasa mual ketika gosok gigi, mabuk perjalanan, atau karena maag hingga terdorong untuk muntah.
Bahkan, mayoritas ulama berpendapat bahwa puasa bisa dianggap batal jika seseorang yang sudah terdesak muntah tapi tidak mengeluarkannya (menahannya) dan malah menelannya kembali.
Dari sisi medis, isi perut yang sudah mencapai kerongkongan, memang sebaiknya segera dimuntahkan. Sebab, jika tidak, ada risiko muntahan menyumbat kerongkongan hingga salah masuk ke saluran pernapasan.
Di samping itu, Anda diperbolehkan untuk tidak melanjutkan puasa jika muntah yang Anda alami disebabkan oleh suatu penyakit serius atau muntah terus menerus sehingga tubuh menjadi sangat lemah.
Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan sebagai pertolongan pertama jika muntah hingga lemas memaksa Anda untuk membatalkan puasa, antara lain:
Anda perlu memeriksakan diri ke dokter apabila mual dan muntah saat puasa diiringi dengan gejala lain, seperti:
Jika Anda masih punya pertanyaan seputar mual dan muntah saat puasa, konsultasikan dengan dokter lewat aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Caranya, download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Kalap atau berlebihan makan waktu buka puasa bisa memiliki efek perut begah hingga muntah. Tidak melewatkan sahur jadi salah satu cara mencegahnya.
Ada sejumlah penyebab bayi muntah kuning, di antaranya gangguan di usus, penyumbatan usus, hingga perut kosong. Sejumlah kondisi perlu segera ditangani karena bisa berbahaya bagi bayi.
Puasa saat pandemi Covid-19 jadi lebih menantang. Untuk menjaga sistem imun tubuh tetap kuat saat puasa, Anda perlu mendapatkan tidur yang cukup, mengonsumsi makanan sehat dan seimbang saat buka dan sahur, hingga berolahraga secara rutin.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Rahmita Dewi
Dijawab oleh dr. Ester Agustina
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved