Mukormikosis adalah jenis infeksi jamur langka yang muncul akibat lemahnya sistem imunintas tubuh. Penyakit ini tidak menular, tapi tetap harus diwaspadai oleh masyarakat.
2023-03-28 04:58:58
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Infeksi jamur hitam pada kulit manusia
Table of Content
Mukormikosis adalah jenis infeksi jamur langka namun cukup serius. Penyakit ini kembali mengemuka ketika India menghadapi gelombang kedua meningkatnya kasus COVID-19 pada pertengahan tahun 2021. Bagaikan mimpi buruk, jumlah kasus yang disebut black fungus ini turut meningkat sama seperti COVID-19.
Advertisement
Setidaknya, lebih dari 9.000 kasus mukormikosis terjadi di India, menurut keterangan Menteri Federal Sadananda Gowda. Padahal, tenaga medis dan penanganan kesehatan di sana sudah kian kewalahan.
Lebih dari 26 juta kasus terkonfirmasi COVID-19 telah terjadi di India. Hampir setengahnya terjadi dalam periode bulan April-Mei 2021. Namun tentu angkanya bisa jadi jauh lebih tinggi mengingat jangkauan testing yang masih terbatas.
Ketika para ahli berpendapat bahwa jumlah kasus positif COVID-19 di gelombang kedua ini mulai menurun, ada mimpi buruk berikutnya. Muncul penyakit “black fungus” atau mukormikosis yang langsung memicu kekhawatiran warga India.
Pemerintah india melaporkan hingga akhir Mei 2021, ada 9.000 kasus mukormikosis terdeteksi. Bahkan, obat untuk mengatasinya yaitu Amphotericin B pun langka.
Padahal akibat hantaman gelombang kedua COVID-19 ini, tenaga kesehatan dan sumber daya penanganan medis nyaris tumbang. Tingginya frekuensi kasus mukormikosis bahkan mengejutkan para dokter karena meskipun tidak menular, infeksi ini cukup fatal.
Merunut akar masalah mengapa mimpi buruk infeksi black fungus ini muncul di India, ada beberapa faktor yang memicunya. Sebelumnya, India menggelar pesta pernikahan, kampanye, hingga pemilu tanpa pembatasan protokol kesehatan apa pun.
Di saat yang sama, pemerintah terlalu fokus pada pemilu, bukannya mencurahkan daya upaya untuk mengatasi COVID-19. Waktunya sungguh tidak tepat.
Beberapa faktor yang memicu munculnya mukormikosis di masa pandemi ini adalah:
Tingginya jumlah orang yang terinfeksi COVID-19 di India sangat berperan dalam meningkatnya kasus infeksi mukormikosis. Dulu sebelum ada virus SARS-CoV-2, infeksi ini telah lebih dulu ada. Tingkat kematiannya pun tinggi.
Infeksi jamur yang satu ini rentan menyerang pasien dengan sistem imun lemah serta penderita kondisi medis lain terutama diabetes. Ketika kadar gula darah tak terkendali, orang dengan masalah imun lebih berisiko terinfeksi mukormikosis.
Idealnya dengan sudah adanya vaksin COVID-19, semakin banyak orang mendapatkan vaksinasi, akan kian cepat pula terbentuk kekebalan komunitas. Sayangnya, banyak juga misinformasi terkait vaksin COVID-19.
Ada anggapan bahwa ketika mendapatkan vaksin COVID-19, seseorang justru lebih rentan terinfeksi. Belum lagi sederet efek samping lain yang seakan membenarkan misinformasi itu. Rumor menyebar dengan cepat dan sayangnya dipercaya banyak orang.
Tenaga medis juga menggunakan obat steroid sebagai upaya mengurangi kematian pasien COVID-19, terutama bagi yang saturasi oksigennya rendah. Sebab, steroid mengurangi peradangan. Namun, penggunaan obat semacam ini berdampak negatif terhadap kemampuan tubuh melawan infeksi.
Ketika pemberian obat steroid tidak sesuai dosis, kemungkinan terinfeksi penyakit lain kian besar. Belum lagi bagi penderita diabetes. Ketika kadar gula darah tidak terkendali, ditambah dengan konsumsi obat steroid, maka levelnya kian acak.
Konsekuensinya, darah akan bersifat asam dan menjadi tempat berkembang biak jamur tertentu. Tim dokter setuju bahwa penderita COVID-19 yang juga punya kondisi diabetes berada dalam situasi sangat tidak menguntungkan karena efek dari obat steroid ini.
Tanpa mukormikosis saja, sistem kesehatan di India nyaris kolaps. Ini pula yang dinilai sebagai penyebab tingginya kasus infeksi mukormikosis karena penggunaan tabung oksigen yang mungkin telah terkontaminasi pasien lain.
Apalagi, ketersediaan dan mekanisme pengiriman tabung oksigen masih sangat terbatas. Tak menutup kemungkinan tenaga medis mau tak mau harus menggunakan tabung oksigen manapun, entah dari mana asalnya. Bahkan, mungkin yang sudah kedaluwarsa sekalipun.
Tidak ada yang tahu, tabung oksigen semacam ini sudah menjadi tempat koloni berkembang biaknya jamur.
Baca juga: Cara Membedakan Jamur Mulut dan Sariawan
Lebih spesifik lagi, tingginya infeksi mukormikosis di India terjadi di kota-kota terpencil yang pasiennya bahkan belum bisa mendapat perawatan di rumah sakit. Terkadang, dokter langsung memberikan obat steroid kepada pasien tanpa mempertimbangkan urgensi dan riwayat medisnya.
Di tengah mimpi buruk adanya mukormikosis, Kementerian Kesehatan India meminta negara-negara untuk menelusuri penyebaran kondisi ini. Seluruh fasilitas medis harus melaporkan berapa kasus infeksi yang terjadi.
Bagi India, black fungus ini menjadi tantangan baru. Meski sudah pernah “berkenalan” dengan infeksi mukormikosis sebelumnya, kali ini kondisinya jauh lebih pelik.
Ada pandemi COVID-19 yang membuat sistem kesehatan India babak belur. Belum tuntas menyelesaikannya, mukormikosis hadir tanpa diundang.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar gejala mukormikosis, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Penyakit Addison terjadi ketika korteks adrenal rusak sehingga produksi hormon kortisol dan aldosteron tak mencukupi. Akibatnya, penderita penyakit Addison kerap merasa lemas hingga kulitnya menjadi lebih gelap.
Pesepakbola asal Denmark, Christian Eriksen, kolaps di lapangan setelah mengalami henti jantung ketika timnya sedang menghadapi Finlandia dalam kompetisi Euro 2020. Apa penyebabnya?
Mata berdarah adalah kondisi di mana pembuluh darah di dalam mata pecah atau mengalami kerusakan sehingga menimbulkan warna merah di sekitar area mata. Beberapa di antaranya tidak berbahaya sementara yang lain dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved