logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kesehatan Mental

Mudah Tersinggung dan Tak Berdaya Berlarut-Larut? Bisa Jadi Gejala Depresi Pascaoperasi

open-summary

Perlu waktu bagi setiap orang untuk bisa pulih sepenuhnya setelah menjalani operasi. Bahkan, bukan tidak mungkin terjadi depresi pascaoperasi karena merasa tidak nyaman dan kondisi tidak lagi sebugar dulu.


close-summary

28 Feb 2021

| Azelia Trifiana

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

Seorang yang habis melalui operasi bisa merasa tak berdaya dan mudah tersinggung

Seorang yang habis melalui operasi bisa merasa tak berdaya dan mudah tersinggung

Table of Content

  • Penyebab depresi pascaoperasi
  • Operasi apa yang rentan diikuti depresi?
  • Bagaimana gejalanya?
  • Cara penanganan depresi pascaoperasi
  • Catatan dari SehatQ

Perlu waktu bagi setiap orang untuk bisa pulih sepenuhnya setelah menjalani operasi. Bahkan, bukan tidak mungkin terjadi depresi pascaoperasi karena merasa tidak nyaman dan kondisi tidak lagi sebugar dulu.

Advertisement

Komplikasi berupa depresi bisa terjadi pada jenis operasi apapun. Kondisi ini tidak boleh disepelekan dan harus mendapatkan perhatian khusus agar penanganannya tepat sasaran.

Penyebab depresi pascaoperasi

Bagi orang yang mengalaminya, mereka tak tahu akan mengalami depresi pascaoperasi. Bahkan, dokter pun belum tentu memberikan peringatan terlebih dahulu kepada mereka sebelumnya.

Apabila dirunut, beberapa faktor risiko yang membuat seseorang rentan mengalami depresi setelah menjalani prosedur operasi adalah:

  • Mengalami depresi sebelum operasi
  • Menderita sakit kronis
  • Reaksi terhadap anestesi atau obat bius
  • Reaksi terhadap obat pereda nyari
  • Stres secara fisik dan emosi akibat operasi
  • Khawatir tentang durasi pemulihan
  • Rasa cemas berlebih tentang komplikasi yang mungkin terjadi
  • Merasa bersalah karena bergantung pada orang lain
  • Khawatir bahwa operasi mungkin belum cukup menyembuhkan

Tidak berhenti sampai di situ, penyebab lain munculnya depresi setelah operasi juga bisa karena biaya yang harus dikeluarkan. Bahkan, hal-hal seperti cara pulang dari rumah sakit dan kembali ke rumah juga bisa menjadi pemicu kekhawatiran.

Bukannya lebay atau membesar-besarkan masalah, studi yang dipublikasikan di BMC Surgery pada tahun 2016 menemukan hubungan antara depresi pascaoperasi dengan masalah sakit kronis. Terkadang, depresi ini juga menjadi prediksi akan rasa sakit yang akan dialami kemudian.

Operasi apa yang rentan diikuti depresi?

Beberapa jenis operasi yang menurut penelitian berisiko menyebabkan depresi adalah:

1. Operasi lutut

Menurut sebuah studi, sebanyak 10,3% orang yang menjalani prosedur operasi lutut bisa mengalami depresi. Prosedur ini biasanya dilewati oleh penderita osteoarthritis yang perlu menjalani operasi di lututnya.

Terlepas dari tingkat keberhasilan operasi osteoarthritis yang relatif tinggi, sebagian besar pasien masih merasakan nyeri hingga jangka panjang. Ini bisa juga berkaitan dengan fakta bahwa osteoarthritis termasuk salah satu dari 10 penyebab kelumpuhan di dunia.

2. Operasi jantung

Begitu umumnya depresi yang terjadi setelah operasi jantung, hingga ada istilah medisnya tersendiri yaitu cardiac depression. Menurut American Heart Association, 25% orang yang menjalani operasi jantung rentan mengalami depresi.

Pemicu depresi ini karena pasien merasa banyak sekali hal yang berjalan di luar kendali. Contohnya bagaimana menuntaskan pekerjaan, siapa yang akan memantau minum obat, hingga hal-hal seperti bagaimana menuntaskan pekerjaan rumah tangga.

Depresi adalah hal terakhir yang diharapkan terjadi setelah menjalani operasi. Alasannya karena pikiran positif serta optimistis sangat berperan untuk mempercepat proses pemulihan.

Baca Juga

  • Ketika Situasi Memicu Stres, Bagaimana Cara Beradaptasi yang Jitu?
  • 10 Cara Menjadi Orang Sabar dan Ikhlas
  • Lakukan Persiapan Sebelum Menjalani Operasi Gigi Bungsu

Bagaimana gejalanya?

Wajar apabila pasien yang baru menjalani operasi tidak bisa langsung beraktivitas normal seperti sedia kala. Perlu waktu untuk pemulihan. Hanya saja, apabila terjadi depresi akan muncul beberapa gejala seperti:

  • Lebih banyak tidur
  • Mudah tersinggung
  • Tidak tertarik beraktivitas
  • Tubuh terasa lesu
  • Cemas berlebih
  • Stres
  • Merasa tidak berdaya
  • Hilang nafsu makan

Selain bersumber dari pikiran, munculnya gejala di atas juga bisa terjadi karena pengaruh obat yang dikonsumsi. Umumnya, munculnya gejala langsung setelah operasi lebih berhubungan dengan obat yang dikonsumsi.

Ciri utama yang membedakan pengaruh obat dengan munculnya depresi adalah merasa tidak berdaya dan lebih mudah tersinggung.

Kecurigaan akan terjadinya depresi pascaoperasi juga beralasan apabila orang itu tidak lagi merasa antusias menjalankan aktivitas yang dulu sangat disukainya.

Cara penanganan depresi pascaoperasi

Apabila gejala-gejala depresi berlangsung selama lebih dari 2 minggu, konsultasikan dengan ahlinya. Beberapa strategi yang bisa dilakukan adalah:

  • Bicarakan dengan dokter

Jangan tunda berkonsultasi dengan dokter ketika merasakan gejala-gejala depresi. Dokter bisa meresepkan obat yang tidak akan berinteraksi dengan penanganan pascaoperasi. Selain itu, bisa juga berdiskusi dengan pakar kesehatan mental.

  • Hirup udara bebas

Coba berkunjung ke tempat dengan pemandangan menenangkan dan udara bebas untuk meredakan beberapa gejala depresi pascaoperasi. Terkadang, operasi akan berpengaruh terhadap mobilitas pasien sehingga bisa meminta bantuan orang terdekat atau suster. Tapi saat di luar rumah, pastikan selalu memperhatikan protokol kesehatan pandemi.

  • Fokus pada hal positif

Untuk mengimbangi berbagai pikiran negatif setelah operasi seperti peluang kesembuhan hingga rasa bersalah bergantung pada orang lain, coba berpikir dengan positif. Buat target yang realistis dan tidak perlu berlebihan.

Setiap kali ada perbaikan kondisi fisik, rayakan dan apresiasi diri sendiri. Fokuslah pada proses penyembuhan jangka panjang, bukan pada frustrasi karena tidak bisa selincah dulu lagi.

  • Bergerak

Apabila dokter memberi lampu hijau, banyak-banyaklah bergerak atau berolahraga ringan. Sesuaikan kondisi fisik dengan jenis olahraga yang bisa dilakukan. Selain mempercepat proses pemulihan, berolahraga juga bisa menjadi cara meningkatkan hormon endorfin yang meredakan stres.

Catatan dari SehatQ

Apabila Anda mendampingi atau memiliki orang terdekat yang baru menjalani operasi, tetaplah bersikap positif. Namun, bukan berarti tidak memberi celah sedikit pun untuk rasa sedih mereka. Tetap validasi setiap emosi yang muncul agar bisa tersalurkan.

Beri apresiasi pada setiap pemulihan, sekecil apapun itu. Bagi orang yang baru menjalani operasi, setiap tahapan adalah hal yang signifikan dan luar biasa. Memiliki orang yang bisa diajak bercerita sekaligus dipercaya juga merupakan hal krusial.

Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar gejala depresi pascaoperasi dan bagaimana membedakannya dengan pengaruh obat, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

Advertisement

operasigangguan mentalstres

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved