Cara mendisplinkan anak balita yang baik adalah dengan menerapkan strategi-strategi yang tepat, seperti konsisten dalam bertindak dan berbicara, menghindari situasi yang tidak nyaman, memahami perasaan anak balita, melakukan distraksi, menerapkan timeout pada anak balita, dan tetap tenang
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
9 Mei 2019
Mendisplinkan anak balita tidak harus diakhiri dengan tangisan jika dilakukan dengan tepat
Table of Content
Berurusan dengan buah hati yang masih balita memang merepotkan dan kadang membuat orangtua kewalahan. Tidak hanya pintar bernegosiasi, balita akan membuat orangtua bersiap untuk menahan malu, misalnya ketika mereka berguling-guling di lantai saat tantrum.
Advertisement
Jika mereka melakukan hal yang merepotkan seperti di atas, bagaimana cara mendisiplinkan anak balita tanpa tangisan atau kekerasan? Berikut adalah beberapa strategi yang bisa membuat hidup Anda lebih mudah.
Konsistensi merupakan cara mendisiplinkan anak balita yang penting. Cobalah untuk tetap memenuhi jadwal yang sama setiap hari. Ini berarti balita Anda memiliki waktu tidur siang, waktu makan, dan tidur malam yang sama.
Bila ada acara tertentu, beritahu mereka jika ada perubahan waktu beraktivitas. Selain itu, jika Anda mengatakan "tidak boleh memukul" pada anak ketika ia pertama kali memukul temannya, maka Anda harus konsisten mengatakan hal ini di waktu-waktu yang lain.
Saat anak mencapai usia balita, Anda mungkin sudah mengetahui apa yang memicu reaksi mereka. Beberapa hal yang paling umum adalah rasa lapar, mengantuk, dan perubahan tempat. Hindari potensi-potensi skenario buruk ini dengan melakukan sedikit perencanaan lebih awal.
Cobalah untuk memastikan anak Anda ada di rumah ketika waktu tidur siang, tidur malam, dan waktu makan. Jika Anda harus pergi bersama mereka, selalu bawa makanan dalam tas seandainya tiba-tiba balita Anda lapar. Pastikan kegiatan bepergian berlangsung dalam waktu singkat.
Terakhir, buat rencana sebelumnya untuk menghindari terburu-buru (terutama jika Anda harus membawa anak ke PAUD dan Anda harus berangkat kerja di pagi hari).
Saat balita menolak perintah Anda, cobalah berempati dan memahami perasannya. Sebagai contoh, "Ibu tahu, adik tidak suka ditinggal di sekolah. Tapi, itulah yang harus kita lakukan. Ibu akan datang lagi nanti jam pulang sekolah ya".
Cara ini berguna untuk mengajarkan anak mengatasi stres dan mematuhi peraturan. Anda bisa memberikan pilihan, seperti apakah ia mau dibawakan mainan atau makanan favoritnya sepulang sekolah nanti. Hal ini membuat anak merasa seakan-akan tetap berkuasa atas pilihannya.
Menurut Rex Forehand, Heinz, dan Rowena Ansbacher, psikolog dari Universitas Vermont, orangtua harus menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mendukung perilaku baik balita.
Jika mereka melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan, jangan menghukum mereka. Alihkan mereka dengan kegiatan lainnya dan ajak mereka untuk pindah ke ruangan lain.
Timeout adalah salah satu dasar dari displin anak, namun bukan pendekatan terbaik bagi balita. Efek negatif dari timeout dapat mengajarkan anak bahwa mereka nakal, ketimbang mengajarkan perilaku baik.
Jika Anda ingin memberikan timeout pada anak balita, batasi hanya menjadi satu atau dua menit saja. Ketimbang menyebutnya sebagai timeout, yang mungkin akan membingungkan bagi anak usia di bawah lima tahun, sebut saja cara mendisplinkan anak ini sebagai hal yang lebih positif.
Claire Lerner, spesialis perkembangan anak dan direktur sumber daya parenting Zero to Three, menyebutnya sebagai "pojok nyaman," sebuah tempat yang bebas dari distraksi dan pemicu di mana anak dapat diam selama beberapa menit sampai ia mampu mengendalikan dirinya.
Koreksi perilaku buruk, tapi juga sisihkan waktu Anda untuk memuji perilaku baik mereka. Seorang ahli mengatakan, jika Anda tidak memberi tahu anak ketika mereka melakukan hal yang benar, kadang mereka akan sengaja melakukan hal yang salah untuk mendapatkan perhatian.
Sebaiknya, ketika Anda mengatakan kepada anak balita bahwa mereka melakukan sesuatu yang baik, ada kemungkinan besar anak Anda akan ingin melakukannya lagi.
Sangat mudah untuk marah ketika anak membuat ulah. Akan tetapi, Anda sebaiknya tetap tenang dan mengendalikan diri. Melampiaskan amarah hanya membuat situasi semakin buruk.
Jika anak berteriak, Anda bisa berkata, "Ibu tahu, iya ibu mengerti". Kemudian, tetap tenang untuk memeluknya. Jangan menunjukkan emosi apa pun.
Terkadang strategi terbaik saat anak tantrum adalah mengabaikannya atau mengalihkan perhatiannya pada hal lain.
Advertisement
Ditulis oleh Aby Rachman
Referensi
Artikel Terkait
Akibat anak sering dipukul dan dimarahi dapat menimbulkan berbagai masalah pada fisik maupun mentalnya. Kondisi ini bisa menyebabkan ia mengalami luka atau cedera, meniru tindakan kekerasan, hingga kematian.
8 Mei 2019
Manfaat ikut lomba dengan persaingan sehat antara lain membuat anak dapat belajar tentang dirinya dan orangtua dapat mengidentifikasi serta membimbing kepribadian anak.
7 Jun 2022
Sekolah inklusi adalah sekolah yang memberi ruang pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus agar mendapatkan kesempatan yang sama seperti anak sekolah pada umumnya.
21 Jan 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved