MSG bermanfaat untuk menambah rasa umami pada masakan. Akan tetapi, Anda perlu berhati-hati. Konsumsi micin berlebihan mungkin bisa berdampak negatif pada kesehatan.
15 Des 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Ketahui mitos dan fakta mengenai MSG
Table of Content
MSG adalah penyedap rasa yang biasa ditambahkan ke makanan seperti tumis sayuran, sup, dan olahan daging sejak ratusan tahun lalu, terutama di Asia. Orang Indonesia lebih sering menyebutnya sebagai micin (mecin) atau vetsin.
Advertisement
Menambahkan mecin memang bikin masakan jadi gurih dan menggoyang lidah. Namun, Anda juga perlu berhati-hati dengan kemungkinan bahaya dan efek samping konsumsi MSG secara berlebihan.
MSG adalah kepanjangan dari monosodium glutamate. MSG adalah zat aditif makanan yang berguna sebagai penambah rasa gurih.
Micin terbuat dari garam natrium dan asam glutamat. salah satu jenis asam amino yang menyusun protein dalam tubuh.
Namun sebagai komposisi dalam micin, asam glutamat berfungsi mirip dengan glutamat untuk menghadirkan rasa asin gurih yang kerap disebut umami.
Dalam bentuk aslinya, glutamat adalah zat yang dapat kita jumpai secara alami di sejumlah makanan, seperti rumput laut, tomat, dan keju.
Micin pertama kali dibuat oleh seorang profesor asal Jepang bernama Kikunae Ikeda pada tahun 1908 dengan mengekstrak dan mengkristalkan glutamat dari kaldu rumput laut sehingga jadi butiran MSG.
Kini MSG sudah dapat dihasilkan dari fermentasi pati, bit gula, tebu, atau tetes tebu.
Baca Juga
Monosodium glutamat (MSG) berfungsi sebagai zat tambahan untuk penyedap rasa masakan.
Selain itu, konsumsi vetsin dalam jumlah sewajarnya kemungkinan juga berguna untuk:
Mengutip Mayo Clinic, Food and Drug Administration (FDA) selaku Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat telah memastikan MSG sebagai bahan makanan yang umumnya aman. MSG pun telah dipastikan aman untuk dikonsumsi anak-anak.
Begitu pula dengan BPOM dan Kemenkes RI. Berdasarkan peraturan BPOM No. 23 Tahun 2013 dan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 33 Tahun 2012, MSG aman digunakan sebagai bahan tambahan makanan.
Akan tetapi, kita memang disarankan untuk membatasi takarannya..
Alasannya adalah karena bagi beberapa orang, penggunaan MSG (monosodium glutamate) dapat menyebabkan sejumlah gejala yang mengganggu.
Dulu, serangkaian reaksi negatif setelah mengonsumsi makanan yang mengandung micin disebut Chinese Restaurant Syndrome.
Istilah ini semula berasal dari fenomena munculnya kebas di belakang leher, pusing, dan mual setelah mengonsumsi chinese food yang dulu dianggap menggunakan banyak monosodium glutamat.
Namun, keluhan akibat hipersensitivitas terhadap vetsin sekarang sudah mengacu pada istilah gejala kompleks MSG. Beberapa gejala jangka pendek yang mungkin muncul setelah makan makanan mengandung mecin di antaranya adalah:
Umumnya seseorang bisa mengalami sensitivitas ketika menambahkan lebih dari 3 gram micin ke dalam makanan. Anda tidak perlu khawatir berlebihan karena gejala yang muncul biasanya ringan dan tidak perlu pengobatan khusus.
Meski begitu, hingga kini para peneliti belum menemukan bukti pasti mengenai hubungan antara efek MSG dengan reaksi-reaksi tersebut.
Apabila Anda mengalami gejala-gejala tidak biasa setelah makan mecin, sebaiknya segera berhenti mengonsumsinya.
Baca Juga
MSG adalah turunan dari asam glutamat. Asam glutamat merupakan asam amino yang diproduksi sendiri oleh tubuh untuk keperluan metabolisme tubuh.
Maka dari itu, proses metabolisme glutamat dari mecin tidak berbeda jauh dengan asam amino glutamat. Tubuh kita telah mengenali glutamat sebagai komponen yang aman sehingga tidak akan dikenal sebagai zat asing.
Namun meski secara umum aman, kita tetap tidak disarankan mengonsumsi MSG secara berlebihan.
Penggunaan mecin secara berlebihan dalam jangka panjang diklaim dapat memicu sejumlah masalah kesehatan seperti:
Monosodium glutamat telah lama dituding sebagai senyawa yang dapat menyebabkan obesitas. Teori ini berangkat dari sejumlah hasil penelitian yang mengaitkan efek MSG untuk meningkatkan nafsu makan sehingga memicu kenaikan berat badan.
Salah satunya klaim dari penelitian dalam World Journal of Pharmaceutical Sciences tahun 2017.
Namun, penelitian dalam jurnal Amino Acid yang sudah lebih dulu terbit memastikan MSG tidak berdampak pada penambahan berat badan. Penelitian ini dilakukan pada hewan dan manusia.
Maka dari itu, klaim bahaya MSG dapat menyebabkan obesitas belum benar-benar dapat dibuktikan. Masih perlu penelitian lanjutan mengenai ada tidaknya hubungan langsung antara MSG dan kenaikan berat badan pada manusia.
Sejumlah penelitian juga menemukan bahwa MSG dapat menyebabkan kematian sel saraf pada area otak hipotalamus tikus yang sedang berkembang.
Akan tetapi, lagi-lagi masih perlu penelitian lebih lanjut terhadap manusia untuk mendukung klaim ini. Apalagi, tidak tepat rasanya membandingkan efek dari suntikan micin dalam dosis besar ke tikus dengan penambahan micin sebagai bumbu pada makanan manusia.
Jadi, belum ada bukti kuat yang menunjukkan bahaya MSG dapat menyebabkan kerusakan otak pada manusia.
Sebelumnya dijelaskan bahwa penggunaan vetsin atau micin dapat membantu mengurangi konsumsi garam. Konsumsi garam secara berlebihan adalah salah satu penyebab munculnya penyakit hipertensi.
Dari situlah muncul anggapan bahwa vetsin bisa digunakan sebagai pengganti garam untuk menurunkan risiko tekanan darah tinggi.
Akan tetapi apabila makanan yang bermecin itu juga diolah dengan minyak dan lemak berlebihan, serta dikonsumsi dalam jumlah banyak secara terus menerus, risiko terjadinya tekanan darah tinggi mungkin akan tetap ada.
Dalam penelitian tahun 1987 dilaporkan sekitar 32 orang mengalami serangan asma setelah mengonsumsi MSG dalam dosis tinggi.
Berangkat dari hasil penelitian itulah sampai sekarang masih banyak orang yang menganggap mecin dapat menyebabkan asma. Salah satu gejala reaksi sensitivitas terhadap MSG diketahui memang dapat memunculkan sensasi sesak napas.
Namun, klaim tersebutdibantah oleh studi dalam jurnal PLoS One tahun 2012. Tim peneliti memastikan tidak ada hubungan antara mengonsumsi penyedap rasa micin dengan kumatnya asma. Kemunculan gejala asma pada partisipan diketahui dipengaruhi oleh faktor gaya hidup lainnya, seperti merokok dan obesitas.
Dari berbagai kontroversi penyebab penyakit kanker, ada pula yang mengatakan bahwa MSG menjadi salah satu faktor risikonya.
Ada sejumlah bukti penelitian yang mengaitkan makanan tinggi garam dapat meningkatkan risiko kanker. Akan tetapi, hingga kini belum ada bukti pasti yang membuktikan micin berhubungan dengan penyakit kanker.
Baca Juga
Asam glutamat dalam bentuk aslinya adalah asam amino esensial yang diproduksi sendiri oleh tubuh.
Salah satu fungsinya adalah untuk bantu merangsang pembentukan dan pelepasan senyawa kimia bernama gamma-aminobutyric acid (GABA).
GABA banyak terdapat di sistem saraf otak dan berperan penting untuk memunculkan rasa tenang dan rileks. Dari sinilah muncul anggapan konsumsi micin bisa bikin bodoh dan lemot alias lambat berpikir.
Lalu, ada pula penelitian yang mengklaim bahwa MSG dapat meracuni otak dengan memicu kematian sel saraf.
Akan tetapi, MSG dipastikan tidak mengubah cara kerja otak dan tidak memengaruhi fungsi kognitif otak untuk berpikir. Belum ada bukti kuat bahwa MSG bisa mengubah struktur serta komposisi senyawa kimia dalam otak
Maka, anggapan micin bisa bikin bodoh dan lemot adalah salah.
Penggunaan MSG yang terbaik adalah untuk masakan seperti daging, ikan, makanan laut, saus, dan juga sup. Agar rasa umami keluar, Anda bisa menambahkan penyedap rasa ini sebelum atau bersamaan dengan bumbu lainnya.
Untuk menghindari efek atau gejala tertentu, FDA telah merekomendasikan takaran penggunaan MSG yang aman untuk satu kali konsumsi, yaitu sekitar 0,5 gram.
Sementara lewat peraturan Kepala BPOM RI No. 23 Tahun 2013, BPOM menetapkan batas maksimum penggunaan bahan tambahan penguat rasa seperti MSG rata-rata 4-6 gram per hari.
Ingatlah bahwa cukup menambahkan MSG sekitar setengah sendok teh saja. Hal ini sejalan dengan rekomendasi FDA di atas, mengingat mungkin ada bahan makanan lainnya yang mengandung glutamat secara alami seperti:
Jika ingin lebih aman, coba gunakan penyedap pengganti garam dan MSG setiap kali memasak.
Untuk mengetahui lebih banyak mengenai bahaya dan manfaat MSG, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Manfaat sarapan pagi sangat banyak, mulai dari memperoleh energi hingga menjaga kesehatan tubuh.
Obesitas atau berat badan berlebih dapat mengundang beragam penyakit. Untungnya, terdapat banyak cara mencegah obesitas yang bisa dicoba, seperti berolahraga hingga meredakan stres.
Cara mengatasi serangan jantung saat sendirian yang paling penting adalah mengupayakan untuk segera memanggil ambulans atau mengonsumsi aspirin. Cara seperti minum air bubuk cabai, menekan dada berulang, ataupun batuk CPR tidak disarankan untuk dilakukan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved