MPASI dini biasanya direkomendasikan untuk bayi yang belum mencapai berat badan ideal. Namun, MPASI yang diberikan sebelum bayi berusia 6 bulan bisa memicu risiko obesitas hingga diare.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
23 Okt 2022
MPASI dini berisiko membuat saluran cerna bayi terganggu
Table of Content
MPASI dini adalah pemberian makanan pendamping sebelum usia 6 bulan. Sejatinya, bayi siap mendapatkan makanan pendamping ASI saat berusia 4-6 bulan.
Advertisement
Meski demikian, biasanya bayi baru disarankan untuk mengonsumsi makanan padat sebelum usia 6 bulan apabila memiliki gangguan kesehatan tertentu, seperti kekurangan berat badan.
MPASI dini sempat menjadi tren di kalangan para orang tua. Banyak klaim yang beredar, pemberian makanan padat sebelum enam bulan baik untuk perkembangan bayi. Benarkah demikian?
MPASI dini adalah pemberian makanan pendamping selain ASI pada bayi sebelum usia 6 bulan.Padahal umumnya, MPASI diberikan saat anak berusia 6 bulan. WHO pun merekomendasikan pemberian MPASI sebagai makanan pertama bayi ketika bayi berusia 6 bulan.
Pertimbangan batas usia ini bukan tanpa alasan. Di usia tersebut, bayi sudah membutuhkan membutuhkan tambahan makanan untuk memenuhi kebutuhan energi dan nutrisinya.
Selain itu,bayi yang berusia di bawah 6 bulan, sistem pencernaannya masih belum berkembang dengan optimal sehingga hanya bisa mencerna ASI maupun susu formula. Adakah manfaat MPASI Dini?
Meski waktu terbaik memberikan MPASI pada bayi adalah saat berusia 6 bulan, The American Academy of Pediatrics (AAP) menyatakan bahwa pemberian makanan MPASI bisa dilakukan setidaknya saat bayi memasuki usia 4 bulan.
Usia 4-6 bulan adalah momen ketika bayi belajar untuk tidak mendorong makanan keluar dengan lidah mereka. Di usia tersebut, bayi juga sudah mulai memahami koordinasi untuk memindahkan makanan dari bagian depan ke belakang mulut hingga siap ditelan.
Pemberian MPASI di bawah usia 4 bulan tidak dianjurkan karena bisa menimbulkan efek jangka panjang maupun jangka pendek, seperti obesitas pada bayi atau anak di kemudian hari.
Pada bayi yang mulai MPASI sedikit lebih awal, berikut beberapa manfaat yang bisa didapatkan:
Perlu diingat bahwa apabila Anda ingin memberikan MPASI lebih dini pada anak, konsultasikan dahulu hal ini pada dokter.
Dokter akan membantu melihat kesiapan si Kecil untuk mulai mengonsumsi makanan padat dan memastikan bahwa langkah ini tidak berbahaya bagi kesehatan buah hati.
Baca juga: Menu Tunggal MPASI, Apakah Boleh Diberikan pada Anak?
Jika tidak dalam kondisi darurat dan tidak mendapatkan rekomendasi dokter, mulai memberikan MPASI saat bayi masih berusia 3 bulan atau kurang tidak disarankan karena bisa mengganggu kesehatan dan mengganggu fase oral bayi yang penting untuk tumbuh kembangnya.
Banyak contoh kasus pemberian MPASI dini yang menyebabkan gangguan lambung, usus, hingga kematian pada bayi akibat sistem pencernaan yang belum siap menerima makanan padat.
Beberapa efek MPASI dini yang perlu orang tua pahami dan diskusikan dengan dokter antara lain:
Salah satu bahaya MPASI sebelum 6 bulan adalah kemungkinan bayi tersedak. Ini terjadi ketika makanan justru masuk ke saluran pernapasan.
Terlebih, bayi di usia tersebut masih berada dalam tahap mengenali proses memasukkan makanan dan menelannya.
Lendir dalam usus bayi berusia di bawah 6 bulan belum berfungsi optimal. Oleh karena itu, bahaya MPASI dini yang perlu diwaspadai adalah terlukanya usus bayi akibat makanan yang mereka terima.
Efek MPASI dini jangka panjang salah satunya adalah penambahan berat badan yang lebih cepat selama masa bayi dan meningkatnya risiko obesitas pada anak. Hal ini pun dikemukakan pada riset yang diterbitkan BMC Public Health.
Makanan padat juga bisa saja mengandung kalori terlalu banyak jika dibandingkan dengan kebutuhannya sehingga berat badan bayi melebihi angka ideal. Kenaikan berat badan ini bisa terjadi saat usia bayi dan berlanjut hingga memasuki usia kanak-kanak.
Ketika bayi hanya mengonsumsi ASI eksklusif, maka ada kekebalan pasif yang melindungi tubuh mereka dari serangan penyakit.
Namun, jika MPASI diberikan lebih awal, akan ada kemungkinan kontaminasi kuman dari makanan yang dikonsumsi. Ini menyebabkan risiko alergi mungkin saja terjadi.
Saluran cerna bayi yang masih berusia di bawah 6 bulan belum siap mengolah makanan padat, sehingga bisa menimbulkan bahaya jika mengonsumsi MPASI dini.
Jika dipaksakan, pemberian MPASI dini bisa menyebabkan bayi mengalami diare, perut kembung, hingga susah BAB. Gangguan pencernaan pada bayi bisa terjadi karena ketidaksiapan saluran cerna menerima makanan padat.
Alergi pada bayi pun bisa terjadi akibat lendir pada usus yang belum berkembang dengan optimal. Hal ini membuat antigen terserap ke dalam darah dan memicu tubuh memunculkan reaksi alergi.
Lebih lanjut, Maternal and Child Health Journal menyatakan bahwa efek jangka panjang pemberian MPASI dini meliputi:
Baca Juga
MPASI dini sebenarnya kerap kali memunculkan kontroversi. Di satu sisi, pemberian makanan pendamping lebih awal meningkatkan risiko gangguan kesehatan pada bayi. Di sisi lain, justru membawa beragam manfaat bagi bayi dengan kondisi tertentu.
Meski begitu, para ahli sepakat bahwa pemberian MPASI pada bayi setidaknya dimulai di usia 4-6 bulan. Hal terpenting adalah rutin berkonsultasi dengan dokter anak terkait kondisi kesehatan si Kecil dan kesiapan bayi menerima makanan pendamping selain ASI atau susu.
Jikapun makanan padat diberikan lebih awal, pastikan syarat MPASI dini telah terpenuhi dan berdasarkan saran atau rekomendasi dari dokter.
Advertisement
Ditulis oleh Yanita Nur Indah Sari
Referensi
Artikel Terkait
Makanan tinggi serat untuk bayi sangatlah beragam, mulai dari buah hingga sayuran. Manfaat serat untuk Si Kecil juga bermacam-macam, seperti meningkatkan sistem imun tubuh hingga menyehatkan pencernaan.
22 Des 2020
Ketika masa MPASI, sebagian orang tua merasa bingung untuk memberi biskuit bayi karena takut si Kecil tak dapat mencernanya dengan baik. Namun, bolehkah memberi biskuit pada bayi?
2 Mei 2023
Keju untuk bayi boleh diberikan dalam sejak usia 9 bulan. Keju yang dapat dipilih sebagai MPASI adalah yang bertekstur lembut dan dapat dicerna oleh bayi serta kandungan gizinya yang baik untuk tumbuh kembang bayi.
8 Nov 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved